Sebagian besar Moms pasti menginginkan yang terbaik bagi si Kecil, termasuk memberikan ASI secara eksklusif. Sayangnya, tidak semua ibu diberikan kesempatan emas tersebut. Hal ini tentunya membuat mereka kecewa dan cepat putus asa. Namun, Moms, di zaman serba canggih seperti sekarang, memberi ASI bagi si Kecil bukan hal mustahil meski Moms dilarang melakukannya. Salah satunya menggunakan jasa Bank ASI.
Sebelum mengetahui di mana Moms dapat menemukan Bank ASI, ada baiknya untuk menyimak dahulu faktor penyebab seorang ibu tidak bisa memberikan ASI bagi buah hatinya, yaitu:
- Bayi lahir prematur. Produksi ASI belum sanggup memenuhi kebutuhan si Kecil yang lahir jauh lebih cepat. Stres dan tekanan mental pun mempengaruhi hal tersebut;
- Melahirkan bayi kembar dua hingga tiga. Moms pasti akan kekurangan produksi ASI dan merasa cepat lelah karena harus menyusui bayi kembar;
- Sedang menderita penyakit serius. Misalnya kanker yang mengharuskan pasiennya minum obat kemoterapi. Bahan kimia yang tercampur dengan ASI akan membahayakan si Kecil;
- Menderita penyakit-penyakit menular yang sangat serius seperti hepatitis dan HIV / AIDS;
- Gangguan kesehatan. Hal ini dapat menyebabkan Moms sulit mengeluarkan ASI atau air susu tersebut tidak keluar sama sekali.
Bank ASI, Sumber Alternatif Bagi Si Kecil
Karena air susu yang akan diberikan berasal dari seseorang yang tidak memiliki pertalian darah, maka ASI tersebut akan menjalani serangkaian tes ketat. Di luar negeri, satu ons ASI dibanderol dengan harga sekitar US$ 3 dan sebagian dikenakan ongkos kirim. Tingkat keamanannya pun sudah tidak diragukan lagi. Terbukti dari sebuah bank ASI di Inggris sukses menjadi penghubung para pendonor dan penerima selama kurang-lebih 30 tahun.
Selain Inggris, bayi-bayi prematur di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat sanggup bertahan hidup dengan bantuan ASI donor. Teknologi canggih seperti pasteurisasi dan tes profesional memungkinkan ASI tetap terjaga dengan baik sampai tiba di tangan penerima. Maka tak heran kalau bank ASI sangat didukung lembaga besar dunia seperti WHO dan UNICEF.
Lantas, bagaimana dengan keberadaan bank ASI di Indonesia? Proses untuk uji kelayakan air susunya saja sudah memakan biaya yang cukup tinggi dan membutuhkan teknologi canggih. Selain itu, bank ASI sudah lama menjadi isu luar biasa di Tanah Air. Jika benar-benar mau membangunnya, butuh banyak persiapan matang dan waktu yang panjang.
Sebenarnya, Klinik Laktasi Carolus pernah mencoba praktik yang mirip bank ASI. Berbekal persetujuan lima pemuka agama di Indonesia dan literatur bank ASI, mereka ternyata hanya bisa menjalankannya selama tiga tahun. Hal tersebut dikarenakan prosedurnya yang kurang maksimal dan terbatas. Sehingga kualitas ASI-nya pun belum seratus persen sempurna.