Artikel ini berisi tentang :
- Waspada Dengan Glue Ear
- Apa penyebab dari glue ear?
- Bagaimana cara mengatasi glue ear?
- Terapi Tiup Balon Dengan Hidung
Telinga merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting karena terkait langsung dengan indera pendengaran. Tanpa indera pendengaran yang baik, Si Kecil akan sulit untuk berkomunikasi atau menerima informasi yang dia butuhkan sebagai bagian dari tumbuh kembangnya.
Waspada Dengan Glue Ear
Glue ear disebut juga sebagai infeksi telinga tengah yang disebabkan karena terperangkapnya cairan di bagian dalam tengah telinga Si Kecil. Dalam waktu lama, cairan tersebut akan mengendap di bagian telinga Si Kecil hingga menjadi lebih kental dan lengket mirip dengan lem (glue).
Jika tidak segera diatasi, glue ear bisa menyebabkan Si Kecil sulit mendengar dengan jelas, nyeri di bagian telinga, demam, dan Si Kecil seolah mendengar gemericik air saat bicara, mengunyah atau menguap.
Dilansir dalam hellosehat, glue ear biasanya menyerang pada anak yang masih berusia di bawah 3 tahun, hidup atau tumbuh di lingkungan yang dipenuhi dengan polusi dan asap, punya keluarga dengan riwayat glue eat, dan Si Kecil memiliki sistem imun yang buruk.
Selain itu, glue ear pun sangat rawan menyerang Si Kecil dengan penyakit pernapasan kronis, seperti cystic fibrosis, asma, dan lainnya.
Apa penyebab dari glue ear?
Dilansir dalam eHealthMD, 1 dari 10 anak di dunia pasti akan mengalami gangguan ini. Tapi jangan khawatir, banyak glue ear akan sembuh jika ditangani dengan cepat dan tepat. Tapi jika terus dibiarkan, kondisi ini akan menyebabkan masalah pendengaran akut, hingga tuli.
Penyebab utama terjadinya glue ear adalah, infeksi otitis media yang sudah terlalu lama, dan tidak diatasi dengan baik, dan menyebabkan tuba eustachius tidak dapat membuka.
Kondisi ini bisa menyebabkan perubahan tekanan udara di antara telinga tengah dengan lingkungan luar, yang berimbas kepada cairan yang berasal dari pembuluh darah kapiler mukosa dan pembuluh limfe akan tertekan dan masuk ke dalam telinga bagian tengah.
Saat cairan yang berada di dalam telinga tengah ini terinfeksi bakteri, maka akan muncul gangguan infeksi yang disebut otitis media serosa.
Dalam prosesnya, otitis media serosa sebenarnya bisa sembuh dengan konsumsi antibiotik atau obat-obatan khusus infeksi. Tapi jika dibiarkan, dalam jangka waktu tertentu (tidak dapat dipastikan) cairan yang terinfeksi bakteri tersebut akan mengental seperti lem, atau yang sebut dengan istilah glue ear.
Bagaimana cara mengatasi glue ear?
Untuk mengatasi glue ear, dokter akan melihat dulu tingkat keparahannya. Untuk glue ear yang tidak terlalu parah, solusinya bisa dilakukan terapi tanpa pembedahan. Caranya, dokter akan menggunakan alat khusus untuk menarik semua lendir yang bersembunyi di bagian tengah telinga Si Kecil.
Sedangkan untuk kasus glue ear yang sangat parah, dan menyebabkan Si Kecil tuli, pemasangan grommet sangat dibutuhkan. Prosedur ini dilakukan dengan bius umum dan berlangsung sekitar 15 menit.
Nantinya, cairan dalam telinga telinga tengah akan dikeluarkan lewat grommet untuk menyamakan tekanan udara dalam telinga tengah dengan tekanan udara di luar. Grommet sendiri nantinya akan ditinggal di dalam telinga selama beberapa bulan dan akan lepas sendiri ketika luka sayatan di gendang telinga sudah sembuh.
FYI, grommet merupakan selang ventilasi kecil yang dimasukkan ke dalam telinga tengah lewat metode sayatan kecil di bagian gendang telinga.
Terapi Tiup Balon Dengan Hidung
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah glue ear, salah satunya dengan menjalani terapi tiup balon dengan hidung. Caranya, Moms hanya perlu menyediakan balon, kemudian minta Si Kecil untuk meniupnya dengan hidung. Lakukan setiap hari agar masalah glue ear ini segera teratasi.
Menurut penelitian yang dilakukan University of Southampton, Inggris, meniup balon dengan menggunakan hidung akan meningkatkan tekanan pada telinga dan membersihkan bagian dalamnya dari lendir yang menyebabkan masalah telinga, termasuk glue ear.
Dalam penelitian ini, tim peneliti tim peneliti meminta 321 anak penderita glue ear untuk meniup balon dengan menggunakan hidung. Hanya dalam satu bulan, 47% dari mereka berhasil pulih dari penyakit itu, dan sisanya menunjukkan perkembangan positif menuju kesembuhan.
Dengan ditemukannya metode tiup balon menggunakan hidung, diharapkan mampu membantu anak-anak penderita glue ear untuk lebih cepat sembuh dari penyakitnya. (oleh Dr Ian Williamson, pakar THT, sekaligus ketua tim peneliti dari University of Southampton)