Beberapa orang tua beranggapan bahwa bayi tidak perlu diimunisasi atau divaksin karena secara alami sudah mempunyai antibodi. Keputusan untuk diberi imunisasi sebenarnya kembali ke orangtua masing-masing apakah akan diimunisasi atau tidak.Namun, menurut dokter, imunisasi sangat penting karena telah dibuktikan secara medis. Berkat imunisasi, kasus polio, Campak, hepatitis, dan DPT dapat dikurangi.
Di Indonesia, masih banyak mitos seputar imunisasi yang beredar di masyrakat. Ini menjadi penghalang yang cukup merepotkan dokter saat memberi vaksin pada anak. Padahal, imunisasi merupakan salah satu cara terbaik untuk menghindarkan anak dari berbagai penyakit berbahaya, cacat, bahkan kematian, khususnya pada bayi yang sistem kekebalan tubuhnya belum optimal
Pada prinsipnya, vaksin memang tidak menjanjikan 100 persen seseorang terbebas dari penyakit. Perlindungan tersebut berkisar 80 – 90 persen. Vaksin akan efektif jika sudah diberikan sejak anak-anak. Dokter bahkan mencontohkan negara Amerika Serikat yang anak-anaknya sudah memperoleh gizi dan nutrisi yang baik tetap dianjurkan imunisasi. Pasalnya, penyakit dapat muncul dari lingkungan, keganasan kuman, dan kekebalan tubuh yang kurang optimal.
Semua negara setuju imunisasi bermanfaat untuk mengurangi angka kesakitan, penderita cacat, dan kematian. Jadi jika bertanya perlu atau tidak memberikan imunisasi bayi, maka jawabannya sudah jelas perlu. Imunisasi perlu dipertahankan terus supaya penyakit yang sudah ada tak muncul lagi. Hingga saat ini, tidak ada negara yang melarang pemberian imunisasi.