Artikel ini berisi tentang :
- Hanya Mitos Yang Tidak Perlu Ditanggapi Secara Berlebih
- 2 Unyeng-unyeng Hanya Masalah Genetik
- Nakal Terkait Pelabelan yang Diberikan Lingkungan
- Bagaimana solusi mengatasi masalah ini?
Moms pernah mendengar mitos yang menyebut, anak dengan 2 unyeng-unyeng di kepala merupakan tanda anak nakal, dan keras kepala. Menariknya, kepercayaan ini tidak hanya berkembang di Indonesia, tapi cukup populer juga di Malaysia dan wilayah lainnya.
Hanya Mitos Yang Tidak Perlu Ditanggapi Secara Berlebih
Anak dengan 2 unyeng-unyeng atau pusar kepala sudah cukup lama diidentikan dengan sikap-sikap negatif, seperti keras kepala, nakal, suka membantah, suka bersikap agresif dan lainnya. Mirisnya, label ini bahkan sudah disematkan sejak Si Kecil baru dilahirkan.
Meskipun begitu, faktanya kepercayaan yang berkembang di sebagian besar wilayah Malaysia dan Indonesia, dan wilayah lainnya, tidak beralasan, dan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. (oleh Noor Afidah Abu Bakar, Certified Positive Parenting Educator asal Malaysia)
Dalam penelitiannya, Noor justru menemukan banyak anak yang memiliki 2 unyeng-unyeng justru mampu bersikap baik. Sebaliknya, beberapa anak dengan unyeng-unyeng tunggal justru bersikap negatif, sama seperti sikap yang dituduhkan pada anak dengan 2 unyeng-unyeng.
Dengan kata lain, masalah sikap Si Kecil dikembalikan lagi kepada Moms dan pola asuh yang diadopsi. Pola asuh yang positif akan cenderung melahirkan sikap positif, dan pola asuh negatif akan menghasilkan output negatif juga.
2 Unyeng-unyeng Hanya Masalah Genetik
Penelitian yang dilakukan National Human Genome Research Institute, yang fokus dengan penelitian tentang genetik dan genom manusia, menemukan fakta jika 5 persen populasi dunia memiliki dua unyeng unyeng di kepala, dan bahkan ada yang 3.
Semua itu tidak berhubungan dengan sikap negatif dan lainnya, tetap terkait langsung dengan faktor genetik, atau bisa juga masuk dalam kategori cacat lahir (kondisinya sama seperti lesung pipit).
Sementara itu, penelitian lainnya menyebut jika arah putaran unyeng-unyeng Si Kecil menunjukkan kecenderungan dalam menggunakan tangannya. Si Kecil yang memiliki unyeng-unyeng mengikuti arah jarum jam, dia akan menggunakan tangan kanan dalam aktivitas harian.
Sedangkan jika Si Kecil memiliki unyeng-unyeng berlawanan arah jarum jam, kemungkinan besar dia akan menjelma jadi anak kidal. (oleh Dr Amar J S Klar, Kepala Bagian Genetika dan Laboratorium Biologi Kroosom di National Cancer Institute di Maryland)
Tapi kembali lagi Moms, kecenderungan kidal atau tidak masih bisa berubah seiring kebiasaan yang dilakukan Si Kecil. Jika Si Kecil sudah dibiasakan dominan dengan tangan kanan, maka pengaruh gen kidalnya ini akan menghilang dan digantikan dengan dominan kanan.
Nakal Terkait Pelabelan yang Diberikan Lingkungan
Seperti disebutkan diatas, Si Kecil yang memiliki 2 unyeng-unyeng akan dilabeli negatif, bahkan sejak dia baru dilahirkan. Sadar atau tidak, imbas dari pelabelan ini akan membuat Si Kecil menerima label tersebut sebagai miliknya (anak nakal), dan dia akan terus melakukannya.
Ini sama seperti doa atau kutukan yang terus dilontarkan, sehingga lama kelamaan Si Kecil akan menerima semua itu sebagai karakter yang harus dia ambil. (oleh Vera Itabiliana S.Psi, psikolog anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan UI)
Tentu saja kondisi ini sangat merugikan Moms, mengingat pelabelan negatif ini akan membuat Si Kecil malas, bahkan enggan untuk merubah sikapnya, karena Si Kecil yakin apapun kebaikan yang dilakukannya, dia akan tetap jadi anak nakal di mata orang lain.
Bagaimana solusi mengatasi masalah ini?
Cara terbaik yang bisa Moms lakukan adalah, memerangi mitos ini, dan berikan edukasi yang baik kepada masyarakat. Jika ada orang yang mengait-ngaitkan 2 unyeng-unyeng dengan tindakan nakal, maka jelaskan jika itu hanya mitos belaka.
Berikan juga penjelasan terkait konsep pelabelan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap sikap Si Kecil. Dengan cara ini, diharapkan kepercayaan terhadap mitos ini bisa terkikis.
Sementara untuk Si Kecil, sebaiknya berikan pola asuh positif tanpa ada kekerasan. Hal ini dilakukan agar Si Kecil mampu bersikap baik, dan terlepas dari kutukan mitos 2 unyeng-unyeng. Jangan lupa, berikan apresiasi setiap dia melakukan kebaikan.
Dengan cara ini, secara perlahan Si Kecil akan mulai paham jika apa yang dia lakukan, akan menghasilkan label dari lingkungan (bersikap baik akan diberi label anak baik, bersikap nakal akan dilabeli anak nakal). Bukan bersikap sesuai dengan label yang diberikan orang lain.