Setelah melahirkan, Moms disarankan untuk memberikan ASI secara eksklusif. Proses menyusui bayi baru lahir tentu menjadi pengalaman tersendiri. Agar Si Kecil mendapatkan asupan gizi yang optimal, pastinya proses dan cara menyusui harus tepat. Namun selama pandemi kini, banyak Moms yang tidak mendapatkan edukasi tentang laktasi langsung dengan fasilitas kesehatan. Namun, jangan khawatir, Moms bisa menyiapkan diri dengan banyak membaca tentang proses laktasi sebagai persiapan. Seperti apakah itu? Yuk kita simak penjelasan berikut ini.
Kita pasti sepakat ya Moms bahwa memberikan gizi yang berkualitas pada Si Kecil sejak awal kehidupannya adalah sesuatu yang tak ternilai. Air Susu Ibu atau ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk menunjang pertumbuhan, perkembangan dan kesehatannya secara optimal. karena itu, menyusui sejak bayi lahir ke dunia merupakan proses yang sebaiknya tidak terlewatkan sebagai momen pemberian asupan gizi yang paripurna.
Kenapa harus ASI? Mungkin tak sedikit Moms yang bertanya demikian. Perlu kita tahu Moms, dalam 2 dekade terakhir ini, ada berbagai studi ilmiah yang menunjukkan bahwa ASI merupakan sumber gizi terbaik dan terlengkap bagi bayi. ASI satu-satunya makanan yang mengandung zat karbohidrat, protein, lemak, protein serta air dalam komposisi yang tepat untuk Si Kecil.
Nah, kita tentu juga sudah tahu ya Moms bahwa bayi dianjurkan untuk disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama kehidupan. Bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif akan mendapatkan perlindungan terhadap risiko infeksi di masa bulan-bulan pertama ini. Bahkan, semakin lama Si Kecil mendapatkan ASI, maka akan memberikan efek proteksi yang lebih kuat terhadap penyakit atau infeksi.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Setelah Moms melahirkan, 24 jam pertama menjadi waktu yang sangat penting dalam keberhasilan proses menyusui. Pada jam-jam pertama usai bersalin, tubuh memproduksi hormon oksitosin yang berperan besar dalam produksi ASI. Untuk Moms yang melahirkan secara sesar, kemungkinan ASI-nya belum bisa keluar dalam waktu 24 jam pertama usai melahirkan. Terkadang butuh waktu hingga 48 jam. Meski begitu, bayi baru lahir disarankan untuk dilekatkan pada payudara Moms agar membantu merangsang produksi ASI.
Bicara proses menyusui, sebetulnya ada empat faktor yang perlu diperhatikan, yaitu bayi, payudara, ASI dan otak Moms. Ya, mungkin kita sering menganggap sepele peran otak dalam proses menyusui. Perlu kita sadari bahwa proses menyusui adalah jalinan ikatan batin antara ibu dan bayi. Karena itu, Moms perlu menyiapkan diri sehingga berada dalam kondisi baik ketika menyusui. Adanya perasaan negatif seperti marah, stres bahkan depresi, harus dihindari karena bisa menghambat produksi air susu ibu.
Ketika lahir, bayi akan dinilai skor APGAR (Appearance (warna kulit); Pulse (denyut jantung); Grimace (refleks); Activity (otot); Respiration (pernapasan)) oleh dokter sebagai penilaian kesehatan awal dan Si Kecil pun dikeringkan. Selanjutnya, bayi akan diletakkan pada dada Moms untuk mendapatkan kontak kulit dan interaksi awal. Biasanya kontak kulit ke kulit ini dilakukan di ruang melahirkan atau ruang pemulihan persalinan. Ketika itu, Moms akan dijelaskan oleh tenaga medis mengenai cara menyusui yang tepat dan benar.
Saat itulah Moms mulai pertama kali menyusui bayi baru lahir atau disebut dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Bayi akan merangkak dari dada Moms menuju payudara atau puting susu Moms. Biasanya IMD ini dilakukan sekitar setengah jam atau satu jam.
Moms jangan kaget bila pada awal menyusui, cairan yang keluar dari payudara berwarna kekuningan. Itulah yang disebut kolostrum yang kaya akan sekretori immunoglobulin A (sIg A) yang berfungsi melapisi saluran cerna sehingga kuman tidak dapat masuk ke dalam aliran darah dan akan melindungi bayi sampai sistem kekebalan tubuhnya berfungsi dengan baik.
Bayi Baru Lahir Menyusu Tanpa Jadwal
Moms sebenarnya tidak perlu membuat jadwal menyusui yang ketat. Yang pasti, bayi baru lahir perlu segera disusui bila menunjukkan tanda lapar. Atau, sebagai panduan bagi Moms, setidaknya setiap 2 jam sekali jadwal bayi baru lahir untuk menyusu. Secara keseluruhan, dalam 24 jam bayi baru lahir bisa menyusu antara 8 hingga 12 kali. untuk satu kali menyusui rata-rata membutuhkan waktu antara 10-15 menit. Pada saat proses menyusui, sebaiknya bayi “menghabiskan” satu payudara untuk menyusui berikut pada payudara lainnya.
Mungkin Moms bertanya-tanya, bagaimana cara mengetahui bayi mendapat ASI cukup? Nah, Moms perlu melihat tanda yang menunjukkan Si Kecil mendapat ASI yang cukup. Setidaknya, 6 popok basah per hari, berat badan bertambah setelah usia 1 minggu, air pipis tampak kuning muda, tidurnya nyenyak, dan Si Kecil tampak aktif dan sehat saat bangun. Baca ciri lengkapnya di sini.
Perlu Moms perhatikan, pada minggu-minggu awal setelah lahir, Si Kecil harus dibangunkan untuk menyusu bila sudah 4 jam lamanya tidak menyusu (Hello Sehat, 2020). Hal ini akan menstimulasi produksi ASI lebih banyak. Makin sering bayi menyusu, makin banyak ASI yang diproduksi. Untuk selanjutnya, bayi akan menyusu sesuai “jadwal” yaitu kira-kira setiap 2 jam sekali.
Nah, pada hari ketiga, ASI yang diproduksi biasanya akan sangat banyak. Di sisi lain, Si Kecil hanya membutuhkan sedikit asupan ASI. Alhasil, payudara Moms akan membengkak, keras dan terasa nyeri selama beberapa hari ke depan. Untuk mengurangi masalah itu, Moms perlu
menyusui Si Kecil sesering mungkin. Selain itu, Moms juga dapat mengompres area payudara menggunakan air hangat dan mandi air hangat untuk mengurangi bengkak. Bisa juga dilakukan kompres dingin untuk mengurangi nyeri.
Kemudian, Moms juga bisa mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui, baik secara manual atau dengan pompa. Rasa nyeri ini juga dapat diatasi dengan menyusui bayi lebih dari satu posisi, atau dengan cara mengurut payudara secara perlahan ke arah puting. Obat asetaminofen bisa meredakan nyeri dan aman untuk diminum sesekali selama menyusui. Namun, pastikan berkonsultasi dulu dengan dokter, ya.
Pastikan Posisi Menyusui yang Tepat
Di minggu-minggu awal setelah lahir, bayi sedang belajar menyusu. Untuk itu, Moms perlu memberikan waktu kepada Si Kecil untuk mengenal pola menghisap yang baik. Saat bayi ingin menyusu, naluri menghisapnya sangat kuat. Ketika menyusu, mulut Si Kecil harus terbuka lebar. Lalu, posisikan puting sejauh mungkin dalam mulut bayi. Pastikan bibir dan gusi bayi berada di sekitar areola, tidak hanya pada puting. Dengan begitu, posisi menyusu akan terasa nyaman dan mengurangi risiko luka pada puting Moms, selain itu posisi yang tepat dapat membantu Moms yang memiliki bentuk puting yang terbenam agar Si Kecil bisa tetap menyusu dengan lancar. Cek tips lain untuk mengatasi puting terbenam di sini.
Usai menyusui, puting Moms dapat dikeringkan dengan udara untuk mencegah lecet. Bila puting lecet, Moms dapat melapisinya dengan ASI atau pelembab alami lainnya untuk membantu penyembuhan seperti madu dan kantung teh hangat. Pelembap alami dapat diberikan setelah Si Kecil selesai menyusu atau ketika Si Kecil tidur, dan bersihkan puting ketika akan menyusui Si Kecil. Karena itu, perhatikan posisi yang tepat saat menyusui sehingga mencegah luka pada puting. Bila puting Moms terluka, perhatikan apakah ada gejala resiko infeksi payudara, misalnya demam, iritasi, dan bengkak yang nyeri dan kemerahan. Bila itu dialami, Moms sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
Pentingnya Dukungan menyusui
Terakhir, tak kalah penting namun terkadang luput dari perhatian adalah dukungan menyusui dari lingkungan sekitar. Di antaranya adalah dukungan dari tenaga kesehatan ketika Moms masih dalam masa pemulihan, juga orangtua, pasangan dan anggota keluarga lainnya. Yang pasti, dukungan baik saat hamil maupun setelah melahirkan sangat membantu Moms dalam proses keberhasilan menyusui bayi baru lahir.
Selain memenuhi ASI Si Kecil, pilih popok untuk bayi baru lahir yang tepat ya Moms. Pilih Merries Tape New Born untuk Si Kecil. Popok ini didesain khusus untuk ukuran tubuh Si Kecil yang baru lahir sehingga Si Kecil bisa terus merasa nyaman. Teksturnya yang lembut juga aman bagi kulit Si Kecil yang masih sangat sensitif. Daya tampung dan daya serap popok Merries pun sangat baik sehingga Moms tidak perlu khawatir akan risiko popok bocor.