Artikel ini berisi tentang :
- Berat Badan Ideal Si Kecil Saat Dilahirkan
- Apa Penyebab Berat Si Kecil Rendah?
- Apakah Dampaknya Jika Si Kecil Terlahir dengan Berat Badan Rendah?
- Bagaimana Cara Mencegah Si Kecil Terlahir dengan Berat Badan Kurang?
Setiap orangtua tentu menginginkan anaknya terlahir normal, baik secara fisik hingga kesehatan. Tapi sayang, terkadang Si Kecil dilahirkan dalam kondisi berat badan yang berlebih, atau bahkan ada juga yang lahir dalam kondisi berat badan rendah.
Berat Badan Ideal Si Kecil Saat Dilahirkan
Dilansir dalam nakita, idealnya Si Kecil memiliki berat badan antara 2,7-4 kg dalam usia kehamilan penuh (38-40 minggu). Kemudian untuk panjangnya, rata-rata sekitar 50-53 cm. Khusus untuk tinggi badan Si Kecil saat dilahirkan, sangat tergantung dari faktor genetik.
Jika berat badan Si Kecil saat dilahirkan lebih dari 4 kg, kondisi ini disebut dengan macrosomik. Umumnya, macrosomik disebabkan karena faktor genetik, obesitas selama masa kehamilan, atau Si Kecil lahir di usia kehamilan lebih dari 42 minggu. (oleh dr. Nita Ratna Dewanti, Sp.A, dari RS Premier Bintaro)
Sementara untuk Si Kecil yang dilahirkan dengan berat badan kurang, umumnya baru bisa divonis saat berat badannya kurang dari 2.7 kg, atau bayi terlahir kecil.
Apa Penyebab Berat Si Kecil Rendah?
Ada faktor yang menyebabkan Si Kecil terlahir dengan berat badan yang kurang, salah satunya disebabkan karena faktor asupan nutrisi selama masa kehamilan dan gaya hidup yang kurang baik. (oleh dr. Meta Hanindita, SpA, dari RSUD Dr Soetomo Surabaya)
Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang membuat Si Kecil terlahir dalam berat badan yang kurang, diantaranya :
- Berat badan Mom saat sedang hamil kurang, bisa disebabkan karena faktor diet ketat yang dijalankan Mom, atau karena faktor lainnya.
- Usia Mom saat hamil kurang ideal (usia ideal hamil 21-35 tahun). Biasanya, terjadi pada wanita yang hamil di usia 15-19 tahun.
- Jarak waktu melahirkan terlalu dekat. Jarak minimal antara kelahiran pertama dan kedua sebaiknya lebih dari 24 bulan, idealnya 4-5 tahun.
- Kondisi kesehatan Mom yang kurang baik selama masa kehamilan, seperti anemia, menderita infeksi tertentu, pregnancy blues dan lainnya.
- Konsumsi minuman beralkohol dan paparan asap rokok (berlaku untuk perokok aktif dan pasif)
Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang menyebabkan berat badan Si Kecil terlahir kurang, seperti riwayat keguguran, dan riwayat melahirkan bayi dengan berat badan kurang pada kehamilan sebelumnya.
Apakah Dampaknya Jika Si Kecil Terlahir dengan Berat Badan Rendah?
Tentu saja ada beberapa risiko yang mungkin akan dialami Si Kecil. Selain masalah sistem kekebalan tubuh, berat badan rendah pun bisa mengganggu perkembangan fungsi otak. (oleh Prof Dr Made Astawan, MS, Guru Besar Teknologi dan Pangan IPB)
Menurut Dr Made, kondisi ini disebabkan karena perkembangan otak sejatinya sudah dimulai sejak masa kehamilan. Otomatis, jika berat badan Si Kecil kurang saat dilahirkan, merupakan salah satu tanda kebutuna nutrisinya tidak tercukupi.
Kondisi inilah yang nantinya akan mengganggu perkembangan fungsi otak Si Kecil, yang berimbas kepada prestasi akademiknya di sekolah nanti.
Selain itu, asupan nutrisi yang baik selama masa kehamilan pun akan menunjang tumbuh kembang Si Kecil secara fisik, dan menyempurnakan pembentukan sistem imunnya. Jika tidak terpenuhi, otomatis kondisi ini akan membuat tumbuh kembang dan sistem imunya kurang maksimal.
Bagaimana Cara Mencegah Si Kecil Terlahir dengan Berat Badan Kurang?
Jika sudah terlanjur, hal pertama yang harus Mom lakukan adalah, memastikan kebutuhan nutrisinya terpenuhi dengan maksimal. Makanya, bayi yang lahir dengan berat badan kurang wajib mendapatkan asupan ASI eksklusif, bukan mengandalkan susu formula.
Selain itu, Mom wajib menjaga kesehatannya, dan membiarkannya tetap aktif. Dengan cara seperti ini, sistem kekebalan dan pertumbuhan tubuhnya akan terbentuk secara alami.
Sementara untuk pencegahan Si Kecil terlahir dalam berat badan yang kurang, ada beberapa hal yang wajib Mom lakukan, diantaranya :
- Jaga asupan nutrisi selama masa kehamilan, terutama peranyak konsumsi makanan dengan kandungan protein, vitamin, lemak, kalsium dan zat besi.
- Rutin berolahraga, terutama olahraga yang memang dikhususkan untuk ibu hamil, seperti senam kehamilan, jogging dan lainnya.
- Jauhi paparan asap rokok, narkoba dan konsumsi minuman keras.
Selain itu, penting untuk merencanakan kehamilan dengan matang, baik dari segi usia, berat badan, dan jarak antara kehamilan pertama dengan kedua. Jika dibutuhkan, Mom bisa minta bantuan dokter untuk membantu mempersiapkan rencana kehamilan sejak dini.