Artikel ini berisi tentang:
- Teh, Tanaman Ajaib Kaya Antioksidan
- Dampak Konsumsi Teh Bagi Anak-anak
- Jadi Si Kecil tidak boleh konsumsi teh?
- Bagaimana dengan kopi dan cokelat?
Teh merupakan salah satu minuman populer di dunia. Selain menyegarkan, teh pun diklaim punya segudang manfaat baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Biasanya, minuman ini dikonsumsi siang hari selepas bekerja sambil ditemani dengan camilan favorit.
Teh, Tanaman Ajaib Kaya Antioksidan
Teh merupakan minuman yang berasal dari daun-daun Camellia sinensis. Banyak penelitian yang menunjukkan jika minuman ini memiliki manfaat kesehatan, meskipun mekanismenya belum begitu jelas. (oleh dr. Puti Naindra Alevia, dari klikdokter.com)
Menurut para ahli, teh mengandung polyphenol, sejenis antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari stres oksidatif. Manfaat inilah yang membuat banyak orang yakin teh mampu menangkal kanker dengan menetralkan radikal bebas, sebagai detoks tubuh, menjaga kulit tetap sehat dan awet muda.
Di pasaran sendiri, ada banyak jenis teh, diantaranya teh hitam, teh hijau, teh putih, teh oolong, teh pu-erh, dan lainnya. Meskipun begitu, hanya 3 jenis teh yang cukup populer di Indonesia, yakni teh hitam, teh hijau dan teh putih yang kaya akan antioksidan.
Dampak Konsumsi Teh Bagi Anak-anak
Selain polyphenol, teh pun mengandung tannin dan kafein. Tanin dalam teh berperan sebagai pemberi aroma dan rasa yang khas, sementara kafein berfungsi untuk meningkatkan mood, menjaga fokus, dan memberikan efek tenang pada tubuh.
Tapi sayang, dalam dosis yang tinggi (terutama bagi anak-anak) tanin justru menyebabkan gangguan penyerapan zat besi dan kalsium dalam usus. Jika terus dibiarkan, Si Kecil akan kekurangan zat besi dan kalsium yang menyebabkan anemia dan pertumbuhan tulang dan giginya terhambat.
Hal yang sama terjadi pada kafein. Terlalu banyak konsumsi kafein bisa menyebabkan gangguan tidur, sakit kepala, dan iritabilitas. Selain itu, kondisi overdosis kafein yang ditandai dengan jantung berdebar kencang, keringat dingin mengucur, dan lainnya, sangat berbahaya bagi anak-anak.
Dampak buruk lainnya, kafein bersifat diuretik pada ginjal, yang akan meningkatkan produksi urin. Kondisi ini akan membuat kadar elektrolit natrium dan kalium darah dalam tubuh Si Kecil menurun, bahkan bisa menyebabkan dehidrasi.
Selain itu, konsumsi kafein pun terkait dengan risiko peningkatan asam lambung yang bisa menyebabkan Si Kecil terserang penyakit maag. (oleh Dhvani Shah, pakar nutrisi dari, Mumbai, India)
Jadi Si Kecil tidak boleh konsumsi teh?
Menurut Dhavani, Si Kecil masih diperbolehkan mengonsumsi teh, tapi jumlahnya harus dibatasi. Hal ini berlaku untuk makanan dan minuman lainnya yang mengandung tanin dan cafein, seperti kopi, cokelat, minuman bersoda, minuman berenergi dan lainnya.
Mengenai jumlahnya, Health Canada menyarankan agar anak-anak di bawah usia 12 tahun hanya boleh mengonsumsi kafein, maksimal 2,5 mg per kg berat badan, atau Moms bisa mengikuti panduan ini :
- Anak 4-6 tahun, maksimal 45 mg kafein per hari, atau sekitar 1 cangkir per hari.
- Anak 7-9 tahun, maksimal 62,5 mg kafein per hari, atau sekitar 1.5-2 cangkir per hari.
- Anak 10-12 tahun, maksimal 85 mg kafein per hari, atau sekitar 2-3 cangkir per hari.
Dengan kata lain, Si Kecil masih boleh mengonsumsi teh, tapi jumlahnya harus dibatasi. Selain itu, ada beberapa aturan lainnya yang wajib diperhatikan jika Si Kecil akan mengonsumsi teh, diantaranya
- Pastikan teh yang dikonsumsi Si Kecil tidak diberi gula tambahan.
- Pastikan tidak mengonsumsi teh sebelum jam tidur. Kalau mau, pagi hari atau siang menjelang sore, setelah tidur siang saja.
- Pastikan Si Kecil tidak mengonsumsi teh setelah dia mengonsumsi susu, keju, sayuran hijau dan lainnya (makanan mengandung kalsium dan zat besi).
- Moms wajib memastikan Si Kecil cukup minum, hal ini dilakukan untuk mencegah risiko dehidrasi akibat efek diuretik dari kafein.
Bagaimana dengan kopi dan cokelat?
Menurut penelitian yang dilakukan University New South Wales, seperti dilansir dalam Mayo Clinic, jika kopi sebaiknya dihindari. Mengingat kopi merupakan sumber kafein tertinggi, bahkan kandungan kafeinnya bisa mencapai 40 kali lebih tinggi ketimbang cokelat hangat dan teh.
Hal yang sama berlaku untuk minuman bersoda dan minuman berenergi. Kedua jenis minuman ini wajib dijauhi, bukan hanya kandungan kafeinnya yang tinggi, tapi cukup berbahaya karena kandungan gula dan zat berbahaya lainnya.
Bahkan Food and Drugs Association, memasukkan minuman bersoda dan minuman berenergi sebagai salah satu minuman yang tidak boleh dikonsumsi sebelum usia 14 tahun. Untuk anak lebih dari 14 tahun, jumlahnya harus benar-benar dibatasi!