Artikel ini berisi tentang :
- Kista Atau Tumor Rahim Sebabkan Keguguran?
- Rawan Terjadi Saat Hamil
- Apakah Harus Dioperasi?
- Mungkinkah Berkembang jadi Kanker?
Saat usia kehamilan mencapai 23 minggu, sebaiknya Moms berhati-hati. Pasalnya, di usia ini Moms sangat rentan mengalami keguguran. Hal inilah yang membuat Moms disarankan untuk berhati-hati, terutama untuk menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan keguguran.
Kista Atau Tumor Rahim Sebabkan Keguguran?
Menurut National Institutes of Health (NIH), risiko kista cenderung mengalami peningkatan (bahkan mencapai 80 persen) saat Moms berusia 50 tahun. Walaupun begitu, kista bisa menyerang siapa saja dan dalam kelompok usia mana saja, terlebih jika Moms sudah aktif secara seksual.
Ada potensi bahaya yang ditimbulkan penyakit ini, salah satunya bisa menyebabkan keguguran. Sayang, belum diketahui secara pasti berapa persentase risiko keguguran yang bisa dialami, hanya saja NIH memprediksi jika risikonya diatas 30 persen.
Makanya, NIH menyarankan agar Moms rutin untuk memeriksakan kesehatan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan program kehamilan. Jika seandainya ditemukan ada kista, sebaiknya diangkat dulu agar agar janin dalam kandungan bisa berkembang dengan maksimal.
Rawan Terjadi Saat Hamil
Kista memang cukup rawan terjadi saat hamil. Untuk memastikan apakah ada kista atau tidak dalam rahim, sebaiknya Moms melakukan pemeriksaan Ultra Sonografi (USG) sejak dini. (oleh dr Yassin Yanuar Mohammad, SpOG, dokter spesialis kandungan dari RS Pondok Indah, Jakarta)
Lebih lanjut lagi, dr Yassin menjelaskan jika kista sendiri terdiri dari 2 bagian, yakni kista jinak dan ganas. Misalnya kista lutein atau kista fungsional, dimana kista ini merupakan kantung telur yang tidak pecah. Kista jenis ini bertipe jinak dan tidak terlalu membahayakan kehamilan.
Sementara untuk kista ganas, biasanya kista ini akan membesar seiring bertambahnya usia kehamilan. Jelas ini sangat berbahaya karena dapat mengganggu kesehatan dan pertumbuhan janin. Kalau sudah seperti ini, kista sebaiknya segera diangkat.
Apakah Harus Dioperasi?
Seperti dijelaskan di atas, kista ada yang ganas dan ada yang jinak. Jika termasuk dalam jenis kista jinak, Moms tidak membutuhkan operasi. Pasalnya kista ini akan menciut dan menghilang sendiri seiring bertambahnya usia kehamilan (biasanya akan menghilang di trimester kedua).
Sementara untuk kista ganas, sebaiknya segera diangkat. Penanganannya sendiri tidak boleh asal, harus di periksa dulu lewat USG untuk melihat ukuran kistanya, sumbernya dari mana dan lainnya. Setelah melihat data-data tersebut, biasanya dokter akan langsung mengambil tindakan.
Kalau dibutuhkan tindakan pengangkatan, biasanya operasi pengangkatan baru bisa dilakukan pada minggu ke 18-20 usia kehamilan. Jangan terlalu khawatir Moms, pasalnya tindakan operasi kista sekarang ini sudah bisa dilakukan dengan cara laparoskopi.
Teknik ini sendiri dilakukan dengan cara pembedahan dengan membuat dua atau tiga lubang kecil dengan diameter 5-10 mm di sekitar perut. Satu lubang digunakan untuk memasukkan alat khusus yang dilengkapi dengan kamera pemindai, dan sementara dua lubang lain digunakan untuk peralatan bedah.
Walaupun begitu, tetap operasi pengangkatan kista ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena memang risikonya cukup tinggi.
Mungkinkah Berkembang jadi Kanker?
Banyak orang yang menunda operasi kista karena khawatir dengan kandungannya. Padahal, jika dibiarkan kista bisa saja berkembang jadi kanker ovarium dan risikonya akan semakin meningkat. ( oleh Dr. Mary Jane Minkin, MD, profesor klinis ilmu kebidanan dan kandungan dari Yale Medical School)
Menurut American Cancer Society, walaupun risiko kista berkembang jadi kanker tergolong kecil, tapi sebaiknya Moms melakukan pemeriksaan dengan ultrasound untuk memastikannya.
Selain itu, sebelum membuat program kehamilan, Moms disarankan untuk melakukan tes kesehatan secara detail. Jika terdapat kista, sebaiknya angkat dulu dan setelah itu baru membuat program ulang. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan area kewanitaan untuk mencegah pertumbuhan sel secara tidak normal.