Belakangan ini gaung diet bebas gluten semakin populer dikalangan masyarakat. Menurut sebuah survei yang dilakukan tahun 2015 kemarin, 25 persen orang Amerika, lebih memilih untuk mengonsumsi makanan bebas gluten. Jumlah ini mengalami kenaikan ketimbang hasil survei yang dilakukan tahun 2013.
Seperti kita ketahui, diet bebas gluten sendiri biasanya diberikan untuk mereka dengan penyakit celiac atau alergi gandum. Walaupun begitu, penyakit celiac disease (CD) sendiri sebenarnya sangat jarang, bahkan menurut data terbaru, hanya 1 persen orang Amerika yang mengidap penyakit ini.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam The Journal of Pediatrics, Dr. Norelle R. Reilly, dokter spesialis pencernaan anak di Columbia University Medical Center di New York. Menyatakan jika selama ini banyak orang yang salah mengerti memahami diet gluten.
Menurutnya, mungkin mereka tidak menyadari jika diet ini punya risiko yang cukup besar untuk kesehatan. Sehingga, persepsi bahwa diet gluten itu sehat merupakan mitos tanpa dasar rujukan medis yang jelas.
Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah jika diet gluten efektif membawa manfaat kesehatan bagi orang-orang yang tidak memiliki penyakit celiac, sensitivitas gluten nonceliac atau alergi gandum. Alih-alih bermanfaat, justru diet bebas gluten memiliki sejumlah risiko.
Lebih lanjut lagi, Reilly menyatakan jika makanan gluten-free kebanyakan berlemak tinggi dan mengandung banyak gula tambahan. Bahkan menurutnya, orang yang menjalani diet gluten, lebih rentan terkena obesitas ketimbang mereka yang tidak menjalani diet gluten.
Yang lebih mengkhawatirkan, seperti dilansir dalam live scinece, banyak makanan yang berstatus gluten-free, justru tidak diperkaya dengan vitamin dan mineral penting bagi tubuh. Hal inilah yang membuat Reilly khawatir anak yang menjalani diet gluten, bisa mengalami kekurangan gizi.
Catatan lainnya, kebanyakan produk makanan bebas gluten cenderung lebih mahal ketimbang produk yang mengandung gluten. Hal inilah yang terkadang membuat anak yang mengikuti diet gluten, akan merasa terisolasi secara sosial karena sulit mendapatkan makanan yang mereka inginkan.
Reilly menambahkan, solusi terbaik saat ini adalah, orang tua harus diberikan konseling mengenai konsekuensi yang harus diterima jika mereka tetap memberlakukan diet gluten, termasuk risiko keuangan, sosial, serta kemungkinan anaknya menderita obesitas dan kekurangan gizi.
So, bagaimana menurut Moms, apakah masih penting memberlakukan diet gluten untuk si kecil?