Artikel ini berisi tentang:
- Mengorek Telinga Menggunakan Cotton Bud
- Menggunakan Terapi Ear Candle
- Mendengarkan Musik Terlalu Keras Terus-Menerus
- Terlalu Menyepelekan Batuk Pilek
Pendengaran merupakan salah satu indera yang wajib dijaga kesehatannya. Terkadang, tanpa sadar beberapa kebiasaan buruk justru bisa membuat pendengaran Si Kecil menjadi terganggu. Mau tahu apa saja Moms? Simak yuk!
Mengorek Telinga Menggunakan Cotton Bud
Kebiasaan mengorek telingan dengan cotton bud memang menyenangkan Moms. Selain untuk membersihkan telinga, sensasi geli-geli nikmat yang dirasakan Si Kecil akan membuatnya nyaman, bahkan tidak jarang dia akan langsung tertidur di pangkuan Moms.
Padahal, kegiatan ini sangat berbahaya lho! Selain berakibat fatal bagi telinga, mengorek telinga pun merupakan aktivitas yang tidak berguna karena sekitar 20-50 persen serumen atau kotoran telinga, hanya terjadi pada anak usia SD, atau sekita 7-12 tahun.
Selain itu, faktanya tubuh sudah punya pendorong alami lewat gerakan mengunyah yang akan membuang kotoran keluar dari liang telinga dengan sendirinya. (oleh dr. Soekirman Soekin, Sp.T.H.T.K.L, M.Kes, Ketua Perhimpunan Ahli THT Bedah Kepala Leher)
Mengenai fungsinya, cotton bud sebenarnya diciptakan bukan untuk membersihkan bagian dalam telinga, tapi hanya untuk membersihkan kotoran di lipatan daun telinga saja (bagian luar).
Menggunakan Terapi Ear Candle
Menggunakan terapi ear candle atau terapi lilin diklaim efektif untuk membersihkan telinga. Padahal faktanya, terapi yang dilakukan dengan cara membakar lilin atau wax di telinga ini malah akan membuat kotoran makin banyak.
Efek lainnya, dr. Soekirman menjelaskan jika ear candle sangat berbahaya, bahkan bisa menyebabkan tuli permanen jika dilakukan dengan cara yang tidak tepat.
Sebenarnya, di Amerika ear candle sudah dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika atau Food and Drug Administration (FDA). Tapi entah kenapa di beberapa negara terapi ini masih tetap digunakan dan dipercaya bisa membersihkan telinga.
Mendengarkan Musik Terlalu Keras Terus-Menerus
Mendengarkan musik memang efektif membuat Si Kecil lebih tenang. Selain itu, beberapa orangtua percaya jika musik bisa dijadikan sebagai terapi kecerdasan anak.
Tapi sebelum itu, Moms pastikan volumenya tidak terlalu kencang. Pasalnya, dr. Soekirman menjelaskan jika paparan suara keras (diatas 85 db) dalam jangka waktu lama dan secara berulang-ulang, bisa menyebabkan organ corti atau rumah siput di dalam telinga rusak.
Efek ini pun berlaku untuk suara bising yang berasal dari lingkungan bandara, jalan raya, penggunaan earphone dengan volume di atas 60 persen, menonton konser musik dan lainnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di tahun 2015, Milyaran anak di dunia berisiko mengalami gangguan telinga akibat perilaku yang buruk dari penggunaan perangkat audio personal, dan kebiasaan mendengarkan musik dengan volume yang terlalu tinggi.
Terlalu Menyepelekan Batuk Pilek
Batuk dan pilek merupakan penyakit yang biasa dialami Si Kecil, bahkan kerap disebut langganan bagi mereka yang berusia kurang dari 5 tahun. Selain faktor cuaca, penyakit ini pun mudah menyerang saat sistem kekebalan Si Kecil menurun.
Tapi jangan anggap sepele Moms. Pasalnya, batuk pilek ternyata bisa meningkatkan risiko ganguan pendengaran lho! (oleh dr.Selfiyanti B. MKes., SpTHT-KL, Dokter Spesialis THT di RS Meilia Cibubur)
Lebih lanjut lagi, Selfi menjelaskan jika hidung dan telinga terhubung oleh saluran khusus bernama tuba eustachius. Nah, saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan di luar telinga dan rongga telinga tengah, sekaligus sebagai proteksi rongga telinga tengah terhadap refluks cairan dari rongga nasofaring.
Saat pilek, fungsi tuba eustachius dapat terganggu, hingga akhirnya terjadi pembengkakan dan sumbatan di dalamnya, dan kondisi lanjutan lainnya. Dalam dunia medis, ini disebut dengan Otitis Media. Jika dibiarkan, kondisi inilah yang bisa mengganggu kesehatan pendengaran Si Kecil.
Makanya Moms, jika Si Kecil mengalami flu dan batuk lebih dari 3 hari, sebaiknya segera hubungi dokter untuk solusi lebih lanjut.