Artikel ini berisi tentang :
- Apa Benar Anak-Anak Bisa Stres?
- Ciri-Ciri Anak Mengalami Stres
- Apa Dampak Stres bagi Anak?
- Bagaimana Solusinya?
Stres merupakan masalah yang banyak dihadapi orang dewasa belakangan ini. Bagaimana tidak, di tengah perkembangan zaman yang begitu cepat, kita harus berhadapan dengan persaingan yang begitu ketat. Ini belum termasuk tuntutan gaya hidup, dan hal lainnya yang terkadang bikin kita sakit kepala.
Menurut penelitian yang dilakukan di Carnegie Mellon University, menyebut jika tingkat stres penduduk kota mengalami peningkatan 18-24 persen, hanya dalam waktu 26 tahun terkahir. Ironisnya, ternyata stres pun tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga bisa menyerang anak-anak.
Apa Benar Anak-Anak Bisa Stres?
“Mereka hanyalah anak kecil. Tidak mungkin bisa stres seperti yang sering terjadi kepada orang dewasa!” Pernyataan tersebut masih terus saja dipegang kebanyakan orangtua di dunia. Padahal faktanya, Si Kecil pun bisa stres dengan masalah versi mereka sendiri.
Menurut sebuah survei yang dilakukan di Amerika, lebih dari sepertiga orangtua mengaku jika anak mereka pernah mengalami stres. Mengenai penyebabnya, para responden mengaku jika penyebab anak mereka stres karena pekerjaan rumah yang menumpuk, bullying dan masalah lainnya.
Dengan kata lain, Si Kecil tidak beda jauh dengan orang dewasa. Mereka bisa stres, dan mengalami tekanan, walaupun sumber dari stresnya tersebut jelas berbeda dengan orang dewasa.
Ciri-Ciri Anak Mengalami Stres
Mengenai ciri-cirinya, menurut Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si., psikolog yang lebih dikenal dengan sebutan Kak Seto, sebenarnya stres pada anak tergolong sangat mudah dikenali. Berikut merupakan beberapa gejala yang ditunjukan jika Si Kecil sedang mengalami stres :
- Si Kecil tiba-tiba berbicara seperti bayi atau anak lebih kecil, padahal sebelumnya dia sudah bisa bicara dengan baik. Ini Indikasi Si Kecil sedang mencari perhatian.
- Si Kecil yang sebenarnya sudah tidak mengompol, secara tiba-tiba menjadi suka ngompl kembali. Biasanya, ini disebabkan karena rasa gugup dan gelisah yang berlebih.
- Si Kecil yang semula berani ke sekolah sendiri, sekarang menjadi takut dan selalu minta ditemani ibunya saat pergi ke sekolah. Ini indikasi ada yang ditakutkan Si Kecil di sekolah.
- Si Kecil sering merasa cemas, yang ditandai dengan munculnya kebiasaan menggigit kuku, melamun, mengisap jempol, berkeluh kesah dan memilin-milin rambut.
- Si Kecil berubah sikap jadi lebih sensitif, yang ditandai dengan gejala mudah tersinggung, mudah menangis, rewel dan cepat marah.
Sementara itu, Adele Cadieux, psikolog anak di Helen DeVos Children's Hospital di Grand Rapids, berpendapat jika anak yang mengalami stres, biasanya mengalami perubahan mood dan perilaku yang cukup mencolok. Mereka akan cenderung mudah tersingung, menangis dan lebih suka diam di kamar.
Terkadang, Si Kecil pun sering menunjukkan ketidakpastian dan berbicara negatif pada dirinya, misalnya, Moms saya ini kok jelek?, Mom kok saya bodoh? dan lainnya.
Sementara untuk gejala fisik, stres cenderung ditunjukan dengan adanya keluhan sakit kepala, sakit perut, insomnia, dan gangguan makan. Jika melihat tanda-tanda seperti disebutkan diatas, segera peluk Si Kecil dan yakinkan kalau mereka tidak akan kehabisan kasih sayang.
Apa Dampak Stres bagi Anak?
Mengenai dampaknya. Selain bisa mengganggu pertumbuhan Si Kecil, menurut survei yang dilakukan di Amerika terhadap 432 anak usia 5-13 tahun, 72 persen anak yang menunjukan gejala stres, cenderung berperilaku negatif, seperti sering membantah, berbicara kasar, berteriak hingga tantrum.
Selain itu, dalam penelitian yang sama pun disebutkan jika Si Kecil akan cenderung suka berbohong, terlihat gelisah, dan bahkan kerap membolos sekolah hanya untuk video games.
Dampak lainnya, menurut Dr Caroline C Horner, peneliti dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak di Washington University School of Medicine, anak yang mengalami stres akan cenderung memiliki masalah alergi hingga masalah paru-paru di malam hari.
Lebih lanjut lagi, Caroline menegaskan jika stres pada anak ini dibiarkan, dampaknya bisa sangat besar pada perilaku mereka. Bahkan tidak jarang mereka akan menjelma menjadi anak broken home dan terjebak dalam pergaulan bebas.
Bagaimana Solusinya?
Melihat dampaknya yang sangat buruk, wajar jika Anda khawatir dengan fenomena stres usia dini ini. Tapi jangan khawatir, untuk mengatasinya, Sandra Hassink, selaku President American Academy of Pediatrick, menyarankan Moms untuk mengetahui penyebab utama Si Kecil mengalami stres.
Kalau ini terkait dengan hubungan dalam keluarga, sebaiknya perbaiki ini dengan memperbanyak family time, atau lebih sering memberikan pelukan kepada Si Kecil. Seperti disebutkan di atas, yakinkan Si Kecil kalau mereka tidak akan kehabisan kasih sayang.
Sementara jika penyebab stres di kecil diketahui karena bullying di sekolah atau tempatnya bermain, segera bicarakan masalah ini langsung dengan pihak sekolah. Bahkan kalau masalah ini tidak segera terselesaikan, Moms bisa memindahkan sekolahnya ke tempat yang lebih ramah bagi Si Kecil.
Jika dengan cara tersebut stres Si Kecil masih berlum teratasi dan cenderung memburuk, sebaiknya segeralah minta bantuan konselor atau psikolog anak untuk membantu mengatasi masalah ini.