Artikel ini berisi tentang :
- Jangan Terlalu Fokus Pada Hasil
- Jangan Malu Dengan Kekurangan Si Kecil
- Ajak Si Kecil Untuk Berlatih Bersama
- Tanamkan Mental Yang Kuat
Setiap orangtua pasti ingin punya anak cerdas dan pantang menyerah. Tapi ingat Dads, untuk mewujudkan hal ini, kecerdasan saja tidak cukup. Dads harus mengembangkan jika kompetisi pada Si Kecil agar dia selalu siap saat menghadapi persaingan.
Lantas, bagaimana cara menumbuhkan jiwa kompetisi pada Si Kecil. Caranya mudah kok, tinggal ikuti saja beberapa trik berikut ini.
Jangan Terlalu Fokus Pada Hasil
Dalam satu atau dua kali kesempatan, Si Kecil mungkin akan mengalami kegagalan, baik saat mengejar prestasi atau kemenangan. Jangan menyerah, apalagi sampai menyalahkan Si Kecil atas kegagalannya.
Si Kecil butuh dukungan penuh dari orang terdekatnya. Peluk Si Kecil dan katakan jika Dads sangat bangga atas usahanya. Jelaskan jika kemenangan atau prestasi belum datang kepada Si Kecil, bukan karena dia gagal, tapi karena orang lain berusaha lebih keras darinya.
Selain itu, katakan juga jika tugasnya hanya terus berlatih dan belajar untuk lebih baik, bukan untuk meraih kemenangan, prestasi dan membawa pulang medali. Penghargaan berupa prestasi dan medali kemenangan hanya bonus yang akan dia dapatkan setelah berusaha dengan maksimal.
Sebagai bukti Dads tidak kecewa karena kegagalannya, peluk Si Kecil. Kalau memungkinkan, berikan sedikit hadiah sebagai penghargaan atas usaha yang sudah dilakukannya.
Jangan Malu Dengan Kekurangan Si Kecil
Survey yang dilakukan Jake Neuberg dan Ramit Varma, anggota Young Presidents Organization, dan pendiri Revolution Prep, menyebut jika sebagian besar orangtua berbohong tentang kemampuan anaknya. Mereka cenderung melebih-lebihkan dan menutup rapat kekurangannya.
Jika ini terdengar oleh Si Kecil, ternyata bisa berbahaya lho. Alih-alih memberikan motivasi kepada Si Kecil, kebohongan seperti ini malah akan membuat Si Kecil merasa jika Dads tidak menerima kekurangan, dan merasa terbebani dengan ekspektasi tinggi tersebut.
Jika memang Si Kecil punya kekurangan, jangan ragu untuk mengakuinya. Misalnya, saat Si Kecil lemah dalam matematika, akui kenyataan ini. Setelah itu, katakan kepadanya jika Dads tidak mempermasalhkan itu karena Si Kecil punya keunggulan lain, misalnya dalam bidang bahasa, atau bidang lainnya.
Kalau Si Kecil meminta untuk les matematika, segera turuti. Tapi ingat, katakan jika kursus matematika ini bukan untuk menjadikan Si Kecil juara dalam matematika, tapi sebagai upaya agar Si Kecil memahami matematika dan mampu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ajak Si Kecil Untuk Berlatih Bersama
Sebagai bentuk dukungan atas usaha Si Kecil, ajak dia untuk berlatih bersama. Misalnya saat Si Kecil mahir dalam bidang olahraga, ajak dia untuk rutin berolahraga bersama Dads. Jika memang dibutuhkan, Dads pun bisa memberikan member gym pada Si Kecil, dan memberikan trainer pribadi kepadanya.
Hal yang sama harus dilakukan saat Si Kecil ingin bersaing dalam prestasi akademik. Dukung dia dengan cara memberikan fasilitas pendukung untuk belajar, dari mulai memberikan meja dan kursi belajar yang nyaman, berbagai buku tambahan, dan fasilitas lainnya.
Selain itu, minta kepada Si Kecil untuk berterus terang pelajaran apa yang menurutnya sulit. Sepulang kerja, luangkan waktu untuk mengajak Si Kecil belajar bersama. Di sini, Dads bisa bertindak sebagai guru untuk menjelaskan hal-hal yang tidak dimengerti Si Kecil.
Jelaskan dengan penuh kelembutan dan bahasa yang dimengerti Si Kecil. Kalau Dads tidak menguasai materinya, cobalah untuk mencari referensi di dunia maya.
Tanamkan Mental Yang Kuat
Untuk bisa berkompetisi, Si Kecil harus punya semangat dan mental yang kuat. Dengan kemampuan ini, Si Kecil akan lebih siap dalam menghadapi persaingan. Mereka tidak menyerah saat kalah, dan tidak mudah puas saat menang. (oleh Timothy Gunn, Psy.D, neuropshychologist anak dari Gunn Psychological Services)
Untuk menanamkan mental yang kuat, ada banyak aktivitas yang kompetitif mampu membantu Si Kecil mengembangkan aneka kemampuannya, dari mulai meningkatkan jam terbang Si Kecil dalam kompetisi, membimbingnya saat berlatih dan memperlihatkan contoh-contoh orang yang sukses dengan usahanya.
Siapkan Si Kecil untuk menerima kegagalan, dan pastikan mereka tetap respect kepada orang lain saat berhasil jadi pemenang. Kalau memungkinkan, minta Si Kecil untuk menemui pihak yang kalah, dan ajarkan Si Kecil cara memuji pihak yang kalah sebagai bentuk penghormatan kepada mereka.
Sikap mulia ini tentu tidak bisa dimiliki secara instant. Dads harus benar-benar serius, tidak hanya dalam memaksimalkan potensinya, tapi juga dalam menanamkan jiwa kompetisi yang sehat.