Artikel ini berisi tentang :
- Kemampuan Komunikasi Yang Kurang
- Cenderung Jadi Trouble Maker
- Punya Temperamen Yang Buruk
- Berisiko Tinggi Mengalami Obesitas
Dunia anak-anak merupakan dunia bermain. Artinya, bermain merupakan hak pokok Si Kecil yang tidak boleh Moms langgar. Jika Si Kecil terlalu banyak dilarang bermain, terutama bermain di luar rumah, akan ada dampak buruk yang bisa terjadi pada Si Kecil.
Berikut merupakan beberapa dampak buruk yang bisa terjadi saat Si Kecil tidak dibebaskan bermain.
Kemampuan Komunikasi Yang Kurang
Kemampuan komunikasi yang ditandai dengan kemampuan berbicara yang baik, bukan kemampuan yang bisa didapat secara instan. Butuh pengaplikasian langsung agar mereka terbiasa menempatkan perbendaharaan katanya, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mewujudkan semua itu, Si Kecil butuh bermain dan berkumpul bersama dengan teman-teman sebayanya. Biarkan mereka komunikasi dengan bahasanya sendiri, dan lama kelamaan kosakatanya akan bertambah, dan kemampuan komunikasinya akan semakin baik.
Kondisi ini jelas berbeda jika Si Kecil terus berada di dalam rumah dengan komunikasi yang dibangun hanya antara Moms dan Si Kecil. Memang kemampuan komunikasinya bisa berkembang jika dilatih secara terus menerus, tapi hasilnya tidak akan semaksimal seperti ketika Si Kecil berada bersama temannya.
Maka dari itu, bebaskan Si Kecil bermain karena di sanalah tempatnya. Tempat dia untuk belajar dan menemukan banyak hal yang baru. Termasuk kemampuan komunikasi dan kosakata baru. (oleh Peter Gray, Ph.D., peneliti, sekaligus pakar psikologi anak di Boston University, Amerika)
Cenderung Jadi Trouble Maker
Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Play, menyebut jika anak yang sering dilarang bermain di luar rumah bersama teman-temannya, akan cenderung jadi anak yang bermasalah saat memasuki dunia sekolah, atau ketika mereka berkesempatan main dengan anak-anak lainnya.
Selama bermain, Si Kecil akan belajar bagaimana caranya membuat hal sederhana jadi terasa lebih menyenangkan. Mereka belajar mencari permainan, merumuskan, kemudian memutuskan secara bersama-sama. Tidak ada ego dan tidak ada pemaksaan, yang ada hanya semangat saling berbagi.
Kondisi ini tidak akan terjadi saat Si Kecil tidak terbiasa bermain dengan orang lain. Karena terbiasa menjadi pemilik permainan saat di rumah, dia pun akan melakukan hal yang sama karena tidak akan tahu bagaimana caranya bermain dalam kelompok.
Kondisi inilah yang akan membuat mereka cenderung jadi trouble maker. Si Kecil ingin selalu unggul, jadi pengatur permainan, dilayani dan hal lainnya.
Punya Temperamen Yang Buruk
Selain menyebabkan Si Kecil tidak tahu caranya bermain dalam kelompok, cenderung individualis dan ingin menguasai, sering melarang mereka bermain akan membuatnya punya temperamen yang buruk. (oleh Peter LaFreniere, peneliti, dan profesor psikologi perkembangan di Universitas Maine)
Menurut Peter, saat Si Kecil terbiasa bermain bersama anak-anak lainnya, dorong mendorong hingga menjatuhkan teman merupakan hal yang biasa. Kondisi ini membuat Si Kecil mampu mengembangkan sikap toleransi, dan membantu mengajarkan regulasi emosi.
Kondisi ini jelas tidak akan dia dapatkan saat berada di dalam rumah. Sehingga saat Si Kecil terjatuh, dia akan marah dan menuduh temannya ingin mencelakainya. Lebih buruk lagi, dia bisa saja mengadu kepada Moms dengan cerita yang sudah diperburuk.
Temperamen buruk ini tidak hanya menyebabkan konflik dalam pertemanan, tapi bisa menimbulkan konflik antara Moms dan tetangga atau orangtua temannnya Si Kecil.
Berisiko Tinggi Mengalami Obesitas
Menurut survei yang dilakukan di Amerika, menemukan jika 89 persen anak lebih suka bermain di luar dengan teman-teman ketimbang menonton TV. Hal ini sesuai dengan naluri mereka sebagai anak-anak. (oleh Hara Estroff Marano, penulis buku A Nation of Wimps: The High Cost of Invasive Parenting)
Tapi sayang, banyak orangtua yang terlalu khawatir dengan anak-anaknya, sehingga cenderung memilih mengurung mereka dalam sangkar emas. Ya, agar anaknya nyaman di dalam rumah, orangtua pun menyediakan banyak camilan, permainan video, televisi, gadget dan lainnya.
Kondisi ini jelas sangat berbahaya Moms. Kombinasi antara kurang bergerak dan terlalu banyak mengkonsumsi camilan dengan kalori tinggi, bisa menyebabkan Si Kecil mengalami obesitas.
Dampaknya bisa sangat besar, selain menyebabkan penurunan kepercayaan diri, obesitas pun bisa memperburuk kondisi kesehatan Si Kecil saat dewasa nanti.
Bahkan menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine, obesitas bisa lebih berbahaya dari rokok, serta lebih tinggi meningkatkan risiko stroke, diabetes dan penyakit jantung saat dewasa nanti. Jadi, berhentilah untuk takut. Biarkan Si Kecil bermain, karena dunia mereka adalah bermain!