Artikel ini berisi tentang :
- Cokelat Aman Dikonsumsi Anak-anak
- Cokelat Justru Mencegah Obesitas
- Ciri Cokelat Yang Sehat
- Hindari Cokelat Menjelang Waktu Makan
Salah satu cara paling simple untuk mencuri hari anak adalah dengan memberikannya hadiah. Nah, diantara sekian banyak hadiah yang sering diberikan orang tua, cokelat merupakan salah satunya. Tapi apakah memberikan cokelat sebagai hadiah merupakan keputusan yang tepat?
Cokelat Aman Dikonsumsi Anak-anak
Banyak orang yang percaya cokelat bisa menyebabkan Si Kecil gemuk dan bahkan berisiko merusak gigi. Padahal faktanya tidak demikian. Justru sebaliknya, cokelat mengandung sejumlah nutrisi yang baik bagi Si Kecil. (oleh Louis Tanuhadi, pakar cokelat atau chocolatier).
Lebih lanjut lagi, Louis menyebut jika mengonsumsi cokelat bisa memicu pelepasan endorfin, yang merupakan jenis hormon pembawa suasana hati bahagia. Tidak heran jika akhirnya banyak orang yang menyebut cokelat sebagai makanan penghilang stres.
Selain itu, cokelat pun kaya akan flavonoid, jenis anti oksidan yang efektif untuk mengurangi pembekuan darah, mengandung polifenol, yang merupakan anti oksidan yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, dan sejumlah senyawa anti oksidan lainnya, seperti epicathecins, catechins, dan procyandines.
Dengan kata lain, klaim mengenai cokelat bisa menyebabkan kegemukan dan merusak gigi merupakan klaim yang tidak tepat, atau hanya mitos belaka.
Cokelat Justru Mencegah Obesitas
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Nutrition & Diabetes, menyebut jika mengonsumsi coklat hitam sebagai camilan menjelang makan siang, efektif menurunkan asupan kalori saat makan siang dan makan malam hingga 17 persen.
Dengan kata lain, cokelat efektif untuk menurunkan risiko obesitas karena mampu mempertahankan perasaan kenyang lebih lama.
Dalam penelitian lainnya, konsumsi cokelat sebagai pelengkap sarapan efektif mengurangi asupan kalori hingga 600 kalori per hari. Selain itu, cokelat pun ampuh membakar lebih banyak kalori dengan cara memaksimalkan sistem metabolisme tubuh. (oleh Profesor Daniela Jakubowicz, dari Tel Aviv University)
Ciri Cokelat Yang Sehat
Walaupun begitu, Dads harus hati-hati dalam memberikan cokelat kepada Si Kecil. Menurut Louis, yang menyebabkan obesitas bukanlah cokelat, melainkan kandungan gula yang tinggi dalam produk cokelat tersebut, misalnya cokelat dalam donat, atau makanan cokelat yang berkualitas rendah.
Untuk mendapatkan cokelat baik, Dads harus mencari cokelat dengan kandungan lemak nabati yang baik. Biasanya, cokelat yang baik dibuat dari biji cokelat alami yang sudah melewati proses fermentasi sehingga menghasilkan cocoa butter.
Untuk mengecek kualitas dari cokelat tersebut, Louise menyarankan agar Dads mengecek dulu kualitasnya dengan cara :
- Letakkan cokelat di suhu ruangan. Kalau cokelat mudah cair, itu tandanya cokelat tersebut berkualitas baik, tapi kalau tetap padat, Dads wajib waspada.
- Selain dengan menyimpannya di suhu ruangan, Dads bisa mengonsumsi dulu cokelat tersebut. cokelat yang berkualitas akan terasa lumer di mulut.
- Terakhir, Dads bisa melumerkan cokelat dan membiarkan di suhu ruangan. Jika cokelat tersebut berkualitas, dia akan mencair. Sementara cokelat yang berkualitas rendah akan mengeras.
Menurut Loise, cokelat yang berkualitas tinggi tidak akan mengeras jika tidak dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Umumnya, coklat berkualitas rendah hanya mengandung 20 persen, atau bahkan hanya 7 persen bubuk cocoa, yang ditambah dengan gula, lemak jenuh, dan minyak sayur yang terhidrogenasi.
Selain itu, cokelat yang tidak berkualitas pun harganya sangat murah, tapi berefek besar bagi kesehatan, terutama menyebabkan obesitas dan kerusakan gigi.
Hindari Cokelat Menjelang Waktu Makan
Meskipun baik untuk kesehatan, sebaiknya Dads tidak memberikan cokelat saat menjelang waktu makan, atau dimalam hari setelah makan malam. Pasalnya, cokelat akan membuat Si Kecil mudah kenyang dan enggan untuk menyantap makanan. ( oleh ahli gizi Lauren Harris-Pincus)
Selain itu, cokelat pun mengandung sejumlah cafein yang bisa membuat Si Kecil tetap terjaga, sehingga dia akan cenderung susah tidur dan berisiko bangun kesiangan.
Mengenai waktu yang tepat untuk mengonsumsi cokelat, Lauren menyarankan agar cokelat dikonsumsi setelah sarapan atau saat jam istirahat menjelang makan siang. Hal ini disebabkan karena kandungan kafein dalam cokelat efektif membuat Si Kecil tetap fokus dan kenyang lebih lama.
Selain itu, cokelat pun ampuh memberikan efek tenang dan bahagia bagi Si Kecil, sehingga mereka lebih semangat untuk beraktivitas.