Artikel ini berisi tentang :
- Cacingan Membuat Prestasi Si Kecil Melorot
- Masalah Besar Anak Indonesia
- Kenapa Cacingan Bisa Menyerang Si Kecil?
- Bagaimana Cara Mengobati Cacingan?
Cacingan selama ini dikenal sebagai penyebab utama gangguan tumbuh, seperti stunting, berat badan rendah, gizi buruk dan gangguan gagal tubuh lainnya. Tapi siapa sangka penyakit ini pun ternyata bisa menyebabkan prestasi Si Kecil melorot.
Cacingan Membuat Prestasi Si Kecil Melorot
Dampak cacingan tidak hanya pada risiko gagal tumbuh saja, tapi bisa menghambat perkembangan otak hingga membuat prestasi akademik Si Kecil melorot. (oleh Prof. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), Koordinator Regional World Health Organization (WHO) Asia Tenggara)
Lebih lanjut lagi, Prof. Tjandra menjelaskan jika cacing menyerang mukosa usus dan mengisap karbohidrat, protein, dan darah, hingga menyebabkan Si Kecil mengalami kekurangan gizi. Kondisi ini tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik, tapi juga berpengaruh kepada pertumbuhan otaknya.
Seperti kita ketahui, otak butuh asupan nutrisi yang tepat untuk tetap bekerja maksimal, terutama protein, karbohidrat dan asam lemak. Jika seluruh nutrisi tersebut dihabiskan oleh cacing, faktor inilah yang pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan otaknya terhambat, dan prestasi akademiknya melorot.
Masalah Besar Anak Indonesia
Cacingan merupakan salah satu masalah kesehatan mayoritas anak-anak di negara tropis termasuk di Indonesia. (oleh Prof dr Saleha Sungkar, Pakar Parasitologi dari Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).
Gejala penyakit cacingan memang cukup sulit dideteksi, sehingga kebanyakan penderita penyakit cacingan baru mengetahui hal ini setelah kondisinya cukup parah, misalnya feses tercampur cacing, berat badan menurun drastis, dan lainnya.
Jika terus dibiarkan, dr. Saleha menjelaskan jika cacingan bisa saja menyebabkan Si Kecil kurang gizi atau malnutrisi, mengalami anemia, lemah tak bergairah, tingkat inteligensi (IQ) yang rendah, Si Kecil tidak ekspresif, dan berbagai kondisi lainnya.
Di Indonesia sendiri, data sementara menyebut 60 persen anak Indonesia mengidap cacingan, dengan jumlah penderita terbanyak dalam kelompok usia Balita. Selain itu, penderita cacingan pun tersebar hingga ke pelosok Nusantara, dari mulai desa-desa hingga ke kota.
Kenapa Cacingan Bisa Menyerang Si Kecil?
Seperti disebutkan di atas, cacingan merupakan masalah besar yang menghantui anak-anak yang tinggal di negara tropis. Dengan demikian, faktor iklim tropis sangat berpengaruh pada pertumbuhan parasit ini. Selain itu, sanitasi lingkungan yang buruk pun menyumbang besar pada penyebaran penyakit cacingan.
Selain faktor iklim dan sanitasi lingkungan yang buruk, masih ada beberapa faktor penyebab lainnya kenapa cacingan menyerang Si Kecil.
- Kurang menjaga kebersihan diri. Misalnya, kuku yang panjang dan hitam, sehingga telur cacing bisa menempel di sana dan masuk ke dalam tubuh.
- Kurang menjaga kebersihan anus, dan BAB di sembarangan tempat. Tidak menjaga kebersihan anus bisa menyebabkan infeksi cacing kremi dengan gejala anus yang gatal-gatal.
- Cacing bisa berkembang biak akibat telur yang terus menetas. Penyebarannya sendiri bisa dari berbgai media, salah satunya dari daging mentah.
- Cara memasak pun harus dipertimbangkan dengan baik, memasak daging, atau bahan makanan lainnya yang terkontaminasi telur cacing, bisa menyebabkan cacingan.
Dengan kata lain, faktor risiko terbesar cacingan adalah, kebersihan diri dan lingkungan. Jika mampu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, maka otomatis risiko cacingan pun akan lebih rendah.
Bagaimana Cara Mengobati Cacingan?
Meskipun bukan masalah besar, cacingan tidak bisa dianggap sepele. Moms harus segera melakukan pengobatan jika Si Kecil sudah divonis terkena cacingan. (oleh Prof. dr. Supargiyono, DTM&H., SU., Sp.Par(K), Kepala Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta)
Untuk mengatasi cacingan, Moms cukup memberikan Si Kecil obat cacing sesuai dengan anjuran dokter. Menurut Prof. Supargiyono, obat cacing bersifat menekan atau menghentikan pertumbuhan telur cacing di dalam tubuh, hingga ahirnya cacing dalam tubuh habis dan tidak menjadi parasit lagi.
Selain itu, obat cacing disarankan untuk dikonsumsi sebagai upaya pencegahan. Biasanya, pemberian obat cacing dilakukan 2 kali dalam setahun atau per 6 bulan sekali. Pilihan produknya obat cacingnya banyak Moms, tinggal pilih saja sesuai dengan kebutuhan.
Tapi ingat, sebelum memberikan obat cacing, konsultasikan dulu dengan dokter untuk mengetahui indikasi, efek samping dan rekomendasi obat cacing terbaik yang bisa diberikan kepada Si Kecil.