Tumbuh kembang bayi yang berlangsung sejak masih dalam kandungan hingga lahir dan beranjak besar memang mengagumkan. Selalu ada momen-momen menarik yang membuat Moms & Dads jadi bahagia dan penasaran. Salah satu momen yang paling istimewa yaitu saat Si Kecil mulai belajar berjalan.
Sebenarnya tak ada patokan khusus tentang umur bayi bisa berjalan karena setiap anak mengalami tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Kalau Moms & Dads ingin tahu lebih banyak tentang momen Si Kecil belajar berjalan, mari simak dulu ulasan selengkapnya berikut ini!
Tahap Perkembangan Motorik Bayi Usia 0 Hingga 12 Bulan
Beberapa tahap perkembangan motorik yang harus dilalui Si Kecil sampai bisa berjalan adalah sebagai berikut:
- Bayi usia 0-3 bulan: pada tahap awal ini, Si Kecil akan belajar mengangkat kepala dan dada ketika sedang dalam posisi tengkurap. Moms & Dads bisa menstimulasi kemampuan motorik ini dengan melakukan tummy time setiap hari.
- Bayi usia 4-6 bulan: di usia ini, Si Kecil mulai bisa mengubah posisi tubuh telentang menjadi berbaring ke arah samping. Perkembangan motorik ini membuat Si Kecil semakin mahir belajar telentang dan tengkurap secara mandiri.
- Bayi usia 7-9 bulan: otot-otot perut dan punggung Si Kecil semakin kuat sehingga bisa diajak duduk. Jika sudah terbiasa duduk secara mandiri, Si Kecil juga akan mulai belajar merangkak ke sana ke mari.
- Bayi usia 1 tahun: saat menjelang usia 1 tahun, biasanya Si Kecil sudah mahir bangun dari posisi duduk secara mandiri. Otot-otot kakinya mulai kuat sehingga bisa memasuki masa belajar berdiri dan berjalan. Gerakan buah hati Moms & Dads akan makin aktif karena bisa berjalan sambil memegang tembok atau bersandar pada benda-benda tertentu.
Haruskah Menyiapkan Alat Bantu Jalan Bayi?
Sebenarnya, Moms & Dads tak perlu membeli alat bantu jalan bayi (disebut baby walker) untuk menstimulasi kemampuan berjalan Si Kecil. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa penggunaan baby walker justru meningkatkan risiko kecelakaan bila alat tersebut menabrak dinding atau tergelincir dari tangga.
Psikolog RSAB Harapan kita, Annelia Sari Sani, S. Psi., menjelaskan bahwa alat bantu jalan juga menghambat kemampuan berjalan bayi dari sisi psikologis. Sebab bayi tidak mendapatkan stimulasi psikologis untuk menyesuaikan kecepatan berjalan serta mengidentifikasi bahaya di sekitarnya. Bayi yang dilatih berjalan dengan alat bantu kesulitan memahami pola berjalan dari tumit ke jari karena lebih sering bergerak dengan cara bergeser. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melakukan stimulasi alami jauh lebih baik daripada menggunakan alat bantu jalan bayi.
Beberapa Cara Melatih Bayi Berjalan
Moms & Dads dapat melakukan beberapa cara melatih bayi berjalan berikut ini supaya Si Kecil lekas bisa berjalan dengan lancar:
- Mengurangi intensitas menggendong bayi secara bertahap. Sebagai gantinya, biarkan Si Kecil beraktivitas sendiri di tempat yang aman seperti lantai untuk merangsang kemampuan berjalannya.
- Memperbanyak aktivitas Si Kecil di lantai atau matras. Cara sederhana ini akan menstimulasi Si Kecil untuk berlatih berdiri dan berjalan secara leluasa. Moms & Dads harus memastikan bahwa matras yang digunakan memiliki permukaan datar dan lantai dalam keadaan bersih supaya Si Kecil tidak mudah terpeleset.
- Membiarkan Si Kecil bertelanjang kaki saat latihan berjalan. Telanjang kaki merupakan cara terbaik untuk memperkuat otot-otot dan sendi pergelangan kaki. Selain itu, bayi juga lebih mudah menyeimbangkan koordinasi antara mata dan kaki jika selalu latihan berjalan dalam kondisi bertelanjang kaki. Moms & Dads harus memastikan bahwa Si Kecil latihan berjalan di tempat yang aman, misalnya lantai, rumput, atau pasir. Bila Si Kecil berlatih di tempat yang licin, siapkan kaos kaki bertekstur kasar untuk mengurangi risiko terjatuh.
- Melatih Si Kecil berjalan dengan teknik titah. Caranya, Moms atau Dads bisa menggenggam kedua tangan Si Kecil agar tubuhnya tegak dan bisa melangkahkah kaki ke depan. Proses titah harus dilakukan secara hati-hati dan telaten agar tidak menyebabkan tangan Si Kecil cedera atau kedua kakinya terangkat hingga tak menapak di lantai. Cara stimulasi ini bisa dilakukan secara rutin setiap hari sampai Si Kecil terbiasa berjalan secara mandiri.
- Mengizinkan Si Kecil bermain dengan benda-benda berukuran besar yang posisinya stabil, misalnya kotak penyimpanan barang, mainan dorong dengan roda berukuran besar, atau kursi. Kemungkinan besar Si Kecil akan mendorong benda-benda tersebut sambil melangkah maju mengelilingi seisi rumah. Permainan sederhana ini tergolong sangat efektif membuat bayi lekas mahir berjalan.
- Memancing Si Kecil untuk menghampiri Moms & Dads dengan menyodorkan mainan favoritnya. Berilah jarak beberapa meter agar Si Kecil berinisiatif melangkah maju untuk meraih mainannya.
- Merealisasikan aktivitas play date untuk Si Kecil dan teman-teman sebayanya. Kegiatan seru ini akan membuat buah hati lebih aktif dan tergugah untuk berjalan secara lancar bila melihat teman-temannya sudah bisa berjalan.
Kapan Bayi Disebut Terlambat Berjalan?
Perkembangan motorik bayi yang berbeda-beda membuat proses belajar berjalan tidak bisa disamaratakan. Jadi, tidak semua bayi bisa berjalan pada usia 12 hingga 14 bulan. Ada pula bayi yang belajar berjalan pada usia 12 hingga 17 bulan. Namun, bayi disebut mengalami terlambat berjalan jika belum bisa melakukannya pada usia 18 bulan ke atas.
Beberapa ciri yang menunjukkan bayi terlambat berjalan antara lain:
- Bergerak dengan menggunakan tumit atau bokong.
- Berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara merangkak.
- Belum mampu bangkit dari duduk atau berdiri sendiri.
- Tidak bisa menarik sesuatu, misalnya tali, gorden, atau mainan.
Penyebab Bayi Terlambat Berjalan
Beberapa penyebab yang membuat bayi terlambat berjalan, antara lain:
- Kelainan otot akibat gangguan pada otak dan atau batang otak. Biasanya bayi pengidap cerebral palsy mengalami terlambat berjalan karena jenis kelainan ini.
- Faktor lingkungan, misalnya sering digendong, ditempatkan di box bayi dalam waktu lama setiap hari, serta kerap menggunakan alat bantu jalan.
- Riwayat kesehatan anak sejak dalam kandungan, misalnya kelahiran prematur, anggota keluarga juga punya riwayat terlambat berjalan, atau masalah kesehatan lainnya pada masa kehamilan.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Gizi buruk (malnutrisi) atau kekurangan jenis nutrisi tertentu, seperti vitamin D, fosfat, dan atau kalsium.
- Mengalami cedera akibat kecelakaan yang menyebabkan kelainan tulang kaki.
Sebaiknya Moms & Dads lekas membawa Si Kecil ke dokter anak bila belum bisa berjalan pada usia 18 bulan. Sehingga Si Kecil bisa menjalani pemeriksaan kesehatan serta penanganan intensif untuk mengejar tahapan tumbuh kembang yang tertinggal.
Menyaksikan langkah kaki pertama Si Kecil memang sangat menyenangkan. Selanjutnya, Moms & Dads harus menyiapkan banyak energi untuk mengimbangi Si Kecil yang mulai aktif berjalan. Kalau sudah tak bisa memakaikan popok bayi baru lahir yang berperekat, ada solusi lain yang sangat praktis, yaitu popok Merries Premium Pants.
Popok celana ini bisa diregangkan hingga 2,5 kali ukuran asli sehingga mudah digunakan saat Si Kecil aktif bergerak. Selain itu, Merries Premium Pants juga dilengkapi terowongan udara di bagian pinggang untuk melepas kelembapan udara. Seluruh lapisan terluar popok Merries sudah bersirkulasi udara baik sehingga kulit Si Kecil bebas bernapas. Moms & Dads jadi tak perlu repot mencari cara mengatasi ruam popok bila selalu mengandalkan Merries Premium Pants. Karet pinggang yang lembut bisa membungkus pinggang dan kaki Si Kecil tanpa menimbulkan kebocoran.
Sekarang, yuk pakai popok Merries dan berikan pilihan terbaik untuk Si Kecil untuk menunjang kenyamanannya. Popok Merries bisa ditemukan di supermarket dan toko terdekat atau e-commerce langganan Moms & Dads. Harga popok bayi Merries juga masih terjangkau sehingga tak akan membuat pengeluaran Moms & Dads jadi boros.