Artikel ini berisi tentang :
- Amankah Bermain Perosotan Sambil Memangku Si Kecil?
- Bagaimana Cara Aman Bermain Perosotan?
- Ajarkan Apa Yang Harus Dilakukan
- Bagaimana Jika Terjadi Kecelakaan?
Perosotan merupakan salah satu wahana permainan yang bisa memacu adrenalin Si Kecil. Nggak percaya? Coba saja lihat saat bermain ke playground, pasti wahana permainan ini yang pertama diburu Si Kecil untuk menuntaskan keinginan mereka dalam bermain-main.
Menariknya, dengan alasan keamanan, beberapa orangtua kerap ikut meluncur bermain perosotan sambil memangku Si Kecil.
Amankah Bermain Perosotan Sambil Memangku Si Kecil?
Cara bermain perosotan sambil memangku Si Kecil justru sangat berbahaya (oleh Dr. Diane Arnaout, dokter anak di Cook Children’s Health Care System).
Pasalnya, saat ada bagian sepatu Si Kecil yang melekat di papan perosotan, bisa menyebabkan kaki mereka terkilir, atau bahkan patah tulang kaki. Terlebih berat badan Mom yang terbilang tinggi bagi mereka, bisa membuat kondisi ini semakin parah.
Lebih lanjut lagi, Dr. Arnaout pun menyebut jika ada sebuah penelitian yang menyebut jika 14 persen cedera tulang kering pada Si Kecil, disebabkan Mom yang bermain perosotan sambil memangku mereka.
Penelitian ini pun mengungkap jika cedera akibat bermain perosotan lebih banyak diderita oleh anak-anak yang di bawah usia 3 tahun. Risiko bermain perosotan jadi lebih berisiko saat Si Kecil mengenakan sepatu dengan bahan karet.
Bagaimana Cara Aman Bermain Perosotan?
Menanggapi hal ini, praktisi neuorosains terapan, dr Anne Gracia, menyebut jika bermain perosotan sebenarnya aman, dengan catatan jarak perosotannya tidak terlalu panjang dan tinggi.
Selain itu, jika belum memiliki kendali keseimbangan yang baik (biasanya dibawah 5 tahun), sebaiknya Si Kecil dipegangi dibagian tubuh bawah ketiak, bukan di bagian tangan karena disana ada sendi yang bisa terlepas, dan menyebabkan cidera parah saat kehilangan kendali.
Senada dengan dr Anne, dr Meta Hanindita dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, menyarankan agar Mom terus mengawasi Si Kecil selama bermain perosotan.
Pengawasan yang dimaksudkan dr Meta bukan asal melihat mereka bermain sambil duduk-duduk, tapi Mom juga harus memperhatikan apakah perosotan dan ayunan yang dimainkan masih layak guna atau tidak, termasuk kelengkapan engsel, baut, alas jatuh perosotan (sebaiknya alas rumput) dan lainnya.
Selain itu, Mom pun harus terus memberikan memberikan arahan kepada Si Kecil tentang cara bermain yang baik dan benar untuk mengurangi risiko cedera.
Ajarkan Apa Yang Harus Dilakukan
Selain memperhatikan unsur keamaman, menurut Asih Nurfitri S.Psi, ada beberapa hal yang harus Mom ajarkan saat Si Kecil bermain perosotan, diantaranya adalah :
- Selama bermain, ajarkan Si Kecil untuk antri dan harus menjaga jarak dengan teman-temannya. Ingat, Si Kecil harus merosot satu per satu.
- Setelah merosot dan sampai dibawah, dorong Si Kecil untuk segera bangkit dan menjauhi tempat jatuhnya. Setelah itu, ajak Si Kecil berjalan melingkar ke belakang untuk kembali antri.
- Ajarkan Si Kecil untuk naik lewat tangga, bukan langsung lewat perosotan. Pasalnya, perosotan bukan tempat untuk naik, tapi tempat untuk turun (merosot).
- Dorong Si Kecil untuk langsung meminta maaf saat dia menyenggol temannya saat bermain perosotan, dan ingatkan dia untuk berlaku tertib.
Selain itu, saat bermain perosotan sebaiknya Si Kecil menggunakan kaos kaki dan hindari menggunakan sepatu dengan alas yang berbahan karet.
Bagaimana Jika Terjadi Kecelakaan?
Berhati-hatilah karena bermain perosotan bisa menyebabkan cidera yang cukup serius di bagian belakang kepala, tangan atau pinggul. Jika hal buruk ini terjadi, dr Attila Dewanti, SpA (K), dokter spesialis anak di Brawijaya Woman and Children Hospital, menyarankan agar Mom jangan langsung panik.
Berikut beberapa hal yang harus Mom lakukan jika terjadi kecelakaan saat bermain perosotan.
- Lihat respons buka mata mereka. Jika saat terjatuh Si Kecil langsung menangis dan matanya bisa terbuka, Mom tidak perlu khawatir. Selanjutnya tinggal cek saja luka luarnya!
- Jika setelah terbentur Si Kecil masih bisa mengangkat tangan atau mengangguk, ini tandanya kondisi Si Kecil masih aman. Jika tidak, segera hubungi dokter!
- Lihat bagaimana respons verbal Si Kecil. Jika setelah jatuh dia masih bisa merespon atau menjawab pertanyaan Mom, maka Si Kecil masih bisa dikatakan aman.
Saat Si Kecil mengalami trauma kepala, dia harus diperiksa dengan cermat selama 24-72 jam pertama. Menurut dr Attila, benjol, memar atau berdarah belum pasti gegar otak. Semuanya harus dipastikan dulu dengan pemeriksaan menyeluruh.