Ketika mendengar anak harus mendapatkan terapi perilaku, banyak orang tua yang menganggap si kecil memiliki masalah serius. Alhasil, sikap yang terlalu berlebihan pun terkadang ditunjukkan oleh para orangtua, dari mulai menangis, terlalu khawatir dan berbagai sikap yang sebenarnya tidak membantu sama sekali.
Perlu Moms ketahui, terapi perilaku tidak hanya dibutuhkan oleh anak berkebutuhan khusus saja, si kecil yang terlalu pendiam, mudah marah, tidak mau diem dan lainnya, membutuhkan juga terapi perilaku agar mereka mampu memperbaiki sikapnya.
Nah Moms, supaya bisa mengenali apakah si kecil membutuhkan terapi perilaku khusus, berikut merupakan beberapa terapi perilaku yang mungkin saja dibutuhkan si kecil.
ABA (Applied Behavioral Analysis)
Applied Behavioral Analysis merupaan jenis terapi yang dilakukan berdasarkan analisis perilaku, serta dirancang khusus untuk lebih fokus pada prinsip pembelajaran anak. Contohnya, ketika si kecil harus melakukan sesuatu dengan iming-iming reward.
Biasanya, praktek terapi ABA ini dilakukan dalam situasi pengajaran dalam kelas dan situasi sehari-hari, bisa berupa interaksi si terapis bersama si kecil, ataupun instruksi khusus pada kelompok anak. Terapi ini sendiri bertujuan untuk membawa perubahan perilaku positif si kecil.
PRT (Pivotal Response Treatment)
Pivotal Response Treatment lebih menargetkan pada perubahan perilaku individu si kecil, termasuk terapi motivasi, tanggapan, manajemen diri, dan inisiasi interaksi sosial. Kebanyakan terapi ini dilakukan untuk memperbaiki kemampuan sosialisasi, perilaku, komunikasi, dan keterampilan akademik.
NET (Natural Environment Treatment)
Jennifer Potterfield M.A., BCBA, LBA, selaku analis perilaku senior dari Kansas, Amerika, menyatakan jika Natural Environment Treatment atau NET merupakan terapi yang mengedepankan pendekatan dari kebiasaan anak dalam menanamkan perubahan.
Terapi ini sendiri biasanya didahului dengan melakukan investigasi yang terkait motivasi serta inisiatif si kecil, mencari tahu faktor kegagalan pembelajaran, serta mencoba untuk memahami cara belajar yang lebih disukai si kecil.
Contohnya, untuk memancing si kecil meminta bonekanya sendiri, terapi akan meletakkan boneka si kecil agak jauh sehingga timbul sedikit inisiatif untuk meminta. Setelah itu, terapis akan mengajak si kecil untuk meminta bonekanya sambil menyebut nama boneka tersebut.
Kalau berhasil, terapi akan memberikan boneka tersebut kepadanya. Lama kelamaan, si kecil akan terbiasa dan bisa meminta sendiri bonekanya secara lisan dengan inisiatif sendiri. Bagaimana Moms, sudah mengetahui terapi seperti apa yang dibutuhkan si kecil?