Sebagai orang dewasa, tentu Moms ingin punya kamar sendiri untuk sekedar merenung, meredakan gejolak jiwa, menyalurkan hobi atau ingin melakukan sesuatu yang tidak mau diketahui orang lain. Pada saat itu, Moms sangat ingin sendiri dan tidak mau diganggu oleh orang lain.
Moms, inilah yang biasa kita kenal dengan istilah privacy, atau ruang sendiri yang hanya bisa dinikmati sendirian, tanpa diganggu orang lain.
Nah, usut punya usut ternyata tidak hanya orang dewasa saja yang butuh privacy, anak-anak yang masih berusia dini pun butuh ruang sendiri. Bahkan kalau bisa, Moms memberikan fasilitas istimewa ini saat si kecil masih berusia dini. Kenapa harus seperti itu?
Menurut Alzena Masykouri, seorang psikolog anak, menyatakan jika privasi bisa dikatakan sebagai momen atau perilaku untuk menikmati kesendirian. Hal ini termasuk juga perilaku atau keinginan si kecil untuk menyimpan barang-barang atau rahasia dan tidak ingin membaginya dengan orang lain.
Walaupun begitu, Alzena menyatakan jika privasi berbeda dengan sikap tidak mau berbagi. Pasalnya, dalam sikap tidak mau berbagi, yang ditonjolkan adalah perilaku menguasai atau dominan terhadap sesuatu, sedangkan privasi hanya sikap ingin sendiri, tapi bukan untuk dikuasai.
Kenapa ana-anak butuh privasi?
Bagi anak-anak, fungsi kamar sendiri sedikit berbeda dengan kamar bagi orang dewasa atau anak remaja. Walaupun pada intinya sama-sama untuk menyimpan privasi, tapi bagi anak-anak, kamar bisa dikategorikan sebagai daerah kekuasaan.
Selain itu, anak-anak pun terkadang ingin menyimpan dan merawat barang-barang milik pribadinya. Disinilah si kecil mulai menunjukan kemandiriannya. Jangan dicegah, biarkan si kecil berkembang dan memfungsikan ruang pribadinya sesuai dengan imajinasinya.
Yang perlu Moms lakukan sekarang adalah, mengarahkan tempat-tempat yang tepat untuk barang-barang pribadi si kecil. Contohnya, laci mainan khusus untuk menyimpan Lego, Puzzle, atau mainan lainnya, dan rak buku sebagai tempat menyimpan buku. Selebihnya, biarkan imajinasi si kecil yang bertindak.
Fungsi lainnya. Terkadang si kecil marah dan tidak ingin didekati siapapun. Selama tidak bertindak yang aneh-aneh, biarkan saja dia masuk ke kamarnya sebagai cara si kecil untuk menyalurkan emosinya. Selain itu, cara ini pun baik agar si kecil bisa mengolah emosinya dengan positif.
Perlu di ingat Moms, memberikan kebutuhan privasi pada si kecil beda dengan mengembangkan sifat egois atau mementingkan diri sendiri. Walaupun beda alasannya, pada dasarnya semua orang butuh ruang dan waktu untuk dirinya sendiri, termasuk juga si kecil. So, berikan si kecil privasi sejak dini!