Artikel ini berisi tentang :
- Meniru Goyangan Saat Diayun-ayun
- Mengalami Sakit Gusi Akibat Tumbuh Gigi
- Si Kecil Mengantuk, Tapi Masih Ingin Bermain
- Si Kecil Mengalami Stres
- Memenuhi Kebutuhan Vestibular dan Proprioceptive
Entah kenapa dalam beberapa moment Si Kecil terlihat suka membentur-benturkan kepalanya dan terkadang memukul kepalanya dengan tanganya sendiri. Tentu kebiasaan ini cukup membuat Dads khawatir, terlebih kepala merupakan salah satu bagian vital yang harus selalu terlidungi.
Jika Dads bingung dengan kebiasaan ini, berikut merupakan beberapa alasan kenapa Si Kecil sangat suka membenturkan dan memukul kepalanya sendiri.
Meniru Goyangan Saat Diayun-ayun
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of The Academy of Psychiatry, menyebut jika 20 persen anak di bawah usia tiga tahun (Batita) punya kebiasaan membentur-benturkan kepalanya ke berbagai media, dari mulai tempat tidur, bantal, kursi, tembok hingga lantai.
Tentu saja ini ada alasannya, salah satunya karena Si Kecil sedang menirukan gerakan saat dirinya diayun-ayunkan oleh Dads. Salah satu ciri yang cukup spesifik, terkadang saat dipangku dengan posisi tertidur, kakinya akan sedikit dihentakan sehingga kepalanya terlihat sangat mendongak ke atas.
Ciri khas lainnya, Si Kecil justru merasa sangat senang setelah melakukan gerakan tiba-tiba tersebut. Solusinya, Dads sebaiknya segera posisikan Si Kecil seperti ketika dipangku saat bayi, kemudian ayun-ayunkan seperti biasa.
Jika tidak menolak justru malah terlihat sangat senang, itu pertanda Dads sudah berhasil membaca keinginannya. Jika malah berontak dan ingin segera mengakhiri sesi ini, mungkin Si Kecil menginginkan hal lainnya, atau ada kondisi tertentu yang membuatnya membenturkan atau memukul kepalanya.
Mengalami Sakit Gusi Akibat Tumbuh Gigi
Biasanya saat Si Kecil sedang dalam fase tumbuh gigi, dia akan mengalami rasa tidak nyaman digusinya. Banyak cara untuk mengekspresikan rasa sakit ini, salah satunya adalah dengan membentur-benturkan atau memukul kepalanya sebagai tanda frustasi.
Jika ini terjadi, sebaiknya Dads segera mencarikan solusi agar gusinya tetap nyaman, misalnya dengan memberikan mainan teether, atau bisa juga dengan memberikan finger food. Contohnya wortel kukus, brokoli, potongan buah-buahan segar yang didinginkan dan lainnya.
Selain itu, Dads bisa mengusap gusinya dengan menggunakan kain lembut dan bersih, memberikan ASI Perah atau empeng, atau mengusapkan pasta pereda rasa sakit di gusinya. Tapi ingat Dads, penggunaan pasta pereda rasa sakit ini harus sesuai dengan petunjuk dokter.
Si Kecil Mengantuk, Tapi Masih Ingin Bermain
Saat sedang asyik bermain, Si Kecil akan cenderung menolak untuk tidur. Demi membuatnya tetap terjaga, Si Kecil akan berusaha keras untuk menahan kantuknya dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara memukul-mukul kepalanya, membenturkan, hingga menjambak rambutnya.
Tentu saja ini tidak bisa dibiarkan Dads. Pasalnya, jika terus dibiarkan Si Kecil bisa saja mengalami beberapa dampak buruk akibat tidurnya yang terganggu, dari mulai meningkatkan risiko kecelakaan karena kurang fokus saat bermain, hingga rewel.
Solusinya, segera pangku Si Kecil dan tenangkan. Atau jika sedang bermain, segera hentikan sesi bermain dan ajak Si Kecil untuk melakukan hal lainnya yang bisa memancingnya segera tertidur, misalnya dengan membacakan cerita, mendengarkan musik, menonton film dan lainnya.
Solusi lainnya, saat jam tidur Si Kecil datang, sebaiknya Dads segera minta pasangan untuk menyusuinya agar dia segera tertidur.
Si Kecil Mengalami Stres
Tidak hanya orang dewasa, ternyata anak-anak pun bisa mengalami stres. Meskipun begitu, penyebab stres pada anak tentu saja berbeda dengan penyebab stres pada orang dewasa. Mengenai penyebabnya, stres yang dialami Si Kecil bisa disebabkan karena beberapa hal berikut ini :
- Keinginannya tidak terpenuhi, seperti menginginkan mainan atau makanan tertentu.
- Mainan yang dia mainkan tiba-tiba rusak, atau Si Kecil memainkan permainan yang menurutnya sangat susah dimainkan.
- Dipaksa untuk mengerjakan hal yang tidak dia sukai. Misalnya, dia ingin berlari, tapi Dads malah memaksanya untuk berenang.
- Si Kecil berada di lingkungan baru, dan dia merasa tidak nyaman dengan lingkungan barunya tersebut.
- Terpisah dengan Dads atau Moms dalam waktu yang cukup lama, dan berbagai penyebab lainnya.
Ada banyak respons yang diberikan Si Kecil saat dirinya mengalami stres, salah satunya dengan menjambak-jambak rambutnya, membenturkan kepala hingga memukul kepalanya. Tentu saja kondisi ini tidak bisa dibiarkan Dads. Segera hubungi pakar jika kebiasaan ini terus dilakukan Si Kecil.
Memenuhi Kebutuhan Vestibular dan Proprioceptive
Dalam bukunya yang berjudul The Out of Sync Child, Carol Stock Kranowitz, MA, menjelaskan jika indera dekat Si Kecil terbagi dalam beberapa bagian, diantaranya indera vestibular dan indera proprioseptif.
Indera vestibular sendiri terletak di dalam telinga bagian dalam Si Kecil, dan akan terangsang oleh gerakan grafitasi. Lewat reseptor ini, Si Kecil akan tahu bagaimana posisinya (tidur atau berdiri), apakah kita sedang bergerak atau diam dan lainnya.
Sedangkan indera proprioseptif reseptornya terdapat pada otot, sendi dan tendon. Indera ini akan membuat Si Kecil sadar posisinya terhadap lingkungan, dan mendukung pada sensori taktil dan pengalaman bergerak.
Dengan membentur-benturkan kepala, Si Kecil akan merasakan lingkungan sekitarnya berputar-putar. Sensasi inilah yang membuat mereka sadar dengan posisinya, dan bagaimana dampaknya terhadap gravitasi. Kondisi ini sama seperti Si Kecil yang suka berputar-putar untuk mendapatkan sesasi lingkungannya yang berputar-putar.