Artikel ini berisi tentang :
- 60 Persen Bayi Lahir Dengan Penyakit Kuning
- Kapan Moms harus mewaspadai penyakit kuning?
- Jenis Penyakit Kuning pada Bayi
- Pengobatan Penyakit Kuning
Jaundice atau bayi kuning kerap digunakan untuk merujuk kepada kondisi Si Kecil yang lahir dengan penyakit kuning. Biasanya, penyakit ini ditandai dengan warna kuning di beberapa bagian tubuh, seperti kelopak mata, leher, dada dan tangan.
60 Persen Bayi Lahir Dengan Penyakit Kuning
Penyakit kuning atau jaundice cukup banyak dialami bayi yang lahir dengan normal, bahkan jumlahnya mencapai 60 persen. Sementara bayi yang lahir prematur, 80 persen dari mereka lahir dengan penyakit kuning. (oleh dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA, dokter spesialis anak dari RSCM, Jakarta)
Kondisi ini umumnya disebabkan karena sel darah merah berlebih, dan belum matangnya fungsi beberapa organ vital Si Kecil, seperti hati, saluran pernafasan, saluran cerna, jantung, dan organ lainnya.
Dalam kondisi normal, penyakit ini tidak berbahaya. Biasanya, penyakit kuning yang tidak berbahaya ini ditandai dengan :
- Warna kuning terang dan muncul setelah 2x24 jam kelahiran
- Kadar bilirubin Si Kecil masih dibawan 10 mg/dL.
- Warna kuning hanya terjadi di bagian wajah (seperti mata, hidung dan bibir), leher, tangan dan sekitar area punggung.
- Berat Si Kecil cukup, atau terlahir dengan berat sekitar 2.5–3.9 kg.
- Si Kecil aktif menangis dan kuat saat menyusu.
Biasanya, warna kuning pada Si Kecil akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 7 hari, atau saat organ hatinya sudah cukup matang untuk mengubah bilirubin jadi larut dalam air dan membuangnya dari tubuh.
Kapan Moms harus mewaspadai penyakit kuning?
Seperti disebutkan di atas, bayi kuning sebenarnya tidak berbahaya dan bisa tuntas sendiri seiring dengan matangnya organ dalam Si Kecil, terutama hati. Terkadang, fototerapi atau terapi cahaya dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit kuning ini.
Tapi dalam kondisi tertentu, Moms harus waspada karena penyakit kuning bisa sangat berbahaya, bahkan bisa menyebabkan cacat permanen, hingga kematian. (oleh DR. dr. Nita Ratna Dewanti, Sp.A, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Premier Bintaro)
Berikut merupakan beberapa kondisi yang harus diwaspadai saat Si Kecil mengalami penyakit kuning.
- Kadar bilirubin Si Kecil sudah meningkat hingga 12 mg/dL, bahkan jika sudah lebih dari 25 mg/dL, transfusi tukar darah atau exchange transfusion, wajib dilakukan.
- Si Kecil sangat lemah, tidak aktif menangis, dan bahkan tidak kuat untuk menyusu. Kondisi ini harus diwaspadai karena bisa menyebabkan pertumbuhan organ dalamnya terganggu.
- Penyakit kuning ini terjadi lebih dari 1 minggu, bahkan warna kuningnya malah menyebar hingga ke lengan atau kaki.
- Si Kecil terlahir prematur, dan terlihat sangat lemah (tidak aktif menangis dan kurang menyusu).
- Memiliki lengan dan tungkai yang keplek atau floppy arms and legs.
- Si Kecil mengalami kejang, dan demam mencapai 38 derajat Celsius.
- Si Kecil mengalami kesulitan bernapas dan terlihat biru.
Jika Moms melihat tanda-tanda di atas, sebaiknya segera hubungi dokter untuk solusi lebih lanjut. Ingat, pengobatan cepat dan tepat merupakan kunci mencegah dampak buruk dari bayi kuning.
Jenis Penyakit Kuning pada Bayi
Meskipun lebih dikenal karena ciri khas warna kuning di beberapa tubuh Si Kecil, ternyata penyakit kuning memiliki beragam jenis, dengan tingkat merusak yang berbeda, dari mulai yang biasa, hingga yang harus benar-benar diwaspadai.
Berikut merupakan 4 jenis penyakit kuning yang biasa menyerang Si Kecil.
- Physiologic jaundice, penyakit kuning yang normal dan banyak dialami oleh bayi baru lahir karena fungsi hati Si Kecil belum sempurna. Penyakit kuning ini biasanya akan hilang dalam 1 minggu.
- Pathologic jaundice, terjadi karena golongan darah (Rhesus) antara Moms dan Si Kecil tidak cocok. Jika dibiarkan, kasus ini bisa sangat berbahaya. Solusinya, Moms bisa melakukan pencegahan dengan injeksi immunoglobulin Rh.
- Breastfeeding jaundice, terjadi karena Si Kecil kurang menyusu. Sayang, sebagian besar orangtua malah menyikapi dengan menghentikan asupan ASI dan menggantinya dengan susu formula. Padahal, Si Kecil butuh lebih banyak ASI untuk meredakan penyakit kuning yang dideritanya.
- Conjugated Hyperbilirubinemia, disebabkan karena kerusakan hati, sehingga kadar bilirubin jadi meningkat. Jenis penyakit kuning ini sangat berbahaya dan butuh penanganan yang serius.
Pengobatan Penyakit Kuning
Seperti disebutkan di atas, penyakit kuning yang normal bisa diatasi dengan pemberian ASI agar terbentuk antibodi dan pertumbuhan organ dalamnya berjalan maksimal. Agar lebih maksimal, biasanya dibutuhkan terapi cahaya atau fototerapi.
Caranya, Si Kecil akan ditempatkan dalam boks yang disinari dengan sinar ultraviolet berwarna biru. Nantinya, sinar ini akan diserap oleh kulit untuk mengubah bilirubin ke dalam bentuk yang lebih mudah dibuang lewat air seni atau BAB.
Saat disinari, tubuh Si Kecil sebaiknya tidak ditutupi oleh sesuatu apapun, kecuali bagian mata yang harus ditutup dengan pelindung mata (penutup mata/sleeping googles). Sebagai alternatif, Moms bisa melakukan terapi ini dengan cara menjemur Si Kecil di bawah sinar matahari.
Jika terapi ini masih belum berhasil mengatasi penyakit kuning, atau kadar bilirubin Si Kecil sudah lebih dari 25 mg/dL, transfusi tukar darah atau exchange transfusion antara Moms dan Si Kecil wajib dilakukan. Sedangkan tindakan yang lebih serius wajib dilakukan saat kadar bilirubin Si Kecil mencapai 30 mg/dL.