Artikel ini berisi tentang:
- Apa Reflective Parenting?
- Reflective Parenting Bisa Disesuaikan Dengan Kebutuhan
- Reflective Parenting Bisa Membuat Si Kecil Lebih Terbuka
- Hal Yang Harus Diperhatikan jika Ingin Menerapkan Reflective Parenting
Ada banyak pola asuh yang bisa Mom pilih untuk membentuk karakter dan kebiasaan Si Kecil sejak dini. Dari mulai Tiger Mom, helicopter parenting, hingga yang terbaru reflective parenting yang dinilai lebih fleksibel dan cocok diterapkan untuk anak Indonesia.
Apa Reflective Parenting?
Sesuai dengan namanya, reflective parenting atau pengasuhan reflektif merupakan pola asuh yang tidak terpatok pada satu program atau satu pola asuh saja. Artinya, di satu saat Mom bisa menerapkan tiger parenting, tapi bisa juga menggabungkannya dengan helicopter parenting dan lainnya.
Tujuan utama dari refletcive parenting adalah, agar Mom bisa memahami emosi dan pikiran Si Kecil, sekaligus membantu mereka untuk mengembangkan kecerdasan emosional mereka sendiri. ( oleh Sally-Anne McCormack, psikolog klinik sekaligus pemandu acara televisi tentang pendidikan di Australia).
Menurut McCormack, reflective parenting merupakan solusi terbaik untuk Mom yang ingin mencari bagaimana cara terbaik membesarkan Si Kecil, sesuai dengan karakter dan kemampuannya. Pendekatan yang dilakukannya pun sangat mudah, dan bisa diterapkan oleh banyak kebudayaan.
Reflective Parenting Bisa Disesuaikan Dengan Kebutuhan
Lebih lanjut lagi, McCormack menjelaskan jika reflective parenting memberi banyak keunggulan bagi Mom, diantaranya bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini karena metode ini dilakukan sesuai dengan karakter dan potensi yang dimiliki Si Kecil.
Selain itu, berikut merupakan beberapa keunggulan yang bisa Mom dapatkan dengan metode reflective parenting :
- Mom bisa menyesuaikan pola asuh sesuai dengan kondisi, tempat dan karakter Si Kecil.
- Meskipun lebih cocok dilakukan untuk anak pertama yang umumnya masih jadi bahan percobaan dalam mendidik, tapi reflective parenting bisa diterapkan pada anak kedua, dan seterusnya.
- Bisa membantu Mom untuk menerapkan pola asuh terbaik, dan memungkinkan untuk melakukan penggabungan beberapa pola asuh (untuk diambil yang kira-kira baik bagi Si Kecil)
- Karena basis utama reflective parenting adalah pengembangan karakter, pola asuh ini cocok diterapkan dengan pola asuh tradisional dengan berbagai latar budaya.
Menurut McCormack, pola asuh ini memungkinkan Mom untuk mencoba berbagai hal baru dalam mengasuh Si Kecil. Jelas ini merupakan hal yang positif, terutama untuk mengetahui bagaimana posisi Mom di mata Si Kecil, terutama saat berkomunikasi dengannya.
Reflective Parenting Bisa Membuat Si Kecil Lebih Terbuka
Komunikasi terbuka antara Mom dan Si Kecil jadi fondasi utama untuk membangun sikap anak yang patuh dan memiliki kepribadian kuat. Tapi yang jadi masalah, terkadang pola asuh tradisional justru menerapkan komunikasi searah, sehingga Si Kecil terkesan enggan untuk membagi ceritanya.
Untuk mengatasi masalah ini, Mom bisa mencoba reflective parenting. Menurut McCormack, pola asuh ini memungkinkan Mom untuk mengubah strategi pengasuhan Si Kecil di tengah jalan jika pola asuh sebelumnya dianggap kurang efektif.
Misalnya, sebelumnya menerapkan pola asuh Si Kecil harus patuh dan segala keputusan Mom harus dia ikuti, dengan pola asuh ini Mom bisa langsung mengubah strategi agar Si Kecil jadi lebih terbuka.
Misalnya, dengan cara memperbanyak dialog dan bertanya apa yang terjadi selama dia di sekolah, meminta pendapat tentang pakaian mana yang akan dia kenakan, besok ingin sarapan dengan apa, liburan akhir pekan ini ke mana dan lainnya.
Dengan cara ini, Si Kecil akan lebih terbuka dan mengutarakan apa yang dia inginkan. Bahkan tanpa Mom minta, dia bisa saja mengutarakan pendapatnya, dan menginterupsi apa yang jadi keputusan Mom, serta mengajukan pendapat tentang apa yang lebih dia sukai.
Hal Yang Harus Diperhatikan jika Ingin Menerapkan Reflective Parenting
Meskipun terkesan bebas dan fleksibel, reflective parenting memiliki aturan khusus yang harus Mom patuhi agar pola pendidikan yang diterapkan bisa memberi hasil maksimal, diantaranya :
- Pastikan Mom melakukan analisa mendalam tentang karakter Si Kecil, dan pendidikan seperti apa yang dia butuhkan.
- Reflective parenting memang fleksibel, tapi jangan dijadikan alasan untuk mengubah-ngubah pola asuh. Jika sudah nyaman dengan satu pola asuh, pertahankan itu.
- Pemberian hadiah memang diperbolehkan, tapi sebisa mungkin berikan hadiah yang bersifat edukatif. Misalnya, jalan-jalan ke museum, atau membelikan dia buku baru.
- Fokus utama reflective parenting adalah pengembangan kecerdasan emosional, kemampuan komunikasi, kepercayaan diri dan tanggung jawab. Untuk itu, perubahan arah pola asuh hanya boleh dilakukan untuk melatih kemampuan tersebut, bukan atas dasar selera Mom saja.
- Pastikan Mom mendapat banyak masukan terkait pola asuh. Makin banyak referensi pola asuh yang bisa dipilih, makin kaya juga pilihan Mom saat mengembangkan pola asuh ini.
Perlu diingat, McCormack menegaskan jika reflective parenting memang penuh pertimbangan. Tapi dengan pertimbangan dan trik yang tepat, yakinlah jika hal tersebut bisa jadi kunci utama harmonisnya hubungan Mom dan Si Kecil. Selamat mencoba!