Artikel ini berisi tentang :
- Rewel dan Membuat Suasana Nonton Tidak Menyenangkan
- Belajar Hal Yang Tidak Pantas Dilakukan Anak-anak
- Trauma dan Membuat Si Kecil Jadi Paranoid
- Apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya?
Tiap film yang diputar di bioskop atau setiap program televisi, pasti punya rating usia masing-masing. Misalnya SU (semua umur), BO (bimbingan orang tua), BO -13 (bimbingan orangtua, tapi tidak cocok bagi anak dibawa usia 13 tahun) dan kode rating A untuk anak-anak.
Bagaimana dampaknya jika Si Kecil nonton film yang tidak sesuai dengan usianya? Tentu ada dampak buruk yang bisa terjadi, beberapa diantaranya adalah :
Rewel dan Membuat Suasana Nonton Tidak Menyenangkan
Setiap film atau program tentu saja sudah dirancang sesuai dengan segmen yang akan diambil, misalnya untuk memanjakan penonton remaja, dewasa, dan lainnya. Tentu saja bagi anak-anak, program atau film tersebut kurang menarik.
Misalnya, film action, drama, dan genre dewasa lainnya, tentu bisa dinikmati oleh penonton remaja dan dewasa, tapi bagi anak-anak film tersebut akan terasa terlalu berat dan sangat membosankan.
Imbasnya bisa besar lho, karena rasa bosan ini Si Kecil akan rewel karena bosan, merengek minta pulang dan membuat suasana nonton jadi kurang menyenangkan. Bahkan yang lebih parah lagi, rengekan Si Kecil akan membuat orang lain yang menonton ikut terganggu.
Maka dari itu, demi kenyamanan dan ketertiban bersama, dilarang keras membawa Si Kecil menonton film yang tidak sesuai dengan rating atau kategori usianya, terlebih menonton film di bioskop. (oleh Vera Itabiliana. S.Psi, psikolog anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan UI)
Lalu, kapan Si Kecil bisa diajak nonton film di bioskop? Usia yang tepat adalah mulai 6-7 tahun atau usia sekolah dasar. Ingat Moms di bioskop, gambar akan tampak sangat besar, suara lebih keras, dan suasana sangat gelap.
Di bawah usia tersebut, Si Kecil masih lebih sensitif terhadap suara, gambar, dan gelap. Anak bisa terganggu dan merasa tidak nyaman. (Oleh Carmelia Riyadhni, psikolog dari Rumah Dandelion).
Belajar Hal Yang Tidak Pantas Dilakukan Anak-anak
Selain cranky di bioskop dan malah ganggu kesenangan penonton lain, mengajak Si Kecil menonton film yang tidak sesuai dengan kelompok usianya, akan membuat Si Kecil banyak melihat hal-hal yang seharusnya tidak boleh atau belum saatnya dia lihat.
Misalnya, Si Kecil akan melihat adegan-adegan pembunuhan penuh darah, adegan pertengkaran, kata-kata kasar, hingga adegan seksual. Tentu saja ini sangat berbahaya Moms, mengingat di usianya seperti sekarang ini, Si Kecil justru lebih cepat belajar lewat melihat dan mendengar langsung.
Karena tidak bisa membedakan mana dunia film dan mana dunia nyata, bukan tidak mungkin jika akhirnya Si Kecil akan meniru dan melakukan berbagai adegan yang dia lihat. Misalnya memukul temannya, memeluk anak lain yang berbeda jenis kelamin, dan tindakan tidak pantas lainnya.
Menurut Vera, jelas ini merupakan kondisi yang sangat berbahaya. Tidak hanya bagi diri Si Kecil dan masa depannya, tapi juga bisa berbahaya bagi orang-orang disekelilingnya.
Trauma dan Membuat Si Kecil Jadi Paranoid
Kemampuan berpikir anak-anak masih cenderung konkret. Apa yang dia lihat, akan diartikan secara literal. Mereka pun belum bisa membedakan mana film dan mana dunia nyata, sehingga memandang apa yang terjadi di dalam film, bisa juga terjadi dalam kehidupannya.
Contohnya, saat Moms menonton film horror atau thriller bersama Si Kecil. Dia akan melihat sosok penjahat tersebut benar-benar ada, dan bisa jadi sosok penjahat tersebut akan men-terror dirinya dan keluarga, sehingga Si Kecil akan mengalami ketakutan tanpa sebab yang jelas.
Apalagi efek-efek yang digunakan belakangan ini membuat film terlihat sangat nyata, bukan tidak mungkin adegan kekerasan dan adegan khas dewasa lainnya, akan terekam dan menimbulkan trauma. (oleh Fathya Artha Utami. M.Psi., psikolog anak dari Tiga Generasi)
Banyak lho anak-anak yang akhirnya jadi trauma dan takut dengan sesuatu hanya karena adegan film. Misalnya, takut dengan pria gondong karena identik dengan tokoh penjahat, penculik dan lainnya.
Apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya?
Fathya menjelaskan jika solusi terbaik yang bisa dilakukan adalah, dengan memperhatikan kategori usia untuk film tersebut. Untuk anak-anak, sebaiknya pilih film dengan rating A (anak-anak), atau film yang memiliki rating SU (semua umur).
Dengan begitu, Si Kecil akan terbebas dari risiko tontonan yang bisa berdampak buruk bagi kehidupannya, baik dalam pembentukan karakter, ataupun perilaku.
Ada banyak kok film dengan rating anak-anak dan semua umur, yang bisa dinikmati Si Kecil, plus asyik juga ditonton oleh orang dewasa, misalnya film Cars dengan karakter utamanya, si mobil merah karakter utama Lightning McQueen, film WALL E, Monster University, A Bug’s Life dan lainnya.
Alternatif lainnya, ketimbang menghabiskan waktu untuk menonton film (di bioskop atau di rumah), sebaiknya manfaatkan waktu yang ada untuk melakukan permainan di luar ruangan. Dengan cara ini, Si Kecil akan lebih aktif bergerak, dan suasana liburan jadi lebih menyenangkan.
Bonusnya, uang yang dianggarkan untuk membeli tiket atau menyewa DVD baru, bisa Moms gunakan untuk keperluan lainnya. Menarik bukan?
Jadi dari artikel ini kita bisa menyimpulkan bahwa ada banyak dampak buruk bagi si kecil jika menonton film yang tidak sesuai dengan kategori usianya. Mulai dari bisa membuat Si Kecil melihat hal-hal yang seharusnya tidak boleh atau belum saatnya dia lihat, sampai bisa menyebabkan Si Kecil trauma dan paranoid.
Melihat fakta-fakta tersebut, mari mulai sekarang kita membatasi tontonan Si Kecil dengan hanya memberinya tontonan yang sesuai dengan usianya agar proses tumbuh kembangnya tidak terganggu.