Artikel ini bersisi tentang :
- Berawal dari Film Kartun Manga
- Manfaat Menggambar Manga bagi Si Kecil
- Bagaimana Cara Mengajarkan Menggambar Manga bagi Si Kecil
- Kapan Mulai Anak Bisa Belajar Menggambar Manga
- Butuh Dukungan Orangtua
Siapa sih yang tidak suka menonton film animasi Jepang? Hampir semua anak-anak menyukai karakter-karakter anime asal negeri Sakura ini, dari mulai Doraemon, One Peace, Naruto, Pokemon, Astro Boy, Inuyasha dan film-film lainnya begitu membekas dalam hati.
Berawal dari Film Kartun Manga
Berawal dari kegemaran menonton film kartun Jepang inilah yang bisa membuat Si Kecil tertarik untuk sekedar corat-coret menggambar karakter yang disukainya. Terlebih kartun-kartun Jepang ini punya ciri khas unik yang tidak dimiliki coretan kartun lainnya, seperti buatan Amerika dan lainnya.
Nah, kalau Si Kecil mulai menyukai kartun-kartun Jepang dan mulai menggambar karakter favoritnya, kenapa Dads tidak kembangkan minat dan bakat Si Kecil ini ke jalur yang lebih serius? Terlebih belakangan ini dunia animasi di Indonesia sudah mulai menggeliat.
Manfaat Menggambar Manga bagi Si Kecil
Tidak hanya baik untuk perkembangan imajinasi Si Kecil, Art Therapist Mutia Ribowo menyebut jika kegiatan ini bisa membuat Si Kecil lebih fokus karena ada kordinasi antara mata dan gerakan tangan, membuat Si Kecil lebih peka terhadap lingkungan sekitar, memiliki empati dan meningkatkan intuisi.
Selain itu, menggambar pun bisa dijadikan sebagai media untuk mengungkapkan perasaan atau emosi mereka yang terpendam. Dengan cara ini, mereka akan cenderung lebih rileks dan punya emosi yang lebih stabil. Jelas ini sangat mendukung perkembangan kecerdasan Si Kecil secara keseluruhan.
Bahkan menurut Mutia, jika hasil goresan tangan Si Kecil diserahkan kepada ahli untuk dianalisa, Dads akan tahu apa yang terjadi dalam kehidupan si anak dan mengetahui apa yang sedang mereka rasakan saat membuat gambar tersebut.
Dengan kata lain, dengan menggambar Dads bisa tahu banyak hal tentang Si Kecil, dari mulai potensi yang dimilikinya, melatih kemampuan kordinasi mata dan gerakan tangan, hingga membaca suasana hati Si Kecil.
Bagaimana Cara Mengajarkan Menggambar Manga bagi Si Kecil
Sulit memang membayangkan anak sekitar 2-6 tahun membuat gambar Manga secara utuh. Tapi ini percayalah, ada proses mudah untuk mengembangkan kemampuan Si Kecil agar mahir membuat gambar-gambar animasi yang menakjubkan.
Dads bisa mengajarkan Si Kecil menggambar Manga dengan beberapa langkah dasar berikut ini :
Pertama, ajarkan Si Kecil untuk mewarnai Manga yang di print. Caranya, print gambar manga utuh hitam putih, kemudian biarkan si kecil mewarnai gambar tersebut sesuai dengan imajinasinya.
Sepele memang, tapi teknik ini terbukti efektif membangun kemampuan motorik tangan Si Kecil untuk bisa menghasilkan sinergi antara koordinasi tangan dan mata. Selain itu, latihan ini pun memberi kesempatan kepada Si Kecil untuk belajar rasa dan mempertajam teknik memegang pensil dengan cara terbaik.
Kedua, setelah sukses dengan tahap dasar mewarnai gambar Manga hitam putih hasil print, Dads bisa mengarahkan Si Kecil untuk mulai menggambar Manga yang sesungguhnya. Misalnya, dengan menggambar pola sederhana, seperti bulatan wajah, lengkap dengan mata, hidung dan mulut.
Setelah sukses dengan gambar kepala, Dads bisa mengalihkan fokus untuk menggambar bagian tubuh utuh, seperti tubuh, lengan dan kaki. Mulailah dengan gambar sederhana, misalnya gambar tokoh Doraemon yang cenderung mudah untuk diikuti.
Setelah Si Kecil mampu menggambar tokoh Doraemon, Dads bisa mengarahkan untuk menggambar tokoh sederhana lainnya, seperti Pikachu, atau tokoh lainnya.
Jika sudah sangat mahir, Si Kecil bisa diarahkan untuk menggunakan perangkat multimedia dan berkenalan dengan software-sofware animasi. Tapi ingat Dads, tahapan ini harus dimulai saat Si Kecil sudah menguasai perangkat komputer. Idealnya, tahapan ini bisa dimulai saat usia Si Kecil menginjak angka 15 tahun.
Kapan Mulai Anak Bisa Belajar Menggambar Manga
Mengenai waktunya, sebenarnya mengajarkan Si Kecil menggambar bisa dilakukan sejak dia bisa memegang alat tulis sendiri. Idealnya, proses ini dimulai saat Si Kecil berusia 3-4 tahun. Walaupun begitu, beberapa tempat kursus biasanya hanya akan menerima anak yang berusia 5 tahun ke atas saja.
Tentu saja pertimbangan ini berdasarkan faktor kemampuan Si Kecil membuat guratan di kertas atau kanvas, dan teknik memegang pensil yang sudah bisa dikatakan ideal.
Tapi walaupun begitu, ada kok beberapa tempat kursus yang sudah menerima peserta didik sejak usia 4-5 tahunan. Sayang, jumlahnya memang tidak banyak, dan mayoritas hanya mengajarkan ilmu basic, seperti teknik memegang pensil, mewarnai dan lainnya.
Butuh Dukungan Orangtua
Tentu sebagai orangtua Dads sudah merasa memberikan dukungan penuh. Buktinya, Dads memberikan perlengkapan menggambar, mendaftarkan dan selalu mengantarkan Si Kecil ke tempat kursusnya, dan dukungan lainnya. Tapi itu cukup?
Tentu saja tidak. Ada dukungan sepele, tapi justru yang terpenting bagi Si Kecil, yakni memperhatikan perkembangan Si Kecil, gurat demi gurat. Misalnya, Dads bisa memuji atas hasil karya Si Kecil, memberikan koreksi atau bahkan memberikan hadiah spesial atas keberhasilannya.
Dukungan lainnya adalah, Dads bisa menemani Si Kecil saat sedang menggambar. Kalau memungkinkan, sebaiknya Dads terjun langsung dengan melakukan kegiatan yang sama dengan Si Kecil. Anggap saja ini tantangan untuk mengadu kemampuan menggambar dengan Si Kecil.
So, kalau Dads bercita-cita agar Si Kecil menjadi seorang pelukis Manga yang hebat untuk kemudian menjadi animator handal, kenapa prosesnya tidak dimulai sejak dini. Setuju Dads?