Imunisasi bayi harus dilakukan supaya imun Si Kecil kuat dan terhindar dari sejumlah penyakit. Salah satu imunisasi yang harus diberikan adalah polio. Imunisasi ini sangat penting karena sekarang virus polio muncul kembali di Indonesia setelah 8 tahun Indonesia dinyatakan bebas polio. Sebelumnya, Indonesia sudah mendapatkan sertifikat bebas polio pada 2014 kemarin.
Adapun kasus polio terbaru dialami oleh seorang anak berusia 7 tahun di Pidie, Aceh. Salah satu faktor yang menyebabkan kasus tersebut muncul adalah penurunan angka imunisasi bayi selama dua tahun terakhir, termasuk imunisasi polio. Menurut data Kemenkes, cakupan imunisasi polio di Aceh hanya 50,9 persen.
Walaupun hanya dialami seorang anak kecil, Kemenkes langsung menetapkan kasus tersebut sebagai Kasus Luar Biasa (KLB). Menurut Kemenkes, fenomena polio di Pidie bagaikan fenomena gunung es karena jika satu anak ditemukan mengalami polio, maka kemungkinan ada 200 anak lebih yang sudah terpapar virus polio namun belum bergejala (asimtomatik).
Apa Itu Virus Polio?
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit syaraf yang umumnya dapat menimbulkan kelumpuhan permanen bagi penderitanya. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, namun umumnya dialami oleh anak balita yang belum menjalani imunisasi polio. Polio juga bisa menyerang saraf pernapasan dan membuat penderitanya sulit bernapas.
Polio yang menyebabkan penderitanya lumpuh adalah polio jenis paralisis. Sedangkan polio yang relatif ringan dan tidak menimbulkan kelumpuhan adalah polio nonparalisis.
Virus polio adalah penyebab utama penyakit ini. Virus ini biasanya masuk ke hidung atau rongga mulut dan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Virus ini bisa menular melalui percikan air liur, makanan dan minuman, atau kotoran dari orang yang terinfeksi polio.
Gejala Polio
Penderita polio akan mengalami gejala berbeda-beda tergantung jenis polio yang diderita, apakah nonparalisis atau paralisis. Untuk polio nonparalisis, gejala yang muncul kurang lebih seperti ini:
- Sakit kepala.
- Demam.
- Radang tenggorokan.
- Otot terasa lemah.
- Muntah.
- Nyeri dan mati rasa di bagian tungkai atau lengan.
- Leher dan punggung terasa kaku.
Semua gejala itu umumnya muncul 6-20 hari sejak penderita terpapar virus polio, serta berlangsung selama 1-10 hari dan bisa hilang dengan sendirinya. Sejumlah gejala pada polio nonparalisis juga terjadi pada penderita polio paralisis. Bedanya, penderita polio paralisis akan mengalami gejala-gejala tertentu dalam waktu seminggu, yaitu:
- Hilangnya refleks tubuh pada penderita penyakit polio.
- Lengan atau tungkai semakin lemah.
- Otot tubuh yang menegang dan terasa nyeri.
Dampak Polio Terhadap Si Kecil
Polio bisa membuat Si Kecil lumpuh dan sulit bernapas, apalagi jika polio yang diderita adalah polio paralisis. Si Kecil pun juga bisa mengalami komplikasi seperti cacat, kelainan bentuk tungkai dan pinggul, gagal napas, dan kematian.
Si Kecil juga akan rentan mengalami sindrom pasca polio, yaitu gejala polio yang kembali dialami orang yang sebelumnya sudah pernah kena polio. Sindrom ini baru muncul 30 tahun atau lebih setelah orang tersebut mengalami polio untuk pertama kalinya. Adapun beberapa ciri gejala sindrom pasca polio adalah:
- Gangguan ingatan.
- Gangguan tidur.
- Sulit menelan dan bernapas,
- Otot dan sendi melemah.
- Depresi.
Imunisasi Polio
Cara terbaik untuk mencegah polio adalah dengan imunisasi polio. Vaksin yang diberikan saat imunisasi polio bisa membuat tubuh Si Kecil kebal terhadap virus polio. Ada dua bentuk vaksin polio, yaitu obat tetes mulut (OPV) dan suntik (IPV).
Pada bayi baru lahir, ia akan mendapatkan vaksin polio berbentuk obat tetes mulut (OPV-0). Setelah itu, ia akan mendapatkan empat dosis vaksin dalam periode waktu berbeda-beda, serta dalam berbagai bentuk vaksin.
Secara umum, empat dosis vaksin polio yang didapatkan Si Kecil adalah:
- Dosis pertama diberikan pada usia 2 bulan.
- Dosis kedua diberikan pada usia 3 bulan.
- Dosis ketiga diberikan pada usia 4 bulan.
- Dosis terakhir alias dosis booster diberikan pada usia 18 bulan.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah hal penting yang harus dilakukan supaya Si Kecil tidak mengalami polio. Sebelum melakukannya, Moms harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Riwayat Alergi Si Kecil
Jika Si Kecil punya riwayat alergi berat terhadap kandungan-kandungan tertentu seperti antibiotik polimiksin dan neomisin, sebaiknya jangan memberikan vaksin polio kepada Si Kecil, terutama vaksin suntik (IPV). Vaksin suntik juga jangan diberikan jika sebelumnya Si Kecil mengalami alergi akibat menerima vaksin tersebut. Mom juga bisa berkonsultasi ke dokter untuk meminta solusi terkait masalah tersebut.
2. Kondisi Kesehatan Si Kecil
Bila Si Kecil mengalami sakit berat sebelum melakukan imunisasi, Moms bisa menunda imunisasi polio sampai Si Kecil betul-betul sembuh. Sementara itu, Moms masih bisa membawa Si Kecil untuk menjalani imunisasi polio jika sakit yang ia derita tergolong ringan, serta ia masih bisa makan dan beraktivitas.
3. Jadwal Imunisasi Polio
Seperti imunisasi lainnya, imunisasi polio juga memiliki jadwalnya tersendiri. Moms harus mengetahui jadwal tersebut supaya Si Kecil bisa imunisasi tepat waktu. Jadwal imunisasi polio dilakukan sebanyak lima kali, yaitu saat Si Kecil baru lahir sampai 1 bulan, usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan (vaksin booster).
Demikian moms informasi tentang penyakit polio ,dampak polio serta imunisasinya. Semoga Moms jadi waspada dan memperhatikan kesehatan Si Kecil.. Pastikan Si Kecil mendapatkan imunisasi polio supaya tidak mengalami penyakit tersebut. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan gaya hidup sehat supaya kesehatan Si Kecil tetap terjaga.
Selama merawat Si Kecil, Moms tetap harus memperhatikan kebutuhan Si Kecil, seperti popok. Untuk urusan popok, Moms bisa memilih popok Merries Good Skin. Permukaan popok Merries ini begitu lembut sehingga Si Kecil nyaman sepanjang hari, bahkan saat ia menjalani imunisasi polio. Popok Merries ini juga sudah memiliki ekstrak witch hazel alami dan sudah allergy tested , sehingga aktif kurangi risiko alergi dan iritasi.
Daya serapnya pun tinggi karena mampu menyerap 5 kali pipis sehingga kulit Si Kecil tetap kering. Sirkulasi udaranya pun tinggi sehingga membuat kulit Si Kecil bebas bernapas.
Bagian popok Merries ini sudah dilengkapi karet pinggang elastis yang lembut dan tidak meninggalkan bekas kemerahan pada kulit Si Kecil. Popok Merries Good Skin telah teruji secara klinis oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI). Popok Merries Good Skin bisa langsung Moms pesan disini!