Pada usia 6 bulan ke atas, Si kecil akan mulai menerima asupan MPASI. Selain menambah nutrisi, MPASI juga bisa membantu Si kecil mendapatkan berat badan ideal bayi.
Supaya Si Kecil lebih mudah menerima MPASI, Moms dan Dads harus pastikan Si Kecil terhindar dari berbagai kondisi yang kurang menyenangkan. Adapun salah satunya adalah Gerakan Tutup Mulut (GTM). Kondisi ini bisa membuat Si Kecil tidak mau menerima asupan MPASI, sehingga Si Kecil pun tidak bisa mendapatkan nutrisi yang ia butuhkan. Lalu, apa sebetulnya GTM itu dan bagaimana cara mengatasinya?
Apa Itu Gerakan Tutup Mulut (GTM)?
Sesuai namanya, Gerakan Tutup Mulut (GTM) adalah kondisi dimana Si kecil tidak mau membuka mulut saat Moms dan Dads akan menyuapkan makanan kepadanya. Kondisi ini bisa ditandai mulut Si Kecil yang tertutup rapat saat akan disuap atau menyemburkan kembali makanan yang sudah Moms dan Dads berikan.
Menurut Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar, durasi terjadinya GTM berbeda-beda. Ada yang berlangsung dalam waktu singkat dan ada yang bisa berminggu-minggu.
Ada beberapa risiko kesehatan yang bisa terjadi pada Si Kecil yang mengalami GTM. Misalnya: Si kecil sulit mengalami kenaikan badan sehingga ia tidak bisa mencapai berat badan ideal bayi dan diare.
Penyebab Gerakan Tutup Mulut (GTM)
Masih menurut Nia Umar, GTM bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu orangtua yang kurang bisa menerapkan prinsip pemberian MPASI, Si Kecil tidak suka dengan menu MPASI yang diberikan atau bahkan sudah bosan dengan menu MPASI tersebut.
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), GTM bisa disebabkan oleh kondisi Si Kecil yang sedang sakit dan trauma terhadap makanan atau cara Moms dan Dads memberikan Si kecil makan.
Cara Mengatasi Gerakan Tutup Mulut Pada Si Kecil
Saat SI Kecil berada dalam kondisi GTM, Moms dan Dads pasti kebingungan dalam menghadapinya. Jangan khawatir, karena kondisi tersebut bisa diatasi saat Moms dan Dads bisa melakukan cara-cara berikut:
1. Terapkan Prinsip Pemberian MPASI yang Tepat
Menurut beberapa ahli gizi, MPASI harus diberikan dengan prinsip yang tepat, yaitu prinsip “6 Pas”. Prinsip ini bisa membuat Si Kecil lebih mudah mengkonsumsi MPASI, terutama pada bayi yang baru pertama kali mengkonsumsinya.
Adapun maksud dari prinsip tersebut adalah:
- Pas Umur: MPASI harus diberikan di usia yang tepat mulai di usia 6 bulan
- Pas Variasinya: MPASI yang diberikan harus variatif. Setidaknya ada 4 variasi menu MPASI yang bisa diberikan, yaitu karbohidrat, protein hewani, sayur dan buah, serta protein nabati.
- Pas Teksturnya: pastikan tekstur MPASI yang diberikan sesuai dengan umur Si kecil. Adapun detail tekstur MPASI berdasarkan usia Si Kecil adalah:
- Usia 6-9 bulan: tekstur puree (saring) dan mashed (lumat).
- Usia 9-12 bulan: minced (cincang halus), chopped (cincang kasar), dan finger foods.
- Usia 12-23 bulan: makanan keluarga.
- Pas Porsinya: selain tekstur, porsi MPASI pun juga harus disesuaikan dengan usianya. Untuk lebih detailnya bisa disimak sebagai berikut:
- Usia 6-9 bulan: 3 sendok makan sampai setengah mangkuk berukuran 250 ml.
- Usia 9-12 bulan: setengah mangkuk berukuran 250 ml.
- Usia 12-23 bulan: ¾ sampai 1 mangkuk penuh berukuran 250 ml.
- Pas Frekuensinya: MPASI juga harus diberikan dengan frekuensi yang tepat. Berdasarkan usia Si Kecil, berikut frekuensi MPASI yang harus dipenuhi:
- Usia 6-9 bulan: 2-3 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan.
- Usia 9-12 bulan: 3-4 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan.
- Usia 12-23 bulan: 3-4 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan.
- Pas Kebersihannya: sebelum disajikan, pastikan bahan-bahan MPASI dan alat makan untuk MPASI sudah dicuci bersih. Alat makannya pun juga harus dicuci lagi sampai bersih jika sudah dipakai.
2. Ciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan
Supaya Si Kecil lebih berselera saat makan, Moms dan Dads bisa menciptakan suasana makan yang menyenangkan. Cara ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat makan dengan warna dan bentuk menarik. Bisa juga dengan menyediakan makanan dalam bentuk menarik, salah contohnya dengan menyajikan finger food dengan bentuk hewan dan tumbuhan.
Moms juga bisa mengajak Si Kecil melakukan aktivitas menyenangkan sebelum makan. Misalnya mengajak Si Kecil mengenali berbagai jenis makanan yang ia makan atau mengajak Si Kecil melihat Moms dan Dads membuat makanan untuk Si Kecil.
3. Berikan Makanan Secara Bervariasi
Salah satu faktor penyebab terjadinya GTM adalah Si Kecil mengalami bosan terhadap makanan yang ia konsumsi. Penyebab ini bisa diatasi dengan memberikan variasi makanan sesering mungkin. Selain mengatasi GTM dan rasa bosan, memberikan banyak variasi makanan bisa membantu Si Kecil mengenal lebih banyak makanan.
4. Jangan Paksa Si Kecil
Dalam mengatasi GTM, Moms dan Dads jangan terlalu memaksa Si Kecil supaya bisa menerima asupan makanan. Hal itu bisa membuat Si Kecil bisa trauma dan semakin tidak mau menerima makanan dari Moms dan Dads. Moms dan Dads bisa mulai dengan memberikan porsi kecil dulu, lalu menambah porsinya saat ia sudah mulai makan dengan lahap.
Itulah berbagai cara mengatasi gerakan tutup mulut pada Si Kecil dan informasi lainnya. Semoga menjadi panduan untuk Moms dan Dads dalam menghadapi Si kecil dengan GTM.
Supaya nanti Si Kecil bisa makan dengan lebih nyaman, Moms dan Dads harus memakaikan popok yang nyaman , seperti h popok Merries Skin Protection.
Popok Merries Skin Protection memiliki lapisan bersirkulasi udara yang bisa membuat Si Kecil merasa sejuk dan nyaman, bahkan saat ia sedang makan. Daya tampungnya pun cepat dan banyak sehingga kulit Si Kecil tetap kering dan terhindar dari kebocoran.
Popok Merries ini juga memiliki lapisan antibakteri dengan ekstrak daun teh yang dapat mencegah iritasi dan bau, sehingga kulit Si Kecil pun sehat dan terawat. Popok Merries Skin Protection bisa dipesan langsung disini!