Artikel ini berisi tentang:
- Permainan Tebak Makanan
- Permainan Mengumpulkan Bahan Makanan
- Permainan Mendorong Troli
- Bermain Patung Agar Si Kecil Belajar Antre
Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, berbelanja ternyata bisa dijadikan sebagai media untuk meningkatkan kemampuan Si Kecil, dari mulai melatih daya ingat, hingga mengenalkan berbagai jenis makanan sehat. Agar lebih menyenangkan, Moms bisa mengemas kegiatan ini dalam bentuk permainan.
Permainan Tebak Makanan
Moms bisa mengajak Si Kecil untuk menebak jenis makanan sehat. Cara melakukannya cukup sederhana. Ambil satu atau dua buah makanan sehat, kemudian minta Si Kecil untuk menyebutkan namanya. Misalnya buah-buahan, sayuran, susu, ikan dan lainnya.
Meskipun sangat sederhana, permainan tebak makanan ini cukup ampuh untuk membantu Si Kecil mengenal berbagai jenis makanan sehat. Selain itu, permainan ini pun cukup efektif untuk mengasah pengetahuan tentang makanan sehat dan meningkatkan daya ingatnya.
Ini sangat penting Moms, mengingat edukasi makanan sehat pada Si Kecil, termasuk salah satu cara agar mereka terbiasa dan lebih tertarik untuk mengonsumsi makanan sehat. (oleh dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K)., Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi dari RS Premier Jatinegara, Jakarta)
Permainan Mengumpulkan Bahan Makanan
Selama berbelanja, Si Kecil bisa diajak untuk memperhatikan bagaimana proses sebuah makanan dibuat, dari mulai pergi ke pusat perbelanjaan, memilih bahan makanan yang berkualitas, hingga membayar bahan-bahan tersebut sebelum dibawa pulang ke rumah.
Aturan permainannya sederhana, Moms bisa mengajak Si Kecil untuk memperhatikan bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat menu tertentu, misalnya cap cay. Setelah itu, minta Si Kecil untuk mencari dan mengumpulkan bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat cap cay.
Permainan ini bermanfaat untuk mengenalkan Si Kecil tentang proses bagaimana makanan di buat, bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan dan lainnya. Dilansir dalam Purewow, dengan mengetahui proses pembuatan makanan yang cukup ribet, Si Kecil pun akan belajar bagaimana cara menghargai makanan.
Permainan Mendorong Troli
Ajak Si Kecil untuk melakukan permainan mendorong troli. Caranya, minta Si Kecil untuk berdiri di depan Moms, kemudian dorong troli belanjaan secara bersama-sama. Agar makin seru, Moms bisa menirukan suara mobil atau kereta api saat mengarahkan troli bersama Si Kecil.
Permainan ini cukup efektif untuk mendorong Si Kecil aktif bergerak, sekaligus baik untuk melatih motorik kasar dan halus Si Kecil. Selain itu, instruksi yang Moms berikan dengan meminta untuk berbelok ke kanan atau ke kiri, akan membuat Si Kecil lebih memahami jika instruksi sebaiknya dilakukan dengan baik.
Ini sangat penting Mom, mengingat anak yang aktif bergerak akan cenderung memiliki tubuh yang bugar, suasana hati yang lebih baik, lebih percaya diri dan cenderung lebih cerdas ketimbang anak yang pasif. (oleh Dra. A. Kasandra Putranto, psikolog klinik, direktur dari Kasandra & Associate)
Bermain Patung Agar Si Kecil Belajar Antre
Anak-anak memang sulit saat diminta untuk mengantri. Nah untuk mengatasi hal ini, Moms bisa mengakalinya dengan dengan permainan patung.
Caranya cukup mudah, saat Moms dan Si Kecil ikut antre sebelum membayar belanjaan, ajak Si Kecil untuk bermain jadi patung dengan cara, instruksikan dia untuk jadi patung (tidak bergerak sambil memegang telinga), kemudian pulihkan lagi dengan kode sentuhan atau tepukan saat harus bergerak.
Permainan ini sangat bermanfaat untuk melatih gerakan bergantian, membuat Si Kecil lebih fokus untuk mendengarkan instruksi dan belajar untuk disiplin.
Ini sangat penting Moms. Meskipun anak-anak dilahirkan dengan tempramen dan karakter berbeda (pendiam, pemalu, sensitif, dan santai), tapi mengajarkan Si Kecil disiplin merupakan hal yang wajib karena akan berkaitan dengan karakter Si Kecil di masa depan.
Anak yang terbiasa disiplin dan mau antri, akan cenderung memiliki sifat senang berbagi, tidak egois, disukai banyak orang, dan tentu saja mampu memahami mana hak dan mana kewajibannya. (oleh Dr Michael Borba, edukator dan pakar perkembangan karakter dari Amerika)