Si Kecil yang sehat dan ceria merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Moms dan Dads tentunya. Berinteraksi secara intens dan hangat antara Si Kecil dengan Moms dan Dads dapat menciptakan ikatan emosi yang kuat yang baik untuk perkembangannya nanti. Apalagi pada masa tumbuh kembang bayi di usia batita. Pada level batita, ikatan emosi memegang peranan penting dalam komunikasi, karena pada level usia tersebut Si Kecil belum dapat berkomunikasi secara verbal dengan baik. Ikatan emosi yang kuat mampu menghadirkan pengertian Moms dan Dads dengan apa yang diinginkan oleh Si Kecil tanpa harus berkomunikasi secara lisan.
Interaksi dengan si Kecil
Interaksi yang intens dengan Si Kecil seperti bermain, mendongeng, memandikan hingga menggendong mampu meningkatkan kedekatan emosional atau keterikatan batin. Pelukan yang hangat dan tatapan mata atau bahasa tubuh lainnya dapat digunakan untuk media komunikasi non-verbal dengan Si Kecil. Bahkan Moms dapat memiliki momen yang lebih berkualitas saat menyusui bayi. Komunikasi jenis ini penting untuk membangun kedekatan antara Si Kecil dengan Moms dan Dads. Kedekatan Moms dan Dads dengan Si Kecil merupakan hal penting karena semakin dekat dengan Si Kecil, semakin mudah untuk memahami apa yang diinginkan dan dirasakannya.
Pada tingkat emosional yang sudah terikat dengan kuat, Moms dan Dads mampu membedakan tangisan lapar atau tangisan karena tidak nyaman akibat pipis atau pup, atau bahkan tangisan karena ada yang dirasa tidak wajar pada tubuhnya. Dengan memahami penyebab Si Kecil menangis, Moms dan Dads dapat memberikan solusi terbaik dan membuat Si Kecil tersayang nyaman kembali. Tangisan Si Kecil yang tidak langsung ditangani atau diberikan solusi dikhawatirkan akan membuat Si Kecil stress dan membuat Si Kecil merasa tidak dilindungi. Stress pada usia dini tentunya sangat dihindari ya Moms dan Dads, karena stress berkepanjangan mampu berakibat fatal pada tumbuh kembangnya, terutama perkembangan mentalnya. Jadi, Moms dan Dads diharapkan untuk dapat siaga dan sigap untuk menenangkannya.
Menggendong bayi
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menenangkan Si Kecil adalah dengan menggendongnya. Menggendong bayi memberikan sensasi rasa tenang dan nyaman. Kehangatan dari ibu menggendong bayi mampu meredam tangisan dan menenangkan detak jantung. Kehangatan gendongan memberikan sensasi rasa nyaman seperti dalam kandungan. Walau ada istilah bau tangan, Moms dan Dads jangan khawatir untuk menenangkan bayi dengan cara digendong. Bayi di usia awal kelahirannya masih beradaptasi dengan dunia luar yang terasa asing, wajar jika selalu ingin digendong. Jadi, Moms dan Dads jangan khawatir bayinya disebut “bau tangan” ya.
Selain menumbuhkan ikatan batin yang kuat, menggendong bayi pun bermanfaat bagi perkembangan fisik Si Kecil. Seperti menstimulasi pertumbuhan bayi menjadi lebih baik, kemudian meningkatkan perkembangan otot pada Si Kecil, dan yang terakhir, menggendong bayi juga bisa jadi olahraga bagi Moms untuk melatih otot tangan. Meskipun menggendong bayi menyehatkan dan membuat stimulasi baik secara fisik maupun secara psikologis, Moms dan Dads harus tetap berhati-hati dan memperhatikan beberapa hal ketika akan menggendong Si Kecil. Salah-salah, nanti Si Kecil malah cedera dan tidak nyaman ketika digendong.
Usia Si Kecil merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Usia Si Kecil mempengaruhi posisi gendong bayi, karena posisi menggendong ini dipengaruhi oleh otot-otot tubuh bayi. Berbagai variasi menggendong dapat dilakukan sesuai dengan usia Si Kecil, yuk, simak cara menggendong bayi berdasarkan usia Si Kecil.
-
Usia 0 – 2 bulan
Bagi bayi yang baru lahir, otot lehernya masih belum kuat sehingga Moms & Dads harus memastikan bahwa kepala, leher dan pundak tertopang dengan baik dengan cara membungkukkan badan Si Kecil lalu menyelipkan satu tangan di antara kepala dan lehernya. Jangan lupa untuk menopang punggung dan bokong Si Kecil juga ya. -
Usia 3 – 4 bulan
Biasanya otot di sekitar leher Si Kecil akan lebih kuat di sekitaran usia 3 – 4 bulan ke atas, atau jika bayi sudah bisa menegakkan lehernya ketika tengkurap. Moms bisa menggendong dengan menghadapkan Si Kecil ke depan dengan posisi duduk, namun tetap support kepala Si Kecil dengan tangan ya Moms. -
Usia 5 – 6 bulan
Umumnya para Dads baru akan berani menggendong bayi ketika usianya sudah lebih dari 5 bulan, dan memang usia bayi di atas 5 bulan sudah mampu menopang kepalanya sendiri sehingga Si Kecil sudah dapat digendong menggunakan baby carrier yang umumnya terlihat lebih praktis bagi para Dads. Selain itu, pada usia ini bayi sudah aman digendong menyamping dengan melingkarkan kakinya di pinggang Moms atau Dads. Namun untuk posisi ini, jangan lupa untuk tetap menyangga punggung dan menjaga posisi kepala Si Kecil ya, Moms & Dads. -
Usia 7 bulan ke atas
Selain posisi menyamping di atas, variasi menggendong bayi favorit lainnya adalah menggendong hadap depan atau posisi bayi berdiri. Variasi gendong ini dapat dilakukan oleh Moms & Dads dengan menahan bagian bokong Si Kecil, sedangkan tangan lainnya diletakkan pada bagian dadanya. Variasi menggendong hadap depan ini paling pas digunakan untuk foto bersama bareng Si Kecil loh, Moms & Dads. Namun poin minus dari posisi menggendong seperti ini adalah tangan dan lengan akan cepat lelah karena berat bayi semuanya tertumpu pada lengan dan tangan Moms atau Dads.
Menggendong bayi tidak hanya bermanfaat untuk menumbuhkan ikatan antara anak dan orangtua. Namun cara ini pun dapat digunakan untuk memberikan stimulus bagi bayi agar otot-ototnya berkembang secara maksimal. Bagi Moms dan Dads yang baru memiliki bayi, kunci utama dalam menggendong Si Kecil adalah percaya diri dan rasa nyaman ketika menggendong. Pilih variasi atau cara gendong yang nyaman bagi Moms dan Dads, jangan lupa juga untuk menyesuaikan cara menggendong bayi dengan usia Si Kecil. Harus selalu diperhatikan, untuk bayi baru lahir atau di bawah 4 bulan, daerah sekitar leher wajib disangga. Jangan sampai lengah dan lupa ya, Moms dan Dads!
Selain nyaman bagi Si Kecil, cara menggendong bayi yang benar dapat mencegah bayi dari resiko keseleo atau sakit badan karena digendong. Bagi Moms dan Dads yang memiliki bayi montok, akan lebih baik untuk menggendongnya dengan menggunakan gendongan untuk mengantisipasi agar tidak cepat lelah. Jika menggunakan gendongan manual, pastikan simpul yang digunakan simpul hidup yang mudah dibuka namun kuat. Walaupun kuat, Moms dan Dads harus tetap memberikan topangan ya, untuk menghindari perubahan posisi atau bahkan terjatuh. Jenis simpul hidup ini pun bermanfaat ketika bayi tidur di dalam gendongan, dengan simpul yang mudah dibuka, Moms dan Dads tidak akan mengalami kesulitan mengembalikan Si Kecil tidur ke kasur. Ingat ya Moms dan Dads, kembalikan Si Kecil tidur pada posisi terlentang dengan perlahan, supaya ia dapat tetap tidur tanpa gangguan.
Nah, jika Si Kecil tetap rewel walaupun sudah digendong dengan beragam variasi, mungkin itu saatnya Moms dan Dads untuk mengecek popok Si Kecil. Kondisi lembap dan basah sering kalimenjadi sumber kerewelan seorang anak yang masih menggunakan popok. Pastikan popok Si Kecil selalu dalam kondisi kering dengan memberikannya popok terbaik yang dapat menyerap cairan dengan banyak dan cepat dan berbahan lembut seperti Merries.. Selain itu karet popok Merries pun lembut dan elastis sehingga tidak meninggalkan bekas merah di kulit Si Kecil. Karet elastis popok Merries membuat Si Kecil tetap nyaman beraktivitas namun tetap kuat mencegah popok bocor dari samping. Khusus Si Kecil yang baru lahir, Moms bisa memilih Merries tipe perekat ukuran New Born, popok Merries yang didesain khusus untuk bayi yang baru lahir hingga berat maksimal 5kg. Ukurannya yang pas untuk newborn akan semakin membuat Si Kecil nyaman. Perekat yang bisa dilepas pasang pada Merries tipe perekat juga cocok untuk Moms dan Dads yang masih membiasakan diri untuk memasang popok, karena tidak perlu khawatir daya rekat berkurang. Yuk Moms, berikan yang terbaik untuk Si Kecil dengan Merries!