Banyak orang tua yang mengabaikan ciri anak anemia karena menganggap anemia sebagai masalah kesehatan yang hanya dialami oleh orang dewasa saja. Padahal, anemia juga bisa dialami oleh Si Kecil, sejak masih bayi dan dapat menghambat kenaikan berat badannya.
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah lebih rendah dari 11 atau 10 g/dL. Bayi baru lahir dengan hemoglobin 14 g/dL dianggap normal. Jika mengacu pada standar WHO, bayi disebut mengalami anemia apabila kadar hemoglobin di dalam darahnya kurang dari 11 g/dL.
Anemia sendiri adalah salah satu penyebab berat badan anak stuck. Namun tidak banyak orang tua yang menyadari anemia sebagai penyebab berat badan (BB) Si Kecil susah naik.
Bahkan, tidak banyak orang tua yang menyadari bahwa anaknya mengalami anemia meskipun berbagai ciri anak anemia bisa dilihat dengan jelas.
Si Kecil yang merasa kelelahan meskipun tidak melakukan aktivitas berat, sering mengantuk adalah contoh ciri anak anemia yang sering diabaikan.
Ciri-ciri Anemia pada Anak
Anemia pada Si Kecil tidak selalu menunjukkan gejala tertentu. Meski demikian, ada beberapa ciri anak anemia yang perlu diantisipasi, seperti:
- Kelelahan yang menyebabkan Si Kecil terlihat lemas dan kurang aktif
- Si Kecil lemah dan kesulitan melakukan aktivitas fisik
- Kulit, bibir, dan kelopak mata pucat
- Sesak nafas, terutama sesudah beraktivitas
- Nafsu makan menurun
- Detak jantung cepat
- Berat badan stuck atau mengalami penurunan
- Rewel yang terus menerus
- Kulit kering
- Kaki dan tangan terasa dingin
- Gejala anemia lainnya yang mungkin dialami oleh Si Kecil diantaranya adalah: sakit kepala atau pusing, sulit tidur, rambut rontok, dan kuku rapuh
Penyebab Anak Anemia
Lantas apa saja penyebab anemia pada anak? Berikut adalah 5 penyebab anemia pada anak, yang harus Moms ketahui.
1. Penyebab kekurangan zat besi pada bayi
Kekurangan zat besi pada bayi adalah kondisi yang umum terjadi. Padahal kebutuhan zat besi pada bayi sangat tinggi, khususnya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak serta pembentukan darah dan otot mereka. Kebutuhan zat besi yang sangat tinggi ini biasanya berlangsung selama 6 bulan pertama kelahiran.
Beberapa hal yang paling sering menyebabkan kurangnya asupan zat besi pada bayi adalah karena cadangan zat besi pada plasenta yang terbatas serta, asupan zat besi Moms yang rendah selama menyusui.
2. Penyebab sel darah merah mudah pecah
Sel darah merah yang mudah pecah pada bayi biasanya disebabkan oleh beberapa kondisi seperti, faktor genetik (keturunan), kelainan bentuk sel darah merah (membulat atau lonjong), penyakit sel sabit, kelainan gen yang menyebabkan hemoglobin berkurang, serta kekurangan enzim pembuat sel darah merah (G6PD).
3. Pendarahan
Pendarahan yang menyebabkan anemia pada Si Kecil diantaranya adalah, luka akibat terbentur atau tergores, memar yang mengakibatkan pembuluh darah pecah, mimisan, pendarahan tali pusat, infeksi bakteri dan virus seperti hepatitis, serta penyakit leukimia.
4. Gangguan pembentukan sel darah merah
Beberapa penyebab gangguan pembentukan sel darah merah di tulang sumsum bayi diantaranya adalah, karena kelainan genetik, infeksi virus dan bakteri, paparan zat beracun seperti timbal atau benzena, serta akibat kekurangan nutrisi seperti asam folat dan zat besi.
5. Bayi Lahir Prematur
Anemia juga bisa terjadi pada bayi baru lahir dengan kondisi prematur. Dimana bayi prematur memiliki cadangan zat besi yang lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan. Selain itu, bayi prematur juga memiliki produksi sel darah merah yang lebih lambat.
Berapa Kebutuhan Zat Besi Bayi?
Berikut ini kebutuhan zat besi bayi sesuai dengan usianya:
- Bayi usia 0-6 bulan: membutuhkan sekitar 0,3 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan ASI eksklusif.
- Bayi usia 7-12 bulan: membutuhkan sekitar 7-11 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan kombinasi ASI dan MPASI kaya zat besi.
- Bayi usia 1-3 tahun: membutuhkan sekitar 7 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan MPASI kaya zat besi dan suplemen zat besi (jika diperlukan).
Anemia Mempengaruhi Berat Badan Anak
Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa bayi yang mengalami anemia, lebih berisiko mengalami berat badan rendah saat lahir (BBLR) dan sulit mencapai berat badan ideal sesuai usianya. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi para orang tua, terutama bagi Moms yang memiliki bayi dengan kondisi anemia.
Pastikan Moms selalu rutin membawa Si Kecil ke Posyandu atau Puskesmas satu bulan sekali. Hal ini guna memantau apakah kenaikan berat badan Si Kecil sesuai dengan kurva pertumbuhannya atau tidak.
Apabila kenaikan berat badan bayi tidak terjadi selama tiga bulan berturut-turut hingga kurva pertumbuhannya tidak berada di garis hijau, Moms bisa melakukan pengecekan laboratorium. Hal ini untuk mengetahui apakah ada silent disease seperti anemia, infeksi saluran kemih, atau tuberkulosis (TBC).
Mengingat berat badan merupakan salah satu indikator utama pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil. Jadi jika berat badan Si Kecil tidak naik dengan normal, hal tersebut bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan.
Cara Mencegah Anemia pada Anak
Untuk mencegah anemia pada Si Kecil, Moms bisa mengikuti beberapa langkah berikut ini.
- Pada masa kehamilan, pastikan Moms mengkonsumsi makanan tinggi zat besi dan suplemen zat besi yang diberikan oleh dokter atau bidan
- Bagi Moms yang menyusui Si Kecil, pastikan Moms memenuhi kebutuhan zat besi dengan rutin mengkonsumsi makanan tinggi zat besi. Contohnya daging merah, hati ayam atau sapi, telur, kacang-kacangan, sayuran hijau seperti brokoli dan bayam, serta tahu dan tempe
- Berikan juga makanan yang banyak mengandung vitamin C untuk membantu meningkatkan penyerapan zat besi
- Cukupi kebutuhan asam folat atau vitamin B12 dan vitamin A
- Batasi mengkonsumsi makanan olahan dan makanan/minuman manis atau yang tinggi kalori
- Hindari memberikan teh pada Si Kecil. Karena teh mengandung senyawa bernama tanin yang dapat mengikat zat besi di usus, sehingga zat besi tersebut tidak dapat diserap oleh tubuh dengan optimal
- Berkonsultasilah ke dokter anak atau lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
Selain memperhatikan tumbuh kembang Si Kecil, Moms juga harus memperhatikan kenyamanan Si Kecil. Salah satunya dengan memilih popok yang nyaman untuk Si Kecil beraktivitas.
Popok Merries Good Skin adalah pilihan yang tepat. Merries Good Skin telah teruji klinis oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dapat mengurangi risiko alergi dan iritasi. Mengandung ekstrak alami Witch Hazeln, dapat melindungi kulit lembut Si Kecil. Popok ini juga mampu menyerap cairan secara banyak dan cepat hingga 5 kali pipis sehingga kulit Si Kecil tetap kering.
Merries Good Skin juga mempunyai teknologi sirkulasi udara yang baik. Di mana kulit Si Kecil dapat bernapas dengan nyaman tanpa kawatir popoknya akan bocor. Karet popoknya yang lembut dan elastis akan membuat Si Kecil nyaman beraktivitas seharian.
Yuk Moms, segera kunjungi marketplace kesayang Moms untuk mendapatkan Popok Merries Good Skin.