Begitu menginjak usia enam bulan,Si Kecil membutuhkan gizi tambahan sebagai pelengkap air susu ibu (ASI). Pemenuhan gizi tersebut diberikan lewat pemberian MPASI. Sejak bayi berusia enam bulan, pemenuhan gizinya harus sudah seimbang. Si Kecil bisa mulai dengan dikenalkan MPASI dengan menu tunggal. Seperti apa dan bagaimana menu tunggal ini?
Menu MPASI tunggal adalah menu makanan untuk Si Kecil di awal pemberian makanan semi padat yang hanya terdiri dari satu jenis makanan. Jadi, dalam rentang waktu tertentu, Si Kecil hanya mengkonsumsi satu bahan makanan, tapi mendapatkan tambahan jenis makanan lainnya. Sebagai contoh, Si Kecil hanya diberikan bubur beras saja atau bubur pisang terus-menerus selama beberapa hari.
Jadi, umumnya menu makanan yang diberikan dalam bentuk puree sebelum seiring pertambahan usia, menu yang disajikan naik menjadi makanan lebih padat. Contoh lainnya puree yang hanya terbuat dari beras tanpa tambahan sayur ataupun lauk.
Kenapa Si Kecil diberikan MPASI dengan menu tunggal seperti itu? Pemberian menu MPASI tunggal kepada bayi bertujuan untuk melihat bagaimana responnya terhadap makanan baru sejak usia 6 bulan ini. Dengan kata lain, bila ternyata Si Kecil mengalami diare, sembelit, atau tanda-tanda alergi setelah makan satu jenis makanan tersebut, maka kemungkinan akan lebih mudah dideteksi bila dibandingkan saat bayi makan berbagai jenis makanan.
Adapun reaksi yang ditimbulkan dari makanan biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 5 hari. Jadi apabila Moms sudah melihat bahwa makanan tersebut aman dikonsumsi oleh Si Kecil maka boleh dicampur dengan makanan lain atau membuatkan MPASI 4 bintang.
Terkait MPASI tunggal ini, menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) hanya boleh dilakukan satu atau tiga hari saja untuk pengenalan makanan, tekstur dan rasa. Akan tetapi, setelah hari keempat dan lima dan seterusnya sudah langsung harus ditambahkan dengan menu makanan yang mengandung protein, daging dan sayur. Jadi, Si Kecil tidak perlu diberikan MPASI tunggal berlama-lama.
Tentu bukan tanpa alasan pemberian MPASI tunggal tidak boleh dilakukan terlalu lama. Pasalnya, hal ini berisiko menimbulkan dampak yang berpengaruh pada Si Kecil. Soalnya, bila hanya satu menu tunggal atau satu jenis makanan tentu tidak akan mencukupi kebutuhan gizi bayi. MPASI menu tunggal malah akan membatasi pilihan makanan dan asupan gizi bayi.
WHO justru menekankan agar MPASI diberikan melalui jenis makanan yang beragam yang harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral yang dibutuhkan bayi. WHO menganjurkan pemberian menu 4 bintang di mana bayi dikenalkan dengan menu seperti karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan sayur/buah. Namun, sebagai pengenalan rasa, ada baiknya dimulai dengan MPASI menu tunggal dalam beberapa hari.
Nah, menu tunggal diberikan sebagai pengenalan pertama bayi akan rasa dan tekstur makanan. Pemberian bisa dilakukan bertahap dengan porsi kecil. Hal yang penting diingat saat pemberian menu tunggal, porsi pengenalan 2-3 sdm sudah cukup. Tidak perlu banyak-banyak. Kenapa karena pencernaan bayi juga masih beradaptasi sama makanan baru. Jangan khawatir bayi akan kekurangan nutrisi, karena ASI tetap diberikan dan MPASI hanya sebagai pendamping bukan pengganti.
Kemudian, bagaimana jadwal pemberian menu MPASI tunggal ini? Moms bisa memberikan pada pagi dan sore. Misalnya, pagi sekitar pukul 8.00 pagi dan sore pukul 16.00. bila misalnya bayi menolak makanan di pagi hari, entah karena mengantuk atau belum lapar, bisa dilanjutkan di siang hari sekitar pukul 13.00 WIB.
Kemudian, durasi makan paling lama 30 menit Habis tidak habis, proses pemberian MPASI ini harus berhenti. Tidak perlu memaksakan Si Kecil untuk menghabiskan makanannya karena khawatir mengalami trauma dan akhirnya tak mau makan lagi atau Gerakan Tutup Mulut (GTM). Moms bisa tetap jaga Si Kecil untuk memenuhi nutrisi tapi juga tetap “smile” karena tidak dipaksakan.
Seperti apa tekstur yang tepat untuk MPASI pertama ini? Disarankan menunya masih disaring, kemudian teksturnya tidak terlalu cair. Hal ini supaya nanti tidak susah untuk naik tekstur dan memungkinkan bayi belajar mengunyah. Selain itu, tidak terlalu kental agar tidak tersedak. Untuk mengetahuinya, coba miringkan sendok makan bayi. Tekstur yang tepat akan membuat makanan tidak langsung jatuh mengalir dari sendok (jatuh perlahan). Untuk membuat kekentalan yang sesuai, kita bisa menambahkan air putih atau ASIP pada makanan.
Adapun menu tunggal MPASI yang bisa Moms buat ternyata sangat beragam. Namun, pastikan menu tunggal yang pertama bagi Si Kecil bayi adalah makanan dengan tekstur lunak dan lembut. Berikut ini beberapa pilihan menu MPASI tunggal yang dapat Moms coba buatkan untuk Si Kecil :
1. Menu MPASI Pure Brokoli
Bahan-bahan:
- Brokoli
- Kaldu ayam beku
- Evoo (extra virgin olive oil) atau diganti unsalted butter atau margarin
Cara Membuat:
- Kukus brokoli dengan kaldu selama sekitar 8 menit
- Setelah empuk, hancurkan dengan sendok. Kemudian, saring menggunakan saringan kawat hingga bersih
- Tambahkan Evoo atau unsalted butter atau margarin
- Siap disajikan untuk Si Kecil
- Menu MPASI Ubi Ungu
Bahan-bahan:
- 1 Ubi ungu ukuran baby potong dadu
- 1 blok keju
- secukupnya air
Cara Membuat:
- Kukus ubi ungu
- Blender atau saring menggunakan saringan kawat ubi ungu.
- Campurkan bersama keju.
- Atur tekstur menggunakan air
- Siap disajikan untuk Si Kecil
- Menu MPASI Puree Pisang
Bahan-bahan:
- 1 buah pisang
- secukupnya ASI atau air
Cara membuat:
- Kupas pisang lalu kerok menggunakan sendok
- Lembutkan pisang pakai saringan
- Tambahkan asi atau air secukupnya
- Siap disajikan untuk Si Kecil
- Menu MPASI Puree Beras Putih
Bahan-bahan:
- 12.5 gr tepung beras putih
- 70 ml Air matang
- 1/4 sdt Unsalted Butter
Cara membuat:
- Masukkan tepung beras putih dan air matang ke dalam Slow Cooker. Aduk hingga tidak ada gumpalan.
- Masukkan unsalted butter.
- Set timer Slow Cooker selama 2 jam.
- Setelah matang, aduk perlahan, koreksi kekentalan bubur.
- Hilangkan uap panas
- Siapkan disajikan buat Si kecil.
Nah, selanjutnya setelah pemberian MPASI tunggal selama beberapa hari, misalnya 3 hari, maka pada hari keempat pertama Si Kecil sudah diberikan MPASI bubur beras dan susu. Kemudian, setelah diperhatikan aman dan tidak menimbulkan alergi, Moms juga dapat menambahkan hati ayam atau protein hewani lainnya. Kemudian, pada hari-hari selanjutnya bisa dengan tambahan brokoli.
Pilih Popok yang Tepat saat MPASI Mulai Dikenalkan di Usia 6 Bulan
Setelah pengenalan MPASI, tentunya frekuensi cairan/kotoran yang dikeluarkan bayi berubah lebih banyak. Karena itu, Moms perlu memilihkan popok yang tepat untuk Si Kecil. Saat Si Kecil sudah diberi MPASI, volume kotoran lunaknya bisa lebih banyak dari biasanya. Namun Moms tidak juga perlu terlalu khawatir jika ternyata frekuensi BAB bayi setelah MPASI bisa mencapai 5 kali dalam sehari.
Penggunaan popok yang tepat saat Si Kecil sudah dikenalkan dengan menu MPASI merupakan hal yang penting. Dengan perubahan tekstur dan frekuensi bayi BAB, popok yang Moms pilih harus memiliki daya tampung dan daya serap yang baik. Karena perubahan ini dapat membuat kulit Si Kecil lebih sering terkena air/lembap. Intensitas ini bisa memicu bayi mengalami ruam popok jika tidak dihindari dengan tepat.
Moms bisa mempercayakan kebutuhan popok Si Kecil dengan memilih Merries. Merries memiliki permukaan popok yang bergelombang sehingga dapat memisahkan kotoran dengan kulit bayi. Membuat risiko ruam popok semakin terhindarkan. Tidak hanya itu, alur pada permukaan popok juga membuat kotoran dan cairan dapat menyebar merata agar tidak menumpuk di tengah dan membuat popok menggembung tidak nyaman.
Jadi, tidak hanya persiapan resep MPASI yang tepat, Moms juga harus memilih popok yang berkualitas agar Si Kecil bisa terus tersenyum ya!