Artikel ini berisi tentang :
- Perkembangan Menakjubkan di Usia 2 Tahun
- Susah Diatur Saat Usia 2 Tahun
- Apa yang harus Dads lakukan?
- Jangan Lupa Berikan Pujian
Saat menginjak usia 2 tahun, kemampuan Si Kecil sudah sangat meningkat. Tidak hanya mulai senang bicara, Si Kecil pun mulai senang menjelajah lingkungan, sudah mampu berlari dengan seimbang, mampu memanjat tangga sudah bisa memegang dan menggunakan benda-benda dan lainnya.
Selain itu, Si Kecil pun sudah bisa menorehkan coretan yang mereka anggap tepat, sudah punya keinginan dan sudah mulai punya inisiatif.
Perkembangan Menakjubkan di Usia 2 Tahun
2 tahun sebenarnya usia yang sangat menakjubkan, dimana perkembangan otak Si Kecil berjalan sangat cepat. Misalnya untuk otak bagian depan yang mengatur sistem limbik, telah berkembang pesat hingga membuat perkembangan emosi, memori, tingkah laku dan motivasi berjalan maksimal.
Secara fisik, kemampuan motorik Si Kecil pun makin terampil. Hal ini terlihat dari kemampuan Si Kecil dalam berjalan dan berlari yang lebih terkontrol, Si Kecil sudah bisa memanjat tangga atau tempat-tempat yang lebih tinggi lainnya, dan mampu mengangkat benda yang cukup ringan.
Sementara untuk fungsi kognitif, Si Kecil sudah bisa menyadari kemampuan panca indranya, sehingga dia pun bisa melihat berbagai objek dengan jelas, mampu mendengar dan membedakan suara, membedakan aroma, mengerahui rasa, tekstur, suhu dan lainnya.
Untuk kemampuan bicara, Si Kecil sudah bisa mengucapkan beberapa kata, bahkan sudah bisa merangkainya dalam kalimat sederhana (terdiri 2-3 kata yang bermakna).
Dengan kemampuan ini, Si Kecil pun kini sudah mulai belajar berinteraksi dengan orang lain, mampu melakukan pengamatan terhadap lingkungannya, mengenali bahaya, punya rasa takut dan inisiatif untuk menjauhinya, serta kemampuan lainnya yang menakjubkan.
Susah Diatur Saat Usia 2 Tahun
Cenderung bertingkah saat usia 2 Tahun ternyata bukan hanya sebatas mitos. Apa yang diperlihatkan Si Kecil merupakan salah satu bagian terpenting dalam pertumbuhannya (oleh Vanessa LoBue, Ph.D, asisten profesor psikologi di Rutgers University, New Jersey).
Berikut beberapa penyebab kenapa Si Kecil kerap bertingkah dan sulit diatur saat usia 2 tahun, atau yang dikenal dengan istilah masa terrible two.
- Si Kecil pun masih belum punya kontrol diri dan emosi. Dengan kata lain, Si Kecil hanya sebatas punya keinginan, tapi belum mampu mengendalikan pikiran dan perasaannya.
- Si Kecil sedang mengembangkan otonomi dirinya, dan sudah mulai ingin melepaskan diri dari kontrol orang lain (external control).
- Si Kecil belum tahu tentang aturan keinginan atau tujuan, harus dilewati dengan proses. Sehingga mereka cenderung memaksakan diri dan sulit menerima penundaan.
- Si Kecil belum tahu tentang perbedaan benar dan salah, bahaya dan aman, dan aturan dasar lainnya, sehingga dia pun cenderung sulit untuk diatur.
Apa Yang Harus Dads Lakukan?
Jika peran orangtua sangat besar untuk meredakan situasi ini. Berikut beberapa hal yang harus Dads lakukan untuk menghadapi fase terrible two oleh (Dr. Jeremy Friedman, penulis buku The Toddler Care Book).
- Dad harus menjaga emosi dengan cara tetap tenang saat Si Kecil mulai susah diatur. Sikap emosional hanya akan meninggalkan trauma dan ketakutan.
- Dad harus mampu membantu Si Kecil mengungkapkan keinginan dengan cara bicara yang baik. Sampaikan keinginan Dads ini dengan tenang agar Si Kecil mencontohnya dengan baik.
- Dad harus memberikan dan mengajari Si Kecil perbedaan antara benar dan salah, bahaya dan aman dan lainnya.
- Dad harus menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh Si Kecil lakukan, kemudian ungkapkan alasan kenapa dia harus menjauhinya.
Jika Si Kecil harus diberi penerangan secara sederhana terkait keinginan dan sikapnya. Mungkin terdengar susah, tapi jika dilakukan secara terus menerus, Si Kecil akan paham apa maksud Dads sebenarnya (oleh Hal Runkel, terapis keluarga, dan penulis Scream Free Parenting).
Jangan Lupa Berikan Pujian
Saat usianya mencapai 2 tahun, Si Kecil sudah memiliki perasaan bahagia dan tersanjung atas pujian yang diberikan kepadanya. Jika Si Kecil butuh pujian saat dia berhasil melakukan kebaikan (oleh Larry J. Koenig, PhD, penulis buku Smart Dicipline).
Misalnya, saat dia berhasil mengikuti keinginan Dads untuk diam, puji dia dan katakan jika sikapnya sangat baik. Jangan lupa berikan pelukan dan cium pipi atau keningnya sebagai ungkapan rasa sayang.
Saat Dads berhasil menunjukan jika apa yang dilakukannya sudah benar lewat pujian, otomatis Si Kecil pun akan tergoda untuk melakukan hal yang sama dikemudian hari. Mungkin awalnya hanya ingin dapat pujian, tapi selanjutnya dia akan melakukannya sebagai sebuah kebiasaan baik.
Jika disiplin bisa ditegakkan dengan pujian dan ungkapan saying (oleh Judy Arnall, penulis buku Discipline Without Distress).
Menurutnya, menegakkan disiplin dengan kekerasan, teriakan atau bahkan makian, hanya akan menumbuhkan rasa takut yang berujung stres. Alhasil, bukan solusi yang didapat, melainkan masalah baru yang bisa menghambat pertumbuhannya.