Artikel ini berisi tentang :
- Jangan Menyekolahkan Si Kecil Terlalu Dini
- Gunakan Pendekatan Yang Berbeda
- Beri Apresiasi Untuk Memotivasi Semangat Belajar
- Jangan Pasang Target Terlalu Tinggi
Terkadang, Si Kecil sulit meraih prestasi bukan karena dia kurang pintar, tapi karena dia tidak mengerti dengan materi pelajaran yang diberikan gurunya. Makanya, agar prestasinya makin cemerlang, Dads bisa membantu Si Kecil memahami materi pelajaran dengan trik berikut ini.
Jangan Menyekolahkan Si Kecil Terlalu Dini
Meskipun banyak orang yang sudah membawa anaknya masuk preschool sejak usia 1-2 tahun, tapi sebaiknya Dads tidak melakukan hal ini.
Di usianya yang sangat dini, Si Kecil masih butuh bermain dan mengenal lingkungannya. Dia pun masih butuh berkembang bersama dengan orang-orang terdekatnya di rumah, seperti ibunya, neneknya, atau saudara lainnya di rumah.
Pokoknya, selama Si Kecil masih ada yang menemani di rumah, dan dia pun punya teman bermain di lingkungannya, sebaiknya tunda dulu menyekolahkannya.
Penelitian yang dilakukan Universitas Stanford, membuktikan jika Si Kecil yang masuk preschool lebih lambat 1 tahun ketimbang anak lainnya, memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi, dan memiliki pencapaian prestasi yang lebih baik saat masuk usia sekolah.
Gunakan Pendekatan Yang Berbeda
Dalam belajar dan memahami pelajaran, tiap anak punya pendekatan yang unik. Misalnya, ada anak yang cenderung menghafal, ada yang memahami dari logika yang lebih rumit, tapi ada juga yang memahami pelajaran dengan logika yang lebih sederhana.
Saat Dads menemukan Si Kecil sulit memahami pelajaran dan selalu salah dalam menebak jawaban, cobalah untuk bertanya alasan kenapa Si Kecil memberi jawaban tersebut. Dari sana, Dads bisa memberi pendekatan yang berbeda untuk membuat Si Kecil paham tentang pelajaran.
Misal, saat Si Kecil sulit memahami konsep tambahan, Dads bisa meminta Si Kecil untuk membayangkan jika angka-angka tersebut adalah jari, kemudian minta dia menghitung dengan metode jari.
Jika metode jari tidak berhasil, Dads bisa memberi alternatif dengan metode penghitungan lidi yang dipatahkan, metode sempoa atau metode lainnya yang mendekati. Cobalah untuk memberi penjelasan yang lebih sederhana, dan fokus agar Si Kecil faham, bukan hanya benar saat menjawab.
Beri Apresiasi Untuk Memotivasi Semangat Belajar
Rayakan sekecil apapun kemajuan Si Kecil. Karena lewat kemajuan kecil tersebut, Si Kecil akan termotivasi untuk lebih giat belajar saat tahu jika hasil kerja kerasnya dihargai. (oleh Thomas Dee, peneliti dan juga profesor di Stanford Graduate School of Education)
Menurut Thomas, Si Kecil yang secara akademik gagal di sekolah, bukan berarti dia tidak berusaha untuk memperbaiki capaiannya, tapi karena dia tidak memiliki motivasi untuk itu.
Dengan mengapresiasi setiap jengkal progres yang ditunjukan Si Kecil, lambat laun dia akan mengerti saat dirinya berprestasi, maka akan lebih banyak apresiasi yang akan dia terima. Motivasi inilah yang akan membuatnya terus memperbaiki kemampuannya.
Selain itu, Dads pun harus membantu Si Kecil menemukan faktor lain yang membuatnya gagal, apakah karena tuntutan yang terlalu tinggi, atau karena fasilitas belajar yang tidak Dads berikan secara maksimal. Tentu saja faktor-faktor ini harus dipertimbangkan, dan harus segera dibenahi.
Jangan Pasang Target Terlalu Tinggi
Sah-sah saja Dads memiliki mimpi agar Si Kecil juara kelas, atau bahkan juara umum di sekolahnya. Tapi perlu diingat, tiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Ada yang cerdas di bidang matematika dan perhitungan, ada yang lebih menonjol dalam bidang linguistik, ada pula yang hebat di bidang olahraga.
Tiap kecerdasan inilah harus Dads fahami dengan baik. Setelah itu, Dads bisa menyusun rencana untuk memberikan stimulasi khusus agar kelebihan Si Kecil tersebut bisa maksimal.
Bagaimana dengan prestasi akademik? Disinilah Dads harus memahami. Bukan berarti menyerah, tapi target yang Dads berikan harus realistis. Jika sebelumnya Dads memasang target juara kelas, cobalah untuk menurunkan target tersebut dengan masuk 5 besar, atau target lebih rendah dari itu.
Tapi di sisi lain, minta Si Kecil untuk memaksimalkan kecerdasan non-akademiknya. Misalnya, memaksimalkan kemampuannya di bidang olahraga, atau bidang lainnya. Selamat mencoba, semoga trik ini bisa membantu Dads dan Si Kecil dalam mengembangkan kemampuannya.