Imunisasi merupakan hal penting untuk dilakukan agar Si Kecil bisa terjaga pertumbuhannya dan terbebas dari ancaman virus. Dengan imunisasi, Si Kecil bisa terbebas dari penyakit yang berpotensi mengganggu tumbuh kembangnya, seperti cacar, campak, polio dan sebagainya. Moms juga bisa sekaligus melakukan pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita lewat imunisasi.
Saat melakukan imunisasi, dokter maupun tenaga medis yang bertugas akan bertanya tentang bagaimana tumbuh kembang Si Kecil selama ini. Mulai dari berapa usianya, keahlian apa saja yang sudah bisa dilakukan Si kecil, bagaimana pola makannya dan hal lain seputar tumbuh kembang Si Kecil selama ini.
Moms bisa memanfaatkan momen tersebut untuk berkonsultasi pada dokter atau tenaga medis yang ada tentang saran dan arahan perihal pertumbuhan anak yang seharusnya.
Apa itu Imunisasi
Imunisasi adalah langkah medis untuk mencegah terjadinya penyakit menular. Caranya adalah dengan memberikan vaksin berisi virus atau bakteri yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh anak.
Harapannya, dengan metode seperti itu sel imun yang ada dalam tubuh Si Kecil bisa mengalahkan virus dan bakteri tersebut. Ujungnya adalah, tubuh anak dapat mengenali bagaimana langkah untuk mengalahkan virus dan bakteri tersebut ketika suatu saat ditemui di dalam tubuh.
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menetapkan kewajiban imunisasi kepada anak. Hal itu dikenal sebagai program imunisasi lengkap.
Imunisasi dilakukan secara bertahap namun konsisten. Itu mengapa, lewat imunisasi pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita bisa juga sambil dilakukan.
Ada dua cara dalam pemberian imunisasi, ada yang menggunakan metode suntik dan ada juga yang menggunakan obat minum. Tergantung dari pilihan Moms dan saran dari dokter.
Jadwal Imunisasi Lengkap
Biasanya Moms akan mendapatkan Buku Kesehatan Ibu dan Anak ketika sedang hamil atau segera setelah melahirkan dari fasilitas kesehatan yang Moms gunakan. Di dalam buku ini terdapat jadwal imunisasi Si Kecil yang bisa Moms gunakan sebagai referensi. Cek di bawah untuk mengetahui tiap fungsi vaksin hingga Si Kecil berusia 12 bulan:
1. Vaksin Hepatitis B (HB)
Mengacu pada laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin HB pertama (monovalent) paling baik dilakukan dalam waktu 12 jam setelah Si Kecil lahir. 30 menit sebelumnya diberikan dulu suntikan yang berisi vitamin K1.
Pemberian vaksin HB tidak hanya dilakukan satu kali. Setelah diberikan pada usia 0 bulan, maka vaksin HB (monovalent) selanjutnya akan diberikan pada usia 1 bulan dan 6 bulan.
Saat imunisasi dilakukan, biasanya dokter sekaligus melakukan pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita, baik itu sebelum vaksinasi ataupun sesudah vaksinasi.
2. Vaksin Polio
Vaksin Polio juga diberikan pada saat bayi baru lahir, Jika Moms melahirkan dirumah, Moms bisa memberikan oral polio vaccine (OPV) - 0. Namun jika Moms melahirkannya di sarana kesehatan, vaksin polio diberikan saat Si Kecil akan pulang.
Pemberian vaksin polio terdiri dari 4 tahap, yakni pada saat baru lahir, kemudian usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Saat sudah masuk usia 2 bulan dan seterusnya, vaksin polio diberikan dengan sistem inactivated polio vaccine (IPV). Selain itu ada juga booster alias dosis penguat yang diberikan saat Si Kecil berusia 18 bulan.
Vaksin ini penting untuk mencegah anak terkena virus polio yang berakibat pada kelumpuhan dan juga kematian. Polio merupakan penyakit menular melalui media air liur, feses ataupun cairan hidung orang yang terinfeksi polio.
Saat pemberian polio 1, 2 dan 3, pihak dokter akan melakukan pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita dengan seksama. Seperti pada polio 1 yang dilakukan pada usia 2 bulan, terangkanlah dengan jelas kepada dokter, seperti Si Kecil sudah bisa mengangkat kepalanya dan berguling.
Jika belum mencapai pertumbuhan seperti itu, Moms bisa langsung berkonsultasi sebagai langkah deteksi dini tumbuh kembang anak.
3. Vaksin BCG
Pemberian vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) adalah vaksin yang mampu melindungi Si kecil dari penyakit tuberkulosis alias TB. Mengacu pada anjuran IDAI, vaksin BCG akan optimal jika diberikan pada usia sebelum 3 bulan. Pun jika Moms memberikan vaksin tersebut pada usia 3 bulan atau lebih, maka perlu dilakukan uji tuberkulin atau tes mantoux terlebih dahulu, untuk mengetahu terdapat kuman penyebab TB atau tidak di tubuh.
4. Vaksin DPT
Vaksin yang berisi tiga kombinasi virus ini, difteri, pertusis dan tetanus (DPT) diberikan saat Si kecil berusia 6 minggu atau jalan 2 bulan.
Pemberian vaksin ini diberikan 5 kali, yakni sejak usia Si Kecil 2 bulan hingga 6 tahun. Dalam satu tahun pertama usia Si Kecil, vaksin DPT diberikan pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
Sebelum melakukan imunisasi, tentu saja dokter akan melakukan pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita terlebih dahulu. Karena jika terjadi hal yang tidak sesuai, tenaga medis bisa langsung memberikan informasi kepada Moms sekalian.
Pemberian vaksin ke 4 dilakukan saat Si Kecil berusia 18 bulan dan terakhir di usia 5 tahun. Saat Si Kecil sedang kurang sehat, sebaiknya Moms menunggunya pulih terlebih dahulu.Selain itu, jika terjadi gangguan pada sistem saraf otak dalam waktu 7 hari setelah imunisasi dilakukan atau terdapat reaksi alergi berat yang mengancam nyawa, Moms lebih baik tidak melakukan imunisasi lanjutan dan langsung berkonsultasi pada dokter.
5. Vaksin Pneumokokus Vaccine (PCV)
Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) adalah vaksin yang mengandung bagian dari dinding sel bakteri pneumokokus, bakteri yang dapat menimbulkan penyakit infeksi seperti pneumonia, meningitis dan infeksi darah.
Vaksin PCV bisa diberikan pada Si Kecil atau orang dewasa sekalipun. Vaksin yang terbagi dua jenis itu, PCV13 dan PPSV23 jika diberikan pada Si Kecil bisa dilakukan pada anak di usia 2, 4 dan 6 bulan. Kemudian diulang lagi ada usia 12 bulan dan 15 bulan.
6. Vaksin Rotavirus
Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali. Pertama pada usia 6 hingga 4 minggu dan dosis kedua diberikan dengan interval minimal 4 minggu setelah pemberian vaksin pertama. Pemberian vaksin ini bisa melindungi Si Kecil dari diare akibat infeksi rotavirus. Rotavirus menyerang pencernaan Si Kecil. Biasanya dalam bentuk diare, hingga bisa membuat Si Kecil mengalami dehidrasi akut. Walaupun Si Kecil sudah diberikan vaksin ini, tetap periksa rutinitas pipis dan BAB Si Kecil agar ia tetap aman dan nyaman. Sediakan juga popok yang memiliki daya tampung besar dan cepat kering seperti Merries. 3 lapisan bersirkulasi udara dari Merries membantu popok mampu menampung cairan dalam jumlah besar dan menjaga popok tetap kering di saat yang sama.
7. Vaksin Influenza
Sesuai namanya, vaksin ini akan melindungi Si Kecil dari ancaman virus influenza. Vaksin influenza diberikan pada usia lebih dari 6 bulan dan diulang setiap tahun.
Pada imunisasi pertama bagi anak di usia kurang dari 9 tahun, diberikan 2 kali dengan interval 4 minggu.
8. Vaksin campak
Vaksin campak pertama kali diberikan pada usia 9 bulan. Tujuannya untuk melindungi Si Kecil dari virus campak.
9. Vaksin MMR
Sebelum melakukan vaksinasi MMR, dokter akan menanyakan apakah sudah diberikan vaksin campak di usia 9 bulan. Jika ya, maka vaksin MMR diberikan pada usia 15 bulan atau 6 bulan setelah vaksin campak dilakukan.
Namun jika pada usia 12 bulan belum diberikan vaksin campak, Moms bisa langsung memberikan vaksin MMR.
10. Vaksin varisela
Vaksin ini diberikan pada usia Si Kecil lebih dari 12 bulan. Para ahli menyarankan untuk memberikan vaksin untuk melindungi dari penyakit cacar air itu sebelum masuk sekolah dasar.
JIka diberikan pada usia lebih dari 13 tahun, Moms perlu menggandakan dosisnya dengan interval waktu minimal 4 minggu.
11. Vaksin JE
Vaksin Japanese Encephalitis (JE) sudah bisa diberikan pada usia 12 bulan. Pemberian vaksin ini untuk mencegah penyakit radang otak yang ditularkan lewat nyamuk, babi dan juga burung. Walaupun namanya menyertakan “Japanese”, penyakit ini bisa ditemukan di Indonesia, karena Indonesia memiliki banyak sawah dan hutan. Sehingga pemerintah mewajibkan bayi diberikan vaksin ini, mengingat belum ada obat yang dapat mengobati penyakit yang dapat menyebabkan gangguan saraf, dari cacat permanen hingga kematian.
Ketika Si Kecil diberikan vaksin, bisa jadi Si Kecil akan mengalami demam. Tapi tidak usah khawatir Moms, karena tubuh Si Kecil sedang merespons obat yang masuk ke dalam tubuhnya. Biasanya demam ini akan berlangsung 1-2 hari setelah imunisasi. Bantu Si Kecil tetap nyaman meskipun sedang mengalami demam dengan popok yang nyaman. Merries memiliki sirkulasi udara yang baik sehingga menjaga permukaan popok tetap kering dan tetap nyaman dipakai Si Kecil. Saat Si Kecil berkeringat ekstra saat demam, Moms tidak perlu khawatir karena Merries memiliki lapisan terluar popok yang dapat melepas kelembapan dari dalam popok tetapi tetap kuat menahan cairan. Popok dengan sirkulasi udara yang baik dan permukaan yang tetap kering walaupun sudah terisi cairan bisa menghindari ruam pada Si Kecil, Moms. Jadi, pilihlah popok yang tepat ya Moms agar Si Kecil tetap nyaman walaupun sedang demam.
Pastikan Si Kecil memenuhi tiap jadwal imunisasinya ya Moms. Vaksinasi akan membantu Si Kecil membangun imunitas yang baik dan terhindar dari berbagai penyakit.