Artikel ini berisi tentang :
- Apa itu kepala peyang dan kenapa bisa terjadi?
- Bisa Diatasi Dengan Helm Terapi
- Tidak Menjamin Bulat Sepenuhnya
- Tindakan Pencegahan Jauh Lebih Baik!
Kepala peyang atau ada juga yang menyebut jejak bantal, merupakan istilah medis untuk kondisi plagiocephaly. Kondisi ini umumnya disebabkan karena posisi tidur Si Kecil yang tidak tepat hingga menyebabkan bentuk kepalanya asimetris atau tidak imbang.
Apa itu kepala peyang dan kenapa bisa terjadi?
Di awal kehidupannya, tulang tengkorak Si Kecil masih fleksibel untuk memberi ruang agar pertumbuhan otaknya lebih maksimal. Namun sayang, kondisi ini pun yang malah jadi pemicu kondisi kepala peyang. (oleh dr Reisa Broto Asmoro, yang juga pembawa acara di Dr. Oz Indonesia)
Sebenarnya ada dua kondisi yang merujuk kepada istilah kepala peyang, diantaranya adalah :
- Plagiocephaly, merupakan kondisi yang menunjukkan salah satu sisi kepala Si Kecil datar atau bentuk kepalanya terlihat asimetris.
- Brachycephaly, merupakan kondisi bagian belakang kepala Si Kecil rata hingga menyebabkan kepala terkesan melebar. Terkadang, dahi Si Kecil pun ikut menonjol. Berbeda dengan plagiocephaly, pada kondisi brachycephaly, bentuk kepala Si Kecil tetap simetris.
Menurut dr. Reisa, bentuk kepala yang tidak bulat alias kepala peyang ini disebabkan karena kesalahan dalam posisi tidur, bukan karena tekanan yang terjadi selama proses persalinan.
Baca Juga : Cara Tepat Mengatasi Ruam Popok Pada Bayi
Jangan khawatir, selama plagiocephaly ini terjadi akibat posisi tidur, kondisi ini tidak bahaya, termasuk tidak akan menimbulkan kerusakan otak, atau mengganggu tumbuh kembang Si Kecil lainnya. Selain itu, koreksi kepala peyang pun tidak perlu lewat metode operasi.
Untuk mengatasinya, dokter biasanya akan melakukan evaluasi, kemudian melakukan terapi reposisi untuk menghindari penekanan di bagian kepala yang datar. Cara ini dimaksudkan untuk membantu memperbaiki bentuk kepala Si Kecil.
Bisa Diatasi Dengan Helm Terapi
Selama kondisi tengkorak Si Kecil masih lunak dan beberapa sambungannya masih fleksibel, bentuk kepala Si Kecil masih bisa disempurnakan. Salah satu upaya yang bisa Moms lakukan adalah dengan melakukan carniar orthotic therapy, atau menggunakan helm terapi.
Terapi ini masih bisa dilakukan saat Si Kecil berusia 6 bulan, atau saat tengkorak Si Kecil masih lunak (sebelum 6 bulan). Helm ini nantinya akan dipakaikan selama 23 jam per hari, dan biasanya terapi ini dilakukan selama 2-6 bulan, tergantung dari kondisi kepala Si Kecil, dan kapan memulai terapi ini.
Cara kerjanya, helm ini akan berfungsi sebagai alat cetak untuk membentuk kepala Si Kecil agar bulat sempurna, dengan cara memanfaatkan kondisi tengkorak Si Kecil yang masih tumbuh. Terapi helm ini aman dan sejauh ini belum ada laporan maupun informasi mengenai bahaya dan efek samping dari pemakaian helm ini.
Namun Moms harus selalu memperhatikan kondisi Si Kecil. Jika ia terlihat tidak nyaman dan menyebabkan efek samping yang buruk pada tubuhnya, sebaiknya hentikan pemakaian hem therapi ini untuk sementara, dan segera konsultasikan ke dokter anak.
Baca Juga : Deteksi Masalah Tumbuh Kembang Bayi Sejak Dini
Tidak Menjamin Bulat Sepenuhnya
Seperti disebutkan di atas, helm terapi ini hanya berfungsi sebagai alat cetak. Jadi saat helm dikenakan, bagian yang menonjol akan langsung terkena dinding helm sehingga pertumbuhannya bisa dihambat, sementara bagian kosong helm, nantinya akan diisi oleh sisi kepala Si Kecil yang tadinya datar.
Menurut penelitian yang dilakukan University of Southern California, Amerika, kepala peyang tidak dapat dikoreksi hingga 100 persen, meskipun rutin menggunakan helm terapi. Apalagi jika Moms tergolong terlambat memberikan helm terapi ini (lebih dari 6 bulan).
Tapi meskipun begitu, penggunaan helm terapi ini cukup penting untuk mencegah tingkat keparahan kepala peyang Si Kecil. Paling tidak, pemakaian helm ini bisa memberikan kontribusi pada perbaikan kepala Si Kecil mulai dari 20-70 persen.
Tindakan Pencegahan Jauh Lebih Baik!
Sebelum Moms direpotkan dengan upaya terapi kepala peyang, alangkah lebih baik jika kondisi ini dicegah sejak dini. Caranya sebenarnya mudah kok, Moms bisa menempatkan Si Kecil di tempat tidur yang lembut, dan bisa juga menggunakan bantal khusus untuk mencegah kepala peyang.
Baca Juga : Pentingnya mengatur jadwal menu MPASI bayi 6 bulan
Selain itu, Moms pun bisa memberikan beberapa upaya pencegahan dengan cara :
- Rutin mengganti posisi menyusui. Jika menyusui pertama Si Kecil menoleh ke kiri, maka sesi menyusui kedua biarkan Si Kecil menoleh ke sisi kanan.
- Sesekali biarkan dia tidur dalam pangkuan Moms dengan memfokuskan penahanan beban pada leher. Ini penting untuk mengurangi tekanan di bagian tengkorak kepalanya.
- Saat tidur, jangan biarkan Si Kecil terus menoleh ke satu sisi, usahakan agar Si Kecil tidur terlentang.
- Variasikan posisi menggendong Si Kecil. Misalnya dengan menempatkan Si Kecil tegak, posisi miring, atau posisi lainnya. Atau bisa juga diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
Perlu diingat, meskipun tidak menimbulkan kondisi medis yang berbahaya, kepala peyang tidak bisa dianggap enteng. Penelitian yang dilakukan University of Washington School of Medicine, Amerika di tahun 2010, menyebut jika kepala peyang berisiko menyebabkan speech delay, dan mempengaruhi kepercayaan diri Si Kecil saat dewasa nanti.