Artikel ini berisi tentang :
- Apa itu Pilek? Apakah Sama dengan Flu?
- Gejala flu dan pilek
- Apakah Anak Pilek Harus Dibawa ke Dokter?
- Cara Mengatasi Pilek Si Kecil Tanpa Obat
Pilek merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak-anak. Kondisi ini biasanya menyerang saat sistem kekebalan tubuh Si Kecil ambruk sehingga virus penyebab pilek mudah masuk menyelinap dalam tubuh. Tapi ingat, walaupun sudah biasa, pilek tidak boleh dianggap remeh!
Apa itu Pilek? Apakah Sama dengan Flu?
Banyak yang menyangka pilek sama dengan flu. Hal ini tidak lepas dari gejala yang ditimbulkannya, seperti hidung tersumbat maupun meler, bersin-bersin, demam dan lainnya. Penyakit ini tergolong rutin menyerang, bahkan penyakit ini setidaknya akan menyerang 2-3 kali dalam setahun.
Di Amerika sendiri, Amerika Medial Association menyebut jika sekitar 500 juta orang terkena pilek atau comon cold per tahunnya, dimana jumlah tersebut didominasi oleh anak-anak.
Berbeda dengan flu, biasanya pilek disebabkan oleh rhinovirus. Walaupun termasuk menular, penyakit ini biasanya hanya menyerang, maksimal selama 10 hari. Jika lebih dari itu, Moms harus segera memeriksakan Si Kecil ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Gejala flu dan pilek
Sedikit sulit untuk membedakan antara flu dan pilek pada Si Kecil, pasalnya keduanya memiliki tanda atau gejala yang sangat mirip. Namun , ada sedikit perbedaan yang bisa kita kenali untuk membedakan apakah Si Kecil terserang flu atau cuma pilek saja, yakni :
Gejala Flu
- Biasanya datang hanya saat musim dingin atau ketika suhu sedang rendah.
- Biasanya menyerang selama 10-14 hari, dan kondisi paling parah terjadi saat 3-4 hari pertama.
- Gejala flu datang tiba-tiba dalam kurun waktu 24 jam, yakni demam lebih dari 38 derajat Celcius, susah bernafas, meriang, sakit kepala, nyeri otot dan badan terasa sakit.
- Mengalami batuk lebih sering, terutama saat demamnya sudah mulai berkurang.
- Mengalami mual, muntah atau diare, terutama pada Balita.
- Nafsu makan berkurang.
Gejala Pilek
- Bisa datang kapan saja.
- Pilek hanya menyerang sekitar 5-6 hari.
- Gejalanya datang secara perlahan selama beberapa hari, biasanya terkait radang tenggorokan, bersin-bersin, hidung ingusan, bersin-bersin dan sulit bernafas karena hidung tersumbat.
- Mengalami batuk ringan dan nafsu makan cenderung masih normal.
Apakah Anak Pilek Harus Dibawa ke Dokter?
Seperti disebutkan diatas, pilek umumnya hanya menyerang kurang dari 10 hari. Jika dalam waktu tersebut Si Kecil masih belum sembuh, menghubungi dokter merupakan sebuah keharusan.
Tapi selain itu, ada beberapa kondisi pilek yang membuat Moms harus segera membawa Si Kecil ke dokter, diantaranya adalah :
- Pilek membuat Si Kecil sulit tidur dan sangat rewel.
- Pilek membuat Si Kecil tidak mau makan dan minum.
- Si Kecil mengalami demam dengan suhu diatas 38 derajat celcius.
- Si Kecil terlihat sangat kesulitan saat bernafas karena hidung yang tersumbat.
Jika kondisi tersebut menyerang Si Kecil, sebaiknya Moms segera hubungi dokter untuk solusi lebih lanjut. Biasanya dokter akan memeriksa lebih detail untuk memastikan tidak ada gangguan lainnya yang bisa membahayakan Si Kecil.
Cara Mengatasi Pilek Si Kecil Tanpa Obat
Rata-rata pilek akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari. Dengan kata lain, Moms tidak perlu membawa Si Kecil ke dokter jika memang tidak ada kondisi yang sangat mengkhawatirkan. (dr. Isabella Riandani, SpA, dokter anak dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading).
Lebih lanjut lagi, dr. Isabella menyarankan agar Moms memberikan ekstra ASI dan sering menjemur Si Kecil jika dia masih bayi. Hal ini dilakukan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membuatnya lebih cepat pulih dari serangan pilek.
Sementara untuk yang sudah Balita, selain dengan cara mengajaknya agar berjemur dibawah sinar matahari pagi, Mom bisa mengingatkan Si Kecil untuk selalu membuang cairan dan lendir yang menempel di hidungnya, dan menyuruhnya agar banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayuran.
Selain itu, ada beberapa cara lainnya untuk mengatasi pilek tanpa harus mengonsumsi obat, diantaranya :
- Konsumsi makanan tinggi protein untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya, seperti daging, telur, kaldu ayam atau sapi, ikan dan lainnya.
- Konsumsi makanan probiotik, seperti yogurt dan kefir. Untuk versi lokal, Moms bisa memberikan Si Kecil tape, dadiah dan lainnya.
- Pastikan Si Kecil cukup tidur, terutama di malam hari. Jangan lupa untuk mengonsumsi banyak air putih. ( saran Vandana Bhide, M.D., dokter anak di Saint Augustine, Florida).
- Konsumsi makanan tinggi garam, seperti air kaldu, sup dan lainnya. ( penelitian yang diterbitkan International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology)
- Gunakan humidifier atau alat pelembab udara yang bertugas untuk membantu melegakan saluran pernafasan.
Alternatif lainnya, Moms bisa melakukan penguapan dengan cara mencampurkan garam dengan kayu putih ke dalam air panas, kemudian biarkan uapnya berterbangan di dalam kamar Si Kecil.
Selain itu, berikan Si Kecil makanan berkuah hangat, terutama yang terbuat dari kaldu ayam atau sapi (yang terbuat dari rebusan daging ayam atau sapi) dan pastikan Si Kecil cukup istirahat. Jika terlihat makin parah, segera hubungi dokter untuk solusi lebih lanjut. Selamat mencoba!