Artikel ini berisi tentang :
- Jangan Dijadikan Beban
- Buat Jadwal Harian Yang Jelas
- Cari Sekolah Dengan Sistem Full Day
- Sewa Jasa Pengasuh
Dalam keluarga, idealnya Dads bertugas sebagai pencari nafkah, sedangkan pasangan bertugas untuk mengurus rumah dan mengelola keuangan keluarga. Sedangkan untuk pengasuhan anak, bisa dilakukan secara bersama-sama.
Bagaimana jika Dads terpaksa harus membesarkan Si Kecil sendirian? Tentu sangat melelahkan. Tapi dengan trik berikut ini, yakin Dads akan mampu menjalankan semua peran tersebut dengan maksimal.
Jangan Dijadikan Beban
Pergi pagi hari, dan baru pulang sore hari, sudah terasa sangat berat bagi sebagian orang. Apalagi jika ditambah dengan aktivitas rumahan, seperti menyiapkan sarapan sebelum berangkat kerja, menyapu lantai, mengepel, membereskan tempat tidur dan lainnya. Tentu akan terasa semakin berat bukan?
Sekarang, tanggung jawab Dads bertambah dengan kewajiban untuk mengasuh Si Kecil. Alhasil, tidak hanya lelah fisik, Dads pun beresiko mengalami kelelahan secara psikis.
Tapi ingat, seberat apapun aktivitas harian yang harus Dads hadapi, pastikan semua itu dijalani dengan suka-cita. Pasalnya, dengan tidak menjadikan seluruh aktivitas tersebut sebagai beban, tugas seberat apapun akan terasa jadi lebih ringan.
Hal ini dibuktikan lewat penelitian yang dilakukan University of Kent di Inggris, yang menemukan fakta jika kebiasaan mengeluh justru akan membuat Dads tidak puas dengan keadaan, hingga akhirnya rentan terserang stres dan depresi.
Jika beban tersebut terasa terlalu berat, tidak ada salahnya untuk berbagi kepada orang terdekat yang Dads percaya dan menurut Dads bisa memberi kekuatan. Dan kalau masih saja terasa berat, coba share ke psikolog. Banyak solusi yang bisa Dads dapatkan dari berkonsultasi dengan seorang psikolog.
Buat Jadwal Harian Yang Jelas
Untuk menghadapi setumpuk rutinitas, Dads butuh jadwal harian yang jelas. Dengan jadwal tersebut, Dads akan mampu bekerja lebih cepat dan efektif, serta lebih siap menghadapi dalam segala kemungkinan. (oleh Brad J. Bushman, psikolog dan pengajar di Ohio State University)
Sama seperti menghadapi setumpuk pekerjaan di kantor, sebagai single parent, Dads bisa membagi waktu sesuai dengan skala prioritas. Pagi hari, Dads bisa menyiapkan diri untuk pergi ke kantor, menyiapkan sarapan, kemudian menyiapkan Si Kecil untuk sarapan dan pergi sekolah.
Agar lebih efektif, pilih menu sarapan yang sederhana dan mudah dibuat, misalnya sandwich, sereal gandum utuh dan susu dengan tambahan buah-buahan dan menu sederhana lainnya.
Jika ingin menu yang lebih kompleks, tapi tidak ingin membuang banyak waktu di pagi hari, Dads bisa menyiapkan dulu sarapan di malam hari, atau dikenal dengan istilah overnight breakfast, seperti overnight oatmeal pisang cokelat, overnight oatmeal keju stroberi, dan overnight oatmeal buah-buahan. Resepnya? Jangan khawatir, cari saja di internet. Mudah kok!
Cari Sekolah Dengan Sistem Full Day
Full day school bisa jadi pilihan utama untuk Dads yang single parent. Tapi sebelum memutuskan, ada baiknya kita lihat dulu kelebihan dan kekurangan full day school.
Kelebihan full day school adalah bisa mengurangi kecemasan Dads yang tidak bisa mengawasi aktivitas Si Kecil saat mereka pulang sekolah. Selain itu, pemahaman Si Kecil tentang materi pelajaran akan lebih mendalam, sehingga mengurangi risiko Si Kecil tidak naik kelas atau tertinggal dalam memahami materi.
Sedangkan untuk kekurangan dari full day school, Dads akan mengeluarkan biaya lebih besar untuk pendidikan Si Kecil dan kemungkinan Si Kecil tidak punya waktu untuk mengenal lingkungan sekitarnya dan tidak punya waktu untuk berinteraksi dengan orang lain selain keluarga dan teman-teman sekolah.
Untuk biaya yang besar, sebagai orangtua sudah pasti Dads ingin yang terbaik untuk Si Kecil, sehingga jika memang mampu rasanya Dads tidak akan keberatan untuk mengeluarkan uang lebih untuk sekolah Si Kecil. Untuk masalah sosialisasi Si Kecil yang menjadi terbatas, saat libur atau akhir pekan, ajaklah Si Kecil berkeliling di lingkungan sekitar rumah agar ia bisa lebih mengenal orang lain, selain keluarga dan teman sekolahnya.
Jika usia Si Kecil masih belum bisa masuk full day school, kini sudah banyak pilihan daycare yang menerima anak-anak mulai dari usia dibawah 1 tahun.
Tapi ingat, lakukan dulu riset yang tepat agar Si Kecil tidak hanya sekedar dititipkan, tapi juga mendapat stimulasi yang tepat untuk mendukung tumbuh kembangnya. Jika perlu, pilih daycare yang menyediakan akses ke CCTV agar Si Kecil bisa terus dipantau dari jauh.
Disisi lain, saat berada di kantor Dads pun harus bekerja dengan sangat efektif untuk menghindar dari kewajiban kerja lembur karena pekerjaan yang belum selesai, atau risiko pekerjaan dibawa ke rumah karena belum selesai dikerjakan.
Sewa Jasa Pengasuh
Jika sudah sangat kewalahan dengan rutinitas yang padat, tidak ada salahnya Dads menyewa jasa pengasuh yang bertugas untuk menjaga Si Kecil selama Dads bekerja. Setelah pulang kerja, si pengasuh boleh pulang dan Si Kecil bisa ditemani oleh Dads.
Sama seperti memilih daycare, saat memilih pengasuh pun Dads harus sangat selektif. Pilih pengasuh yang sudah bersertifikat, atau pilih pengasuh dari agen yang sudah terpercaya.
Alternatif lainnya, selama bekerja Dads bisa menitipkan dulu Si Kecil di rumah kakek dan neneknya, atau dititip di rumah sanak saudara. Jika solusi ini dirasa kurang tepat, tidak ada salahnya Dads mulai memikirkan untuk menikah lagi.
Tapi ingat, pilih calon istri yang benar-benar berkomitmen mau mengurus dan memperlakukan Si Kecil seperti layaknya anaknya sendiri. Jelaskan kondisi Dads sekarang, dan jangan ragu untuk menegaskan jika saat ini Si Kecil merupakan prioritas utama Dads. Semoga berhasil!