Artikel ini berisi tentang :
- Tingkatkan Pengenalan Diri Dengan Boneka
- Boneka Untuk Mengenalkan Gender
- Tingkatkan Kematangan Sosial Dengan Boneka
- Undang Anak Lain Ikut Bermain
Mainan tidak bisa dilepaskan dari proses tumbuh kembang Si Kecil. Misalnya boneka. Selain sebagai ajang untuk bersenang-senang, mainan ini pun pun bisa digunakan sebagai ajang pengenalan diri dan memaksimalkan kematangan sosial Si Kecil.
Tingkatkan Pengenalan Diri Dengan Boneka
Pengenalan diri merupakan salah satu cara untuk membentuk karakter positif Si Kecil. Ada banyak cara untuk mewujudkannya, dilansir dalam Child Adventures, salah satu cara yang bisa Moms lakukan adalah dengan bermain boneka.
Misalnya, saat bermain dengan boneka, Moms bisa menjelaskan bagian-bagian dari boneka Si Kecil, misalnya ini bagian tangannya, ini bagian kaki, ini bagian mata kepala dan lainnya. Setelah itu, jelaskan jika bagian-bagian tersebut pada dasarnya sama dengan bagian tubuh Si Kecil.
Moms bisa mengenalkan tangan yang berfungsi untuk makan, kaki untuk berjalan, mata untuk melihat dan lainnya. Tapi ingat, jelaskan jika boneka merupakan mainan buatan manusia yang tidak dapat hidup dan tumbuh. Berbeda dengan Si Kecil yang akan terus tumbuh.
Hal ini sebenarnya berlaku juga untuk anak laki-laki, hanya saja mungkin media yang digunakan sebagai pengenalan ini dalam bentuk yang berbeda. Jika anak perempuan dengan boneka, anak laki-laki bisa menggunakan mainan robot-robotan atau action figure favoritnya.
Boneka Untuk Mengenalkan Gender
Menjelang usia 3 tahun sebenarnya Si Kecil sudah bisa diperkenalkan dengan konsep perbedaan gender. Tentu saja ada banyak cara untuk melakukannya, salah satunya dengan menggunakan boneka. (oleh Sandra Bem, penulis buku Psychology of Sex Role)
Pola permainan yang bisa Moms terapkan sebenarnya cukup sederhana, sediakan 2 boneka dengan gender yang berbeda, kemudian posisikan jika satu boneka berperan sebagai ayah (mewakili laki-laki), dan satu boneka lagi sebagai Moms (mewakili perempuan).
Setelah itu, Moms bisa mengajak Si Kecil untuk melakukan permainan dengan narasi utama, ayah sebagai kepala keluarga dan Moms sebagai pengatur rumah tangga.
Cara lainnya yang bisa Moms lakukan adalah, dengan memberikan Si Kecil boneka sesuai dengan gendernya. Misalnya, jelaskan kepada Si Kecil jika boneka seperti hello kitty dan lainnya, untuk anak perempuan, sedangkan boneka seperti action figure merupakan mainan anak laki-laki.
Tingkatkan Kematangan Sosial Dengan Boneka
Selain pengenalan diri, Si Kecil pun bisa diajarkan kemampuan sosial dengan boneka. Caranya sangat mudah Moms, yakni dengan bermain menggunakan boneka. Metode permainannya bisa beragam, dari mulai permainan langsung, atau lewat metode dongeng.
Untuk metode permainan, Mom bisa bermain boneka dengan Si Kecil. Misalnya, boneka yang dipegang Moms memerankan sebagai teman Si Kecil, sedangkan boneka yang dipegang Si Kecil memerankan tokoh dirinya atau tokoh imajinasinya sendiri.
Setelah itu, Moms bisa mulai memasukkan unsur-unsur kehidupan sosial, dari mulai bermain masak-masakan, dan permainan lainnya yang berhubungan dengan kehidupan bertetangga.
Sedangkan untuk metode dongeng, Moms bisa membacakan dongeng dengan peran tokoh utama menggunakan boneka tangan. Di sini, Moms bisa memasukkan unsur-unsur kehidupan sosial lewat jalan cerita yang tertulis di dalam buku.
Undang Anak Lain Ikut Bermain
Tidak hanya bermain dengan Moms, Si Kecil pun bisa belajar langsung tentang sosialisasi dan pengenalan diri dengan mengundang langsung teman-temannya untuk bermain bersama. Agar lebih seru, siapkan beberapa boneka untuk dimainkan bersama.
Setelah itu, dorong mereka untuk bermain bersama dan saling berbicara satu sama lain. Cara ini cukup efektif untuk meningkatkan kematangan sosial Si Kecil. (oleh Jerome Kagan, PhD., profesor psikologi di Harvard University)
Jika mereka mulai berselisih, misalnya mulai berebut mainan, Moms bisa menjadi penengah dengan cara meminta mereka untuk bermain secara bergiliran. Jangan lupa, berikan instruksi dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti anak-anak.
Jika diperlukan, Moms bisa kembali terlibat dalam permainan dan mengajak mereka untuk bermain peran dengan menggunakan media boneka. Misalnya, Si Kecil berperan sebagai perawat, teman lainnya berperan sebagai dokter, dan Moms bisa berperan sebagai pasien.
Untuk profesi lainnya, atau mode permainan lainnya, bisa dikembangkan sendiri sesuai dengan kreativitas. Tapi intinya, agar acara bermain bersama ini lebih maksimal, tetap berikan informasi terkait dengan kehidupan sosial, dan pengenalan diri. Selamat mencoba!