Pastinya Moms penasaran sebenarnya di usia berapa anak diperbolehkan mengkonsumsi makanan pedas. Pertanyaan lainnya: apakah anak-anak yang suka makan makanan pedas rentan terhadap penyakit yang berkaitan dengan gangguan sistem saluran cerna? Seorang ahli nutrisi yang bernama Susan Mores menjelaskan tidak ada batasan usia khusus bagi anak-anak untuk mengkonsumsi makanan yang pedas. Namun jika Moms mulai ingin memperkenalkan makanan pedas pada anak Anda, sebaiknya mulai dilakukan setelah anak sudah berusia lebih dari 2 tahun. Alasannya adalah:
- Di usia 2 tahun, sistem pencernaan anak sudah mampu mencerna berbagai macam makanan termasuk makanan pedas.
- Anak yang sudah berusia 2 tahun ke atas sudah memiliki sistem pencernaan yang bisa dikatakan hampir sempurna. Sistem pencernaan pada anak usia 2 tahun ke atas masih bisa berkembang sehingga sistem pencernaan bisa lebih siap untuk menerima makanan-makanan yang tidak biasa dikonsumsi oleh si anak seperti makanan-makanan pedas.
- Moms juga perlu memperhatikan reaksi setelah Moms memperkenalkan makanan yang berasa pedas pada anak. Respons tiap anak pastinya berbeda-beda. Ada anak yang baru sedikit mencicipi makanan pedas, ia langsung menolak dan tidak ingin memakannya lagi, atau ada juga anak yang awalnya hanya sedikit saja mencicipi makanan pedas hingga akhirnya menyukainya. Ketika seorang anak menginginkan makanan yang pedas, sebaiknya Moms memberikan makanan dengan level pedas yang ringan terlebih dahulu, jangan langsung makanan yang sangat pedas disuguhkan pada anak Anda.
Bagi Moms yang sewaktu hamil dulu gemar mengonsumsi makanan pedas, mungkin anak Anda sekarang sedikit familiar dengan rasa pedas. Jadi anak Anda bisa lebih dapat mentoleransi rasa pedas pada makanan yang telah dikonsumsinya. Rasa pedas dapat dirasakan melalui ASI. Seorang ibu yang hobi mengkonsumsi makanan pedas saat menjalani masa meyusui, ASI yang diminum oleh bayinya juga akan terasa sedikit pedas. Oleh karenanya banyak orang yang menyarankan untuk tidak mengonsumsi makanan pedas untuk sementara waktu ketika masih menjalani masa menyusui dengan tujuan agar bayi tetap dapat meminum ASI dengan cukup.