Masa awal kehamilan bagi Moms yang sedang mengandung memang sangat rentan. Keluhan fisik serta mental hingga ancaman penyakit serius siap mengintai Moms yang kurang memperhatikan kesehatan di awal kehamilan. Salah dua hal yang paling sering dialami adalah sakit kepala dan demam. Gangguan ini juga kerap menghantui ibu-ibu yang usia kandungannya sudah mencapai trimester ketiga.
Jika sedang tidak hamil, Moms mungkin akan segera mencari obat untuk meredakan demam atau sakit kepala. Namun, Moms yang sedang mengandung pasti berpikir ulang puluhan kali sebelum meminum obat-obatan. Sebab salah dosis bisa mengancam pertumbuhan janin di dalam rahim. Di sisi lain, kalau dibiarkan, gangguan tersebut tak jarang membuat kesehatan Moms menurun.
Hal ini yang sering membuat Moms merasakan dilema, terutama saat ingin menggunakan parasetamol sebagai pereda sakit kepala dan demam. Apakah obat ini aman dikonsumsi untuk ibu hamil? Mari simak penjelasannya di bawah ini.
Efek Parasetamol untuk Ibu Hamil
Beberapa ibu hamil yang mengeluhkan sakit kepala dan demam kepada dokter rata-rata dianjurkan untuk mengonsumsi parasetamol. Tentu anjuran tersebut telah melewati beberapa pertimbangan dan dibarengi dengan syarat seperti dosis yang tak terlalu berlebihan. Jika Moms mengikuti saran dokter, janin maupun kesehatan Moms pasti dengan cepat membaik. Selain itu, Moms juga harus sering istirahat agar demam atau sakit kepala tidak menyerang lagi.
Meskipun dokter memberikan izin untuk memakai parasetamol, bukan berarti Moms bisa menggunakan obat tersebut setiap keluhan menyerang. Jika Moms terus memakai parasetamol setiap demam dan sakit kepala menyerang, bukan tidak mungkin si Kecil malah terkena efek samping dari paparan bahan-bahan kimia yang semestinya belum boleh dia konsumsi.
Sebuah studi dari jurnal JAMA Pediatrics menyebutkan bahwa ibu hamil yang sering mengonsumsi obat seperti parasetamol berisiko melahirkan bayi yang memiliki gangguan seperti hiperaktif-defisit perhatian. Gangguan tersebut kerap disebut sebagai ADHD. Di Denmark, satu studi yang dilakukan kepada 64.000 wanita yang rajin mengonsumsi parasetamol menunjukkan risiko melahirkan bayi dengan ADHD sampai dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan yang jarang mengonsumsi parasetamol.
Selain ADHD, parasetamol juga mengundang peluang asma lebih besar terhadap si Kecil, sesuai dengan yang diungkapkan Seif Shaheen, seorang profesor epidemiologi asal Inggris. Pada tahun 2000, Shaheen melakukan sebuah riset yang menyatakan bahwa parasetamol dapat menurunkan kadar antioksidan di bagian paru-paru.
Dari pemaparan di atas, Moms dapat mempertimbangkan sendiri penggunaan parasetamol saat sedang hamil. Sebenarnya selain mengonsumsi obat, Moms bisa mengatasi keluhan demam atau sakit kepala dengan tidur yang cukup dan mengonsumsi makanan sehat. Namun kalau keluhan tak kunjung mereda, Moms harus segera mengonsultasikannya kepada dokter kandungan.