Artikel ini berisi tentang :
- Mengenal Tunagrahita
- Penyebab Si Kecil Alami Tunagrahita
- Gejala Si Kecil Alami Tunagrahita
- Apakah Tunagrahita Bisa Disembuhkan?
Ada banyak jenis gangguan kesehatan yang berkaitan erat dengan faktor cacat bawaan, kelahiran prematur, gaya hidup yang buruk selama masa kehamilan (konsumsi minuman keras dan merokok) dan lainnya, salah satunya adalah tunagrahita.
Mengenal Tunagrahita
Tunagrahita merupakan istilah lain dari sebutan orang dengan disabilitas intelektual. Penyandang tunagrahita umumnya memiliki kemampuan intelektual dan kognitif yang berada di bawah rata-rata ketimbang anak lainnya.
Salah satu ciri khas penyandang tunagrahita adalah, proses berpikir dan belajar mereka lebih lambat jika dibandingkan dengan anak lainnya. Selain itu, mereka pun kurang cakap dalam mempraktikkan keterampilan, terutama keterampilan dalam bersosialisasi.
Gangguan tunagrahita sendiri bisa terjadi kapan saja, baik setelah dilahirkan, sejak masih berada dalam kandungan, atau bisa juga terjadi selama proses persalinan karena prosedur atau cara penanganan yang kurang tepat.
Zaman dulu, penyandang tunagrahita sering disebut sebagai anak dengan keterbelakangan mental. Tapi sejak tahun 2010, American Academy of Pediatrics, meminta agar istilah tersebut dihapuskan dan diganti dengan tunagrahita atau disabilitas intelektual.
Penyebab Si Kecil Alami Tunagrahita
Seperti disebutkan diatas, tunagrahita bisa terjadi kapan saja, baik setelah Si Kecil dilahirkan, selama proses melahirkan, atau sejak Si Kecil masih berada dalam kandungan. Penyebabnya cukup beragam, diantaranya adalah.
- Infeksi otak yang terjadi setelah Si Kecil dilahirkan.
- Cedera pada otak karena kecelakaan, terjatuh, mengalami benturan di area kepala dan lainnya. Kondisi ini umumnya terjadi setelah Si Kecil dilahirkan.
- Si Kecil lahir prematur.
- Terdapat kelainan pada gen yang diturunkan dari orang tua. Faktor genetik disetujui sebagai faktor yang cukup kuat menyebabkan tunagrahita.
- Moms terkena infeksi ketika hamil.
- Bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses persalinan.
- Gaya hidup yang buruk akibat konsumsi minuman keras, narkoba, merokok atau konsumsi obat-obatan tertentu selama masa hamil.
Meskipun begitu, dilansir dalam hellosehat.com, penyebab-penyebab tunagrahita yang disebutkan di atas masih diperdebatkan banyak pakar karena belum ada penelitian ilmiah yang cukup untuk membuktikannya. Beberapa pakar lebih setuju jika tunagrahita tidak diketahui penyebabnya.
Gejala Si Kecil Alami Tunagrahita
Ada beberapa gejala yang bisa dilihat untuk memprediksi apakah Si kecil termasuk penyandang tunagrahita atau tidak, diantaranya adalah :
- Si Kecil lambat dalam tumbuh kembang secara fisik (motorik kasar), misalnya kemampuan duduk, kemampuan bicara, merangkak atau berguling.
- Kurang dapat mengkoordinasi gerakan, sehingga gerakan sering tidak terkendali, mengalami gangguan dalam perkembangan gerak.
- Setelah usia 1-2 tahun, Si Kecil mengalami gangguan dengan ingatan. Dia terkadang tidak bisa mengingat nama sendiri dan orang tuanya, atau orang-orang terdekatnya.
- Si Kecil lambat menguasai kemampuan mendasar, seperti berpakaian sendiri, makan sendiri, atau kemampuan toilet learning.
- Emosi yang buruk, seperti mudah marah, tantrum tanpa alasan, mudah menyerah dan lainnya.
Selain ciri dari tumbuh kembang, penyandang tunagrahita pun bisa dilihat dari segi fisiknya yang tidak seimbang, contohnya kepala lebih besar atau terlalu kecil jika dibandingkan dengan proporsi tubuh keseluruhan.
Selain itu, kelainan fisik pada ras mongoloid terlihat pada badan yang bungkuk, telinga kecil, muka datar, mulut seperti melongo, dan mata yang cenderung sipit.
Untuk memastikannya, Moms harus membawa Si Kecil ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pasalnya, dalam kondisi tertentu gejala-gejala tersebut bisa saja disebabkan karena kelainan gangguan kesehatan tertentu, seperti gangguan pendengaran, penglihatan, autisme dan lainnya.
Apakah Tunagrahita Bisa Disembuhkan?
Hingga kini belum ada metode yang benar-benar efektif untuk menyembuhkan tunagrahita. Yang bisa Moms lakukan hanya memberikan pendampingan agar Si Kecil mampu menguasai kemampuan dasar yang dibutuhkan, seperti kemampuan komunikasi, bersosialisasi, makan dan lainnya.
Jangan lupa untuk terus berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat saran terkait terapi yang bisa digunakan untuk memaksimalkan kemampuan Si Kecil menjadi lebih mandiri. Beberapa hal yang diajarkan oleh Si Kecil yang memiliki disabilitas intelektual untuk lebih mandiri biasanya biasanya adalah terapi edukasi, terapi okupasi, atau kurikulum khusus.
- Terapi edukasi
Dalam terapi ini, Si Kecil yang tuna grahita akan dibantu untuk mengembangkan kemampuan bahasa. Prosesnya memang tidak cepat, tapi akan memberikan dampak signifikan terhadap kemampuan Si Kecil dalam berkomunikasi secara verbal.
- Terapi Okupasi
Terapi okupasi ini bisa membantu meningkatkan kemandirian Si Kecil yang tuna grahita. Dengan mengikuti terapi ini, Si Kecil akan lebih mampu mandiri dan merawat diri sendiri, seperti berpakaian, pergi ke kamar mandi, dan makan sendiri.
- Kurikulim khusus
Tidak beda dengan anak-anak lain, Si Kecil yang tuna grahita juga berhak memperoleh pendidikan. Ada beberapa pendidikan dengan kurikulum khusus untuk anak tuna grahita, yang dilansir dari laman bisamandiri.com, yaitu:
- Kelas transisi
Kelas pengenalan & persiapan pengajaran yang mengacu pada kurikulum SD tetapi dengan modifikasi sesuai kebutuhan anak didik).
- Sekolah Khusus (SLB C dan C1)
Layanan pendidikan bagi Si Kecil yang tuna grahita dengan model sekolah khusus ini biasanya dalam satu kelas hanya terdiri dari 10 siswa dengan pengajar dan pembimbing khusus yang mampu mengajar anak tuna grahita. SLC C untu kanak tuna grahita ringan, sedangkan SLB C1 untuk anak tunagrahita sedang.
- Program terpadu
Layanan pendidikan ini diselenggarakan di sekolah umum. Anak tunagrahita akan belajar bersama dengan anak-anak normal dan pengajar yang biasa juga, Tapi, untuk mata pelajaran tertentu yang membuat anak tuna grahita kesulitan belajar, akan diberikan guru pembimbing khusus yang didatangkan dari SLB terdekat dan proses belajar dilakukan di ruangan yang juga khusus.
- Program sekolah di rumah
Program ini untuk anak tuna grahita yang tidak mampu atau tidak memungkinkan untuk ikut pendidikan di sekolah khusus maupun sekolah regular.Program ini dilakukan di rumah dengan mendatangkan guru khusus atau dari terapis.
- Pendidikan inklusi
Cukup mirip dengan program terpadu, layanan pendidikan inklusi ini juga diselenggarakan di sekolah regular (umum) dan anak tuna grahita belajar bersama dengan anak normal. Tapi bedanya, pada layanan pendidikan inklusi, para siswa akan dibimbing oleh 2 guru, yaitu guru pengajar biasa dan satu lagi guru pengajar khusus.
Penting juga untuk diingat, tunagrahita bisa dicegah dengan menjalankan gaya hidup sehat selama masa kehamilan, terutama menjauhi rokok, minuman keras dan narkoba. Selain itu, pilih tempat persalinan yang benar-benar profesional, dan perlakukan Si Kecil dengan hati-hati di awal masa kelahirannya.