Pernah melihat film The New Police Story yang dibintangi aktor kocak Jacky Chen? Yup, dalam film itu sang polisi kocak ini harus dibuat pusing oleh para penjahat yang menjadikan video games sebagai guru mereka untuk melakukan sejumlah aksi kejahatan di dunia nyata.
Percaya atau tidak, film tersebut bukan hanya sekedar hiburan saja lho! Melainkan sebuah peringatan dini kepada para orang tua agar lebih waspada lagi dalam mengawasi anaknya. Pasalnya, apa yang ada dalam video games, bisa saja mereka pratekan dalam dunia nyata.
Contohnya saja beberapa tahun lalu, sempat booming bocah SD yang meninggal dunia karena meniru adegan perkelahian dalam Smackdown. Selain itu, masih banyak aksi-aksi kejahatan lainnya, yang terinspirasi dari media yang kita anggap sebagai hiburan saja.
Tontonan Kekerasan Bisa Matikan Perasaan Anak
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Iowa State University di Amerika, menyatakan jika bermain game yang mengandung kekerasan selama 20 menit saja, ternyata bisa mematikan perasaan si kecil. Coba bayangkan saja kalau si kecil terus menerus tergoda untuk memainkan permainan tersebut.
Lebih lanjut lagi, para peneliti menyatakan jika kecanduan video games yang berisi konten kekerasan, bisa menyebabkan si kecil kehilangan rasa empati kepada orang lain, dan menganggap jika kekerasan merupakan hal yang bisa diterapan dalam kehidupan nyata.
Selain itu, beberapa penelitian sebelumnya pun sempat merinci beberapa dampak negatif yang bisa menimpa si kecil jika sudah kecanduan bermain video games, diantaranya adalah :
- Si kecil akan terbiasa berperilaku kasar, bahkan menganggapnya sebagai sebuah kesenangan.
- Terbiasa bermain games kekerasan tidak akan membuat si kecil belajar bagaimana cara menghadapi masalah. Mereka akan berpendapat jika menembak, memukul atau bahkan membunuh, merupakan cara mudah menyelesaikan masalah.
- Sebuah studi penelitian yang dilakukan di tahun 2006, mengemukakan fakta jika video game berbau kekerasan bisa menyebabkan gangguan emosional pada anak.
- Bermain video game selama berjam-jam bisa meningkatkan penurunan kinerja memori verbal, dan membuat si kecil anti-sosial.
- Games yang berisi kekerasan akan membuat si kecil hiperaktif. Selain itu, mereka pun akan cenderung mengalami masalah Attention Deficit Disorder (ADD) ataupun Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Melihat banyaknya dampak negatif dari video games yang berisi materi kekerasan, kondisi ini membuat para peneliti meminta pemerintah lebih serius lagi dalam menerapkan program pencegahan penyebaran games-games yang berbau kekerasan.
Bahkan dalam rilisnya, para peneliti pun memberikan beberapa contoh games yang disinyalir berdampak negatif, dan harus diwaspadai, seperti games seri GTA (Grand Theft Auto), World of Warcraft, Point Blank, Call of Duty, Carmageddon, Cross Fire, Counter Strike, War Rock, Mortal Combat, Smackdown, Future Cop, Shelshock, Atlantica, Raising Force, Conflict Vietnam, Bully dan lainnya.
So, sebelum masalah itu menjalar dan mempengaruhi pola pikir si kecil, sebaiknya mulai sekarang Moms harus mulai menerapkan batasan tayangan dan games apa saja yang boleh dimainkan si kecil. Bagaimanapun juga, benteng pertahanan pertama ada dalam keluarga!