Orangtua tentu pernah memakai sendok untuk memperkirakan pemberian dosis obat bagi buah hatinya. Bila Moms juga pernah melakukan hal tersebut, sebaiknya Moms segera menghentikan kebiasaan ini. Pasalnya menurut penelitian, menggunakan sendok makan atau sendok teh untuk memberi obat anak berpotensi berujung pada kesalahan dalam pemberian dosis obat.
Peneliti menemukan instruksi atau petunjuk pemberian obat dengan sendok teh atau sendok makan cenderung meningkatkan kemungkinan orang tua melakukan kesalahan saat memberikan dosis obat sampai dua kali lipat. Tidak hanya itu, hal ini juga sama saja dua kali lipat resiko tidak akurat yang dilakukan oleh orang tua saat mengikuti resep dari dokter.
Memakai preferensi milimeter untuk pemberian dosis obat cair dapat membantu mengatasi kebingunan para orangtua sehingga akhirnya juga dapat menurunkan kesalahan dalam pemberian dosis obat, khususnya untuk kelompok yang beresiko melakukan kesalahan misalnya orangtua yang belum begitu paham mengenai kesehatan. Hal tersebut dijelaskan oleh Dr. Shonna Yin, penulis studi terkait sekaligus asisten profesor pediatri di New York.
CDC (Centers for Disease Control & Prevention) melaporkan setidaknya lebih dari 10.000 anak tercatat datang ke pusat rehabilitasi racun tiap tahun karena para orang tua melakukan kesalahan dalam memberi dosis obat cair. Beberapa kelompok yang peduli terhadap kesehatan sudah menyarankan pada para apoteker dan dokter agar tidak lagi menggunakan takaran sendok dan beralih ke preferensi milimeter untuk memberikan obat bagi pasien anak – anak. Selain itu mereka juga sudah mendesak CDC, Institute for Safe Medication, dan American Academy of Pediatrics terkait hal ini.
Pada dasarnya orang tua perlu aktif bertanya pada apoteker atau dokter agar mereka memberitahukan dosis pemberian obat dengan ukuran takaran milimeter. Orang tua juga perlu memastikan bahwa pemberian obat dengan menggunakan perangkat dosisi seperti pipet, sendok dosis, atau jarum suntik bukannya menggunakan sendok teh atau sendok makan yang takarannya bisa berbeda – beda.
Kesalahan dalam memberikan dosis tentu dapat berpengaruh buruk untuk kesehatan anak dan efektivitas dari pengobatan yang dilakukan. Jika dosisnya kurang, tentu obat tidak dapat bekerja secara optimal atau tidak memberikan efek. Sementara jika dosisnya berlebih ini akan merusak sistem tubuh.