Bayi memiliki sistem pencernaan yang masih lemah dan sensitif. Bahkan beberapa bayi memiliki pencernaan yang terlalu sensitif yang biasa dikenal dengan hipersensitif. Hipersensitif seringkali menimbulkan gangguan pencernaan pada bayi. Selain karena faktor hipersensitif, ada beberapa gangguan pencernaan lain yang biasa terjadi pada bayi seperti diare, alergi, sembelit, sakit perut, dan beberapa gangguan lainnya.
Sembelit merupakan salah satu gangguan pencernaan yang paling sering dialami bayi. Gejala ini ditunjukkan dengan bayi tidak buang air besar lebih dari 1 hari. Gangguan pencernaan ini sebenarnya tidak terlalu serius. Tetapi jika lebih dari tiga hari bayi tidak buang air besar, dapat diperiksakan ke dokter. Selain sembelit, gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi adalah diare. Diare dapat disebabkan karena makanan atau alergi.
Ketika si kecil diare, tentu Moms harus sering mengganti popoknya karena frekuensi buang air besar si kecil meningkat. Popok biasa seringkali tidak mampu menyerap pup bayi sehingga membuat kulit bayi menjadi lembab dan menyebabkan kemerahan. Jika sampai terjadi hal seperti ini, tentu si kecil merasa tidak nyaman dan semakin rewel karena diarenya belum sembuh dan sudah ditambah dengan masalah baru yakni ruam popok.
Popok Merries mampu memberikan daya serap yang optimal dan menjaga kulit bayi tetap kering. Jika kulit si kecil sudah mulai lembab. Merries dilengkapi dengan teknologi lapisan penyerap kotoran lunak yang berfungsi mencegah penyebaran kotoran lunak pada popok bayi. Bagian cekung pada permukaan popok menampung kotoran lunak, dan lapisan khusus dibawahnya menyerap cairan kotoran terus menerus. Hal ini mengurangi kontak antara kulit dan kotoran lunak, sehingga melindungi kulit bayi dari iritasi.
Ingat Moms, bayi belum bisa berbicara dan mengatakan apa yang ia rasakan. Jadi Moms harus selalu memperhatikan kenyamanan si kecil, terutama pada saat si kecil mengalami gangguan pencernaan. Selain diare, beberapa gangguan pencernaan lain yang sering ditemukan pada bayi adalah refluks, kolik infantile, kembung, cegukan, dan inteoleransi laktosa.