Selama ini banyak orang yang menyangka jika penyakit tekanan darah tinggi atau yang kita kenal dengan nama hipertensi, hanya milik orang dewasa dan lansia saja. Tapi nyatanya, penelitian terbaru menyatakan jika anak-anak pun bisa terkena kondisi serupa.
Kok bisa sih?
Agak mengejutkan memang. Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika dan diterbitkan dalam jurnal Hypertension, berhasil menemukan fakta baru jika darah tinggi ternyata bisa dialami anak-anak. Bahkan sebanyak 19.2 persen anak laki-laki dengan rentang usia 8-17 tahun, divonis hipertensi.
Sedangkan untuk anak perempuan, sebanyak 12,6 persen divonis menderita darah tinggi. Dengan demikian, anggapan darah tinggi adalah penyakit orang dewasa telah terpatahkan. Bahkan saat ini banyak anak yang telah divonis menderita penyakit berbahaya ini.
Seperti dilansir dalam Live Science, para peneliti menduga jika hipertensi pada anak-anak lebih banyak disebabkan karena konsumsi junk food, makanan olahan dan makanan lainnya, sehingga memicu masalah kelebihan berat badan pada anak-anak.
Selain itu, makanan tidak sehat pun, terutama makanan cepat saji, mengandung banyak garam. Kondisi ini semakin diperparah dengan banyak anak yang malas keluar rumah untuk sekedar melakukan permainan yang membuat mereka banyak bergerak.
Menurun dari orang tua
Walaupun hingga kini banyak yang kurang setuju penyakit darah tinggi bisa diwariskan secara langsung, tapi kebanyakan peneliti setuju jika kebiasaan buruk konsumsi garam inilah yang ternyata menjadi warisan turun temurun keluarga.
Contohnya, anak-anak yang lidahnya dimanjakan dengan makanan tinggi garam, akan cenderung menyukai makanan yang lebih asin. Bahkan di Amerika sendiri, konsumsi garam untuk anak-anak telah mencapai angka 2300 mg per hari. Jumlah ini setara dengan anjuran maksimal untuk orang dewasa.
Jika kondisi ini terus dibiarkan berlanjut tanpa adanya upaya perbaikan, bukan tidak mungkin angka darah tinggi di tingkat anak-anak akan terus meningkat tiap tahunnya. Terlebih dalam beberapa kasus, darah tinggi berkaitan erat dengan komplikasi gagal ginjal, kelainan hormon, penyakit jantung dan lainnya.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Para peneliti secara khusus menyebutkan jika solusi terbaik untuk bisa mengurangi risiko tekanan darah tinggi pada anak adalah, dengan mengubah gaya hidup si kecil. Salah satunya dengan menghidupkan kembali permainan lapangan, mengurangi konsumsi garam dan gula, dan perbanyak konsumsi buah dan sayur.
Agar program ini bisa sukses, dibutuhkan peran serta orang tua untuk memantau sekaligus mengarahkan si kecil agar bisa menjalankan gaya hidup sehat sejak dini.