Artikel ini berisi tentang :
- Apa Itu EQ (Emotional Quotient)?
- Bagaimana cara meningkatkan EQ?
- Apa Itu IQ (Intelligence Quotient)?
- Bagaimana cara meningkatkan IQ?
- Mana yang lebih penting, EQ atau IQ?
Dads pasti sering mendengar istilah EQ dan IQ. Kedua hal ini harus dimiliki Si Kecil secara seimbang agar dia tidak hanya tumbuh jadi anak yang cerdas, tapi juga memiliki empati dan moral yang baik. Dari kedua hal tersebut, manakah yang lebih bagi Si Kecil?
Apa Itu EQ (Emotional Quotient)?
EQ (Emotional Quotient) atau bisa disebut juga kecerdasan emosional, merupakan jenis kecerdasan yang menentukan bagaimana cara Si Kecil mengekspresikan emosi, dan mengatasi setiap masalah dengan cara yang positif.
Anak yang memiliki EQ tinggi, akan cenderung mampu berkomunikasi dengan baik, memiliki empati dengan orang lain, dan selalu mampu menempatkan diri dalam posisi yang tepat. Hal inilah yang membuat anak dengan EQ tinggi, cenderung dicintai banyak orang.
Dalam kehidupan sehari-hari, EQ berperan penting untuk menghasilkan keputusan yang tepat. Bahkan dalam dunia kerja, kemampuan EQ berpengaruh pada 60 persen efektivitas kerja. (oleh Daniel Goleman, penulis dan jurnalis sains di The New York Times, sekaligus pakar EQ dunia)
Bagaimana cara meningkatkan EQ?
EQ sejatinya merupakan kemampuan yang secara alami dimiliki semua orang. Hanya saja, untuk mencapai level terbaik, dibutuhkan latihan yang konsisten sejak dini. Berikut beberapa cara yang bisa Dads lakukan untuk meningkatkan EQ Si Kecil.
- Penuhi rasa ingin tahu Si Kecil dengan cara menjawab apapun pertanyaan yang dilontarkan Si kecil dengan jawaban yang sederhana dan mudah mereka mengerti.
- Latih Si Kecil untuk mampu mengendalikan diri. Untuk yang satu ini, pola asuh positif dengan mengedepankan komunikasi, merupakan hal yang harus Dads coba.
- Berilah kesempatan Si Kecil untuk melatih cara berpikirnya dengan cara, memberikan kesempatan untuk membela diri saat melakukan kesalahan, meminta pendapat Si Kecil terkait kehidupannya, seperti memilih sekolah, saat akan membuat aturan dalam rumah, dan lainnya.
- Dukung setiap aktivitas positif yang dilakukan Si Kecil, misalnya datang langsung ke arena pertunjukan saat dia tampil dalam sebuah kompetisi, menemani Si Kecil saat belajar, menyediakan fasilitas penunjang belajar, dan lainnya.
- Tanamkan rasa hormat pada orang lain dengan membiasakan Si Kecil meminta izin, melatih cara bertamu, melatih cara memperlakukan tamu, membiasakan Si Kecil mengucapkan kata Maaf, Permisi, Terima Kasih dan Tolong.
Selain itu, Dads pun harus terlibat langsung dalam pengasuhan Si Kecil. Pasalnya, penelitian menyebut jika keterlibatan Dads dalam pengasuhan, akan meningkatkan kepercayaan diri, dan baik untuk perkembangan EQ Si Kecil.
Apa Itu IQ (Intelligence Quotient)?
IQ (Intelligence Quotient) atau kecerdasan logika, merupakan kemampuan yang berhubungan langsung dengan kemampuan kognisi, analisa, logika, dan penalaran. Berbeda dengan EQ yang seluruhnya harus dilatih sejak dini, IQ dipengaruhi oleh faktor genetik, asupan nutrisi dan stimulasi.
Mereka yang memiliki IQ tinggi, umumnya akan sukses dengan kemampuan kognitif yang mereka miliki. Si Kecil pun akan lebih unggul dalam tes akademis (terutama matematika, fisika dan ilmu pengetahuan alam). Semua itu merupakan nilai-nilai yang tertulis di atas kertas.
Selain itu, mereka yang memiliki IQ tinggi belum tentu mahir bersosialisasi dan berkomunikasi. Skor IQ tinggi hanya berfungsi sebagai prediksi kesuksesan di bidang akademis, tapi tidak bisa dijadikan tolak ukur kesuksesan dalam kehidupan dan karir. (oleh Roslina Verauli, M.Psi., psikolog anak dan keluarga RS Pondok Indah)
Bagaimana cara meningkatkan IQ?
Seperti dijelaskan di atas, tinggi rendahnya IQ Si Kecil dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni asupan nutrisi yang diberikan sejak Si Kecil dalam kandungan, stimulasi yang tepat yang diberikan sejak dini, dan faktor genetik, atau riwayat keluarga.
Penelitian yang dilakukan University of Queensland, di tahun 2013, dengan cara menganalisis DNA dan hasil tes IQ lebih dari 18.000 anak dari Australia, Inggris, Amerika dan Belanda, menyebut jika faktor genetik menyumbang 20-40% dari variasi IQ anak.
Nah untuk meningkatkan kemampuan IQ Si Kecil, Dads bisa memaksimalkan ketiga potensi tersebut dengan cara :
- Penuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil sejak dalam kandungan. Ada beberapa makanan yang dipercaya dapat memaksimalkan pertumbuhan otak, diantaranya asam folat, asam lemak omega-3 dan omega-6, zat besi, dan karbohidrat.
- Stimulasi kemampuan otak Si Kecil lewat permainan asah otak, seperti bermain puzzle, bermain lego, lilin permainan, petak umpet, permainan berburu harta karun dan lainnya.
- Tingkatkan aktivitas otak Si Kecil dengan cara berolahraga di luar ruangan, melibatkan Si Kecil dalam aktivitas berkebun dan memasak.
Penting untuk diingat, fokus dengan kebahagiaan Si Kecil dengan cara menerapkan pola asuh positif, ternyata cukup berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan IQ Si Kecil.
Mana yang lebih penting, EQ atau IQ?
Meskipun berdiri sendiri, keduanya merupakan hal yang sangat penting dimiliki Si Kecil. IQ tinggi tanpa EQ bisa menghambat Si Kecil dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Tanpa EQ, Si Kecil pun bisa jadi anak yang sombong dengan kecerdasannya.
Sedangkan EQ tinggi tanpa IQ yang memadai, hanya akan membuat Si Kecil jadi anak yang disukai saja, tapi tidak untuk prestasi akademik. Meskipun tidak terlalu signifikan, tapi kemampuan IQ yang kurang juga cukup berpengaruh pada kehidupannya nanti.
Ada pihak yang memandang EQ lebih penting ketimbang IQ. Seperti penelitian yang dilakukan Carnegie Institute of Technology, Inggris, yang menyebut 85% kesuksesan finansial Si Kecil di masa depannya nanti, disebabkan karena faktor EQ, seperti kemampuan berkomunikasi, memimpin dan bernegosiasi. Sedangkan kemampuan teknis (IQ), yang terhubung langsung dengan kemampuan logika dan matematika, hanya mengambil porsi sekitar 15% saja.
Tapi ingat Dads, kemampuan IQ juga akan berpengaruh pada kehidupannya nanti, terlebih jika Si Kecil nantinya memilih untuk bekerja di bidang science. IQ maupun EQ, dua-duanya sangat penting dan berperan dalam kesuksesan seorang anak. Akan lebih baik rasanya jika kemampuan IQ dan EQ Si Kecil seimbang untuk mendukung masa depannya.