Moms, walaupun dunia sekarang ini sudah berkembang begitu pesat, tapi hingga kini masih saja ada mitos-mitos yang bertebaran dan masih dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Termasuk di dalamnya mitos seputar bayi prematur. Lantas apa saja sih mitos populer tentang bayi prematur.
Bayi prematur harus masuk inkubator
Mitos yang satu ini bisa dipastikan keliru. Dunia kedokteran modern mematikan jika bayi sangat membutuhkan kontak kulit langsung dengan ibunya (skin to skin), ketimbang dimasukkan ke dalam inkubator, bahkan untuk bayi lahir prematur dalam tubuh yang sangat mungil.
Penelitian membuktikan jika metode Kangaroo Mother Care, yakni melakukan kontak kulit langsung hampir sepanjang hari, sangat efektif untuk membuat bayi prematur lebih tenang. Tidak hanya itu saja, metode ini pun efektif untuk merangsang pertumbuhan ASI.
Bayi prematur butuh asupan tambahan
Sebenarnya, sebagian besar bayi prematur tidak butuh dengan asupan tambahan. Kalau Moms sudah bisa memerah ASI, bahkan bayi dengan berat sekitar 1500 gram pun dapat tumbuh baik dengannya. Hanya saja, si kecil mungkin masih membutuhkan tambahan vitamin D dan fosfor.
Lain cerita jika bayi prematur ini terlahir dengan bobot kurang dari 1500 gram, bayi seperti ini jelas membutuhkan asupan tambahan, terutama untuk Moms yang produksi ASInya tidak sebanyak orang lain. tapi tetap, di sini ASI merupakan makanan pokok untuk si kecil.
Bayi prematur tidak bisa menyusu langsung
Mitos ini sangat keliru. Bahkan Jack Newman, salah satu doktor di NICU ramah ASI Swedia, menyatakan jika bayi prematur sebenarnya sudah bisa meraih payudara ibunya sendiri, bahkan bagi mereka yang terlahir pada usia kandungan 28 minggu.
Lebih lanjut lagi, Jack menyatakan jika Metode Kangguru sayang efektif untuk mengenakan payudara ibu sebagai sumber utama makanan si kecil, sekaligus untuk merangsang produksi ASI. Bahkan penerapan metode kanguru untuk bayi prematur ini bisa dilakukan di mana saja sesuai keinginan anda.
Selain itu, masih banyak beberapa mitos lainnya terkait bayi prematur. Berapa mitos tersebut ada yang terbukti benar, tapi ada pula yang terbukti salah, seperti yang disebutkan di atas. Tapi untuk mematikan kondisi si kecil maksimal, mendingan kita ikuti saja bagaimana saran dokter. Setuju Moms?