Udah lah mah, biarin aja, namanya juga anak-anak! Dads, coba Dads ingat-ingat lagi, berapa kali Dads mengatakan ucapan pembelaan tersebut ketika si kecil melakukan kesalahan?
Dalam beberapa kondisi, kompromi memang dibutuhkan sebagai peringatan, sekaligus memberi kesempatan untuk si kecil memperbaiki kesalahannya. Selain itu, kompromi pun dimaksudkan untuk mengajarkan si kecil arti memberi maaf kepada orang lain.
Tapi ingat, dalam aturan disiplin, ternyata ada lho beberapa aturan yang tidak boleh pakai kompromi-kompromian. Hal tersebut untuk mempertegas jika peraturan tersebut bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan. Aturan apa sajakah itu? Berikut penjelasannya.
Kejujuran
Dalam kondisi apapun, kejujuran merupakan hal yang harus dikedepankan. Apapun kondisinya, Dads tidak boleh memberikan toleransi untuk yang namanya kebohongan. Sekali bohong tetap bohong, tidak bisa dibungkus dengan dalih demi kebaikan, demi melindungi orang lain dan alasan lainnya.
Sopan Santun
Sopan santun merupakan wujud keberhasilan pendidikan budi pekerti yang Dads terapkan di rumah. Selain itu, sopan santun pun merupakan cerminan karakter kita yang sesungguhnya. Untuk itu, jangan pernah berkompromi jika si kecil bertindak tidak sopan. Jangan lupa, dorong si kecil untuk segera meminta maaf.
Kesehatan
Aturan mandi wajib 2 kali sehari, menggosok gigi pagi dan malam hari, menghabiskan obat walaupun tidak enak, merupakan aturan dasar dengan basis kesehatan. Untuk itu, demi kebaikan si kecil, Dads jangan pernah memberikan kompromi untuk aturan kesehatan, apapun alasannya.
Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting! Demi masa depan si kecil, ketika dia mulai masuk sekolah, wajib hukumnya untuk berangkat sekolah pagi-pagi (kecuali sakit dan ada urusan yang sangat mendesak), tidak ada negosiasi lagi tentang kewajiban untuk mengerjakan PR dan sejumlah kewajiban lainnya.
Keamanan
Sebagai orang tua, tawa bahagia anak merupakan momen yang sangat indah. Tapi kalau tawa bahagia itu dilakukan diatas bahaya, jangan bersenang lagi. Segera tegakan aturan untuk tidak memainkan permainan yang bisa membahayakan, seperti main skuter di jalanan, atau ketika si kecil memukul kepala adiknya.
Intinya, sebisa mungkin tegakkan aturan agar si kecil mampu bertanggung jawab dengan kewajibannya. Tapi, sebisa mungkin hindari reaksi berlebihan dan memberikan hukuman secara fisik.