Pecah ketuban adalah salah satu tanda bahwa masa persalinan sudah tidak lama lagi. Namun, bagaimana bila pecah ketuban terjadi jauh-jauh hari dari perkiraan waktu persalinan? Kondisi tersebut biasa disebut dengan pecah ketuban dini.
Perlu Moms tahu, pecah ketuban dini biasanya ditandai dengan kontrasi berlebih. Salah satu gejala yang paling mudah dikenali yaitu keluarnya cairan dari liang vagina. Cairan tersebut bisa keluar perlahan atau malah menyembur dengan cepat. Sayangnya, tidak sedikit ibu hamil yang salah tanggap mengira cairan yang keluar adalah urin. Sebenarnya apa itu pecah ketuban dini? Yuk Moms cari tahu!
Mengenal Pecah Ketuban Dini
Pecah ketuban dini (Premature Rupture of Membranes) merupakan kondisi selaput kantung ketuban yang pecah sebelum masa persalinan tiba. Kondisi tersebut berakibat pada terbukanya ketuban dan cairan ketuban bocor perlahan atau keluar.
Pecah ketuban dini tentu saja memberikan dampak, baik bagi Moms atau janin yang dikandung. Beberapa dampak yang disebabkan, yaitu:
- Risiko terjadinya keguguran.
- Si kecil terlahir prematur.
- Si kecil atau rahim terkena infeksi.
- Si kecil terlilit tali pusar.
Bila selaput ketuban pecah memasuki usia kehamilan ke-37, maka dalam waktu 24 jam berikutnya kebanyakan wanita akan menjalani persalinan. Bila tidak, induksi persalinan bisa dilakukan terutama saat ada tanda infeksi. Namun, akibatnya si kecil akan terlahir prematur dan mesti diawasi secara ketat lantaran beberapa organ tubuhnya seperti paru-paru belum berkembang optimal.
Bila pecah ketuban dini terjadi sebelum usia kehamilan ke-34, Moms mesti dirawat di rumah sakit dan diberikan steroid. Hal ini bertujuan agar paru-paru janin dalam kandungan berkembang lebih cepat sebelum dilakukan proses induksi persalinan. Akan tetapi, pada beberapa kasus pecah ketuban dini sebelum usia kehamilan ke-24, si jabang si kecil kemungkinan tidak bisa diselamatkan.
Faktor Penyebab Pecah Ketuban Dini
Selaput ketuban sendiri berupa struktur berbentuk kantung yang mengelilingi si kecil. Di dalamnya terdapat cairan ketuban yang berfungsi melindungi dan menyokong janin. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya pecah ketuban dini, diantaranya yaitu:
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat.
- Merokok selama hamil.
- Sebelumnya pernah menjalani operasi serviks.
- Memiliki riwayat pecah ketuban dini pada kehamilan sebelumnya.
- Infeksi vagina, leher rahim, atau rahim.
- Mengalami pendarahan pada trimester ke-2 dan ke-3.
- Mengalami peregangan rahim terlalu banyak.