Memiliki anak yang aktif dan energik memang menyenangkan. Moms dan Dads jadi lebih mudah mengajaknya melakukan berbagai aktivitas. Walau begitu, Moms dan Dads harus waspada jika perilaku aktif Si Kecil malah membuatnya sulit beraktivitas, karena bisa jadi Si Kecil mengalami hiperaktif. .
Ciri-Ciri Anak Hiperaktif
Menurut beberapa sumber, hiperaktif adalah kondisi ketika Si Kecil terus aktif tanpa mengenal situasi, waktu, dan kondisi lingkungan sekitar. Kondisi ini harus bisa ditangani dengan baik supaya tidak menghambat tumbuh kembang bayi dan anak.
Ada beberapa ciri anak mengalami hiperaktif, yaitu:
- Berlari dan berteriak saat bermain walaupun berada dalam ruangan.
- Bergerak terlalu cepat sampai menabrak orang lain atau barang.
- Terus-menerus berbicara.
- Selalu bergerak meskipun sedang duduk.
- Sulit untuk duduk diam dan fokus, terutama saat makan.
- Gelisah dan selalu ingin mengambil mainan.
- Sering mengganggu orang lain.
- Terlalu kasar saat bermain sampai melukai diri sendiri dan orang lain.
Khusus untuk bayi, ia akan menunjukkan beberapa tanda-tanda hiperaktif pada usia 5 bulan, dimana tanda-tanda itu adalah:
- Mudah sekali menangis, terutama saat Moms dan Dads telat memberikan makan atau keinginannya tidak dipenuhi. Adapun tangisannya akan cenderung keras dan berlebihan.
- Tidak terlalu suka keramaian. Jika berada di keramaian, ia akan cenderung menangis.
- Sering gelisah.
- Sulit tidur.
Hiperaktif sering dikaitkan dengan ADHD. Hal ini wajar mengingat hiperaktif bisa menjadi salah satu tanda anak mengalami ADHD. Padahal, keduanya cukup berbeda, dimana anak dengan ADHD akan cenderung lebih impulsif, sulit bermain dengan tenang, selalu memberikan jawaban sebelum ditanya, serta kesulitan dalam menunggu giliran.
Kategori Anak Hiperaktif
Ada dua kategori anak yang mengalami hiperaktif, yaitu anak yang kurang perhatian dan anak yang tidak bisa tenang. Pada kategori anak kurang perhatian, biasanya ia akan memiliki ciri-ciri berikut:
- Memiliki fokus yang pendek dan mudah terdistraksi.
- Sering lupa dan mudah kehilangan barang.
- Sulit mengikuti kegiatan yang membutuhkan waktu lama.
- Sering melakukan sesuatu dengan ceroboh.
- Kurang bisa melakukan instruksi dengan tepat.
- Sulit mengatur tugas atau kegiatan.
Sementara itu, pada kategori anak yang tidak bisa tenang, ia akan memiliki ciri-ciri di bawah ini:
- Sulit sekali tenang atau duduk diam, terutama di lingkungan yang tenang.
- Sulit fokus dalam melakukan suatu aktivitas.
- Terlalu sering berbicara.
- Sering melakukan tindakan tanpa memikirkan dampak dari tindakan tersebut.
- Selalu terlihat gelisah.
- Selalu menggerakkan anggota tubuhnya secara berlebihan.
Cara Mendampingi dan Menangani Anak Hiperaktif
Walau belum ada obat yang tepat untuk menangani hiperaktif, Moms dan Dads tetap bisa menangani anak hiperaktif dengan terus mendampinginya. Selama mendampinginya, Moms dan Dads bisa melakukan cara-cara berikut ini:
1. Buatlah Jadwal Kegiatan Si Kecil
Anak hiperaktif cenderung cemas ketika tidak melakukan apa pun, serta sering tidak fokus. Hal ini bisa Moms dan Dads tangani dengan cara membuat jadwal kegiatan untuk Si Kecil. Kegiatan yang dijadwalkan bisa berupa kegiatan-kegiatan yang sederhana di rumah, seperti makan, belajar, dan bermain. Dengan cara ini, Si Kecil bisa fokus sambil tetap beraktivitas.
2. Membuat Peraturan yang Jelas
Anak hiperaktif juga cenderung susah disiplin, sehingga Moms dan Dads harus membuat peraturan yang jelas untuknya. Jelaskan secara detail apa saja peraturan yang Moms dan Dads terapkan, serta apa saja hadiah dan hukuman dibalik peraturan tersebut. Pastikan Moms dan Dads selalu menerapkan peraturan yang sudah dibuat supaya Si Kecil bisa lebih disiplin.
3. Ajak Si Kecil Berolahraga Secara Rutin
Energi berlebih pada anak hiperaktif membuatnya sulit diam. Energi tersebut bisa Moms dan Dads salurkan dengan mengajaknya berolahraga secara rutin. Bersepeda, berenang, bermain bola, dan menari adalah beberapa contoh olahraga yang bisa dilakukan bersama Si Kecil. Selain energinya akan tersalurkan, olahraga rutin juga akan membuat anak hiperaktif belajar disiplin dan tahu kapan harus mengeluarkan semua energinya, serta kapan harus beristirahat.
4. Jauhkan Si Kecil dari Hal-Hal yang Bisa Mengganggu Konsentrasinya
Saat beraktivitas dengan Si Kecil, pastikan ia jauh dari berbagai hal yang bisa mengganggu konsentrasinya, seperti televisi atau suara bising dari luar rumah. Untuk menghindari hal-hal tersebut, Moms dan Dads bisa menempatkan Si Kecil di tempat yang jauh dari kebisingan. Cara ini bisa membuat Si Kecil bisa lebih fokus selama beraktivitas. Selama beraktivitas, jangan paksa Si Kecil untuk bersikap tenang karena hal itu justru membuatnya jadi mudah gelisah.
5. Menjauhi Gula dan Berikan Si Kecil Makanan Bergizi
Banyak yang mengatakan jika konsumsi gula berlebih bisa membuat anak jadi lebih hiperaktif. Namun, hal tersebut sudah terbukti secara ilmiah, sehingga Moms dan Dads harus t mengurangi konsumsi gula pada Si Kecil.
Menurut dokter spesialis anak, dr Herbowo Agung F Soetomenggolo SpA (K). konsumsi gula berlebih pada Si Kecil menimbulkan kenaikan kadar gula darah dan energi dalam tubuh. Hal tersebut bisa membuat Si Kecil jadi semakin hiperaktif dan tidak bisa diam.
Permen, sirup jagung, dan kue adalah beberapa contoh makanan berbahan dasar gula yang harus dihindari. Selain makanan bergula, makanan dengan karbohidrat sederhana seperti nasi putih, kentang tanpa kulit, dan makanan bertepung juga harus dihindari karena mudah pecah menjadi glukosa saat sudah ada di dalam pencernaan.
Sebagai gantinya, Moms dan Dads bisa memberikan makanan bergizi yang bisa mendorong tumbuh kembang bayi dan anak jadi lebih baik. Misalnya sayuran, buah-buahan, serta olahan ikan, daging, dan telur. Selain gula, Moms dan Dads juga harus menghindari makanan olahan.
Pada praktiknya, mendampingi dan menangani anak hiperaktif tidak mudah dan bisa saja membuat Moms dan Dads emosi. Walau begitu, tetaplah bersikap tenang dan terus dampingi Si Kecil sampai ia bisa jadi lebih baik. Khusus Moms dan Dads yang baru saja memiliki bayi, Moms dan Dads harus melakukan pemantauan pada 1000 hari pertama kehidupannya. Cara ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan munculnya gejala hiperaktif pada Si Kecil.
Selama mendampingi Si Kecil, pastikan Moms dan Dads tetap selalu memenuhi kebutuhannya, termasuk popok. Untuk urusan popok, Moms dan Dads bisa memilih popok Merries Premium Pants
Bagian permukaannya yang lembut bisa membuat Si Kecil nyaman sepanjang hari. Daya serapnya pun tinggi sehingga kulit Si Kecil bisa tetap kering. Bagian popok Merries ini sudah dilengkapi karet pinggang dengan 2,5 kali elastis yang membuat popok Merries mudah dipakaikan, serta tidak menimbulkan bekas kemerahan. Popok Merries ini juga sudah dilengkapi roll up tape yang membuat Moms dan Dads bisa membuang popok penuh dengan rapi. Popok Merries Premium Pants bisa langsung dipesan disini!