Dalam pemenuhan nutrisi bagi Si Kecil, para orang tua kini tidak hanya mengandalkan dari Air Susu Ibu (ASI) saja. Di samping ASI, Si Kecil juga kini mendapatkan nutrisi dari Makanan Pendamping ASI (MPASI). Meski begitu, MPASI bukanlah pengganti ASI karena mau tidak mau ASI masih menjadi sumber nutrisi paling utama untuk bayi.
Namun, pemberian MPASI untuk Si Kecil tidak bisa sembarangan dilakukan oleh orang tua. Moms perlu memperhatikan waktu yang tepat sebelum memberikan MPASI. Jika terlalu awal memberikan makanan padat maka imbasnya akan membuat Si Kecil mengalami sembelit, sakit perut, obesitas, tersedak, dan lebih parahnya bisa menghambat pertumbuhan serta perkembangan Si Kecil.
Sebaliknya, jika MPASI atau makanan padat telat diberikan maka pertumbuhan Si Kecil akan terganggu lantaran tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Maka dari itu, timing atau waktu yang tepat dibutuhkan dalam pemberian MPASI kepada Si Kecil.
Menu makanan juga perlu diperhatikan Moms sebelum memutuskan memberikan MPASI kepada Si Kecil. Menu MPASI Si Kecil haruslah cukup nutrisi dan gizi agar membuat pertumbuhan serta perkembangan Si Kecil menjadi optimal.
Bukan hanya itu, cara MPASI juga berperan besar terhadap penyerapan nutrisi Si Kecil. Ada beberapa cara memberikan MPASI terhadap Si Kecil. Berikut ini cara MPASI terbaik untuk Si Kecil.
1. Disuapi
Cara MPASI terbaik untuk bayi yang pertama adalah disuapi. Moms mungkin tahu jika MPASI pertama dilakukan jika Si Kecil sudah menginjak usia 4 hingga 6 bulan. Pada usia tersebut, Si Kecil tentunya belum bisa makan sendiri. Maka dari itu, menyuapi MPASI Si Kecil menjadi salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan Moms. Posisi menyuapi pun juga perlu diperhatikan. Jangan memberi MPASI dengan kondisi menggendong bayi, melainkan taruh Si Kecil dalam posisi duduk agar tidak tersedak.
Menyuapi MPASI Si Kecil dapat diartikan sebagai momen untuk menguatkan atau bonding antara Moms dan Si Kecil. Pada momen tersebut, Moms bisa menjalin kedekatan yang lebih sehingga Si Kecil akan merasa mendapatkan kasih sayang maksimal dari ibunya. Perhatikan cara Moms ketika sedang menyuapi Si Kecil, jangan terburu-buru atau memaksa Si Kecil. Hal tersebut penting untuk menjaga suasana hati Si Kecil agar nantinya tidak memicu ia melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM)
Oleh karena itu, Moms perlu menciptakan suasana responsive feeding ketika menyuapi MPASI ke Si Kecil. Menciptakan responsive feeding pun tidaklah sulit. Moms cukup tidak mengandalkan gawai ketika menyuapi Si Kecil.
Tidak sedikit para ibu di luar sana yang memberikan gawai kepada Si Kecil saat proses menyuapi makanan. Hasilnya, tidak ada komunikasi yang terjalin antara Si Kecil dan Moms dan responsive feeding pun urung tercipta. Responsive feeding adalah metode pemberian MPASI di mana Moms dapat mengenali kapan Si Kecil lapar dan kenyang untuk memberikan MPASI di waktu yang tepat. Bila Si Kecil asik dengan gawai, tanda lapar dan kenyang dari Si Kecil tidak akan terlalu kentara terlihat karena ia sibuk dengan gawai.
Responsive feeding diciptakan melalui tatapan mata Moms terhadap Si Kecil saat menyuapinya makanan. Tatapan mata dari Moms ke Si Kecil mungkin terlihat biasa, tetapi hal itu justru membuat Si Kecil yakin bahwa makan adalah aktivitas yang bisa meningkatkan hubungan dengan Moms. Sehingga keberadaan gawai bisa membuat quality time antara Moms dan anak berkurang.
Kenyamanan menjadi kunci bagi Si Kecil untuk tetap tenang ketika disuapi Moms. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan popok yang membuat Si Kecil merasa pas memakainya. Popok Merries hadir untuk memberikan kenyamanan itu kepada Si Kecil. Tidak hanya terbuat dari bahan ekstra lembut, Merries tipe celana juga memiliki karet yang fleksibel, sehingga popok akan tetap nyaman digunakan bahkan ketika Si Kecil selesai makan tanpa terasa sesak.
2. Finger Food
Cara MPASI terbaik berikutnya bagi Si Kecil adalah dengan memberikannya dalam bentuk finger food. Finger food dapat dimaknai sebagai makanan yang dipotong sesuai ukuran genggaman Si Kecil dan dapat diambil sendiri olehnya.
Layaknya MPASI lainnya seperti puree atau bubur, finger food yang diberikan ke Si Kecil haruslah kaya gizi dan nutrisi. Selain untuk memenuhi gizi dan nutrisi, finger food juga bisa dijadikan sarana untuk melatih sensor motorik Si Kecil, termasuk menggigit dan mengunyah makanan.
Adapun sensor motorik yang ada pada Si Kecil terbagi menjadi dua, yakni motorik halus dan motorik kasar. Memberikan finger food kepada Si Kecil pun terbukti bisa menjadi sarana pelatihan kedua sensor motorik tersebut.
Melalui finger food, tangan Si Kecil akan terlatih untuk menggenggam, kemudian mengarahkan makanan ke mulut, mengambil makanan, meletakkannya lagi, dan sebagainya. Bukan hanya kemampuan motorik, finger food juga bisa melatih koordinasi organ gerak Si Kecil.
Makanan yang diambil Si Kecil akan secara refleks diarahkan ke mulut. Kemudian Si Kecil akan dengan sendirinya membuka mulut untuk memasukkan makanan tersebut. Setelah itu, gusi dan lidah Si Kecil akan berkoordinasi guna mengunyah makanan.
Finger food dapat Moms berikan kepada Si Kecil ketika dia menginjak usia 8 atau 9 bulan. Pada usia tersebut, Si Kecil memang sudah harus diajarkan untuk makan menggunakan tangannya sendiri. Namun, sebelum memberikan finger food kepada Si Kecil ada baiknya Moms memperhatikan beberapa hal.
Pastikan bahwa finger food yang diberikan memiliki ukuran segenggaman tangan Si Kecil. Hal ini penting diperhatikan karena apabila makanan terlalu kecil akan membuat Si Kecil tersedak. Sebaliknya, jika makanan terlalu besar Si Kecil akan kesulitan mengunyah dan menelannya. Sehingga, ketika Moms harus tetap mengawasi Si Kecil ketika ia sedang berusaha memakan finger food, agar Moms bisa langsung membantu jika Si Kecil terlihat kesulitan makan atau bila tersedak.
Hal yang mesti diperhatikan berikutnya adalah makanan yang dijadikan finger food bagi Si Kecil. Makanan yang bisa dijadikan finger food sebaiknya memiliki tekstur empuk dan mudah dikunyah oleh Si Kecil.
Beberapa makanan yang cocok dijadikan finger food untuk Si Kecil di antaranya adalah buah potong, sayuran rebus, sereal, daging yang sudah dikukus hingga empuk, biskuit bayi, dan pasta. Satu hal yang harus Moms ingat bahwa finger food yang diberikan Si Kecil haruslah memenuhi gizi dan nutrisi agar pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil tetap optimal.
3. Dihaluskan atau Diblender
Cara MPASI terbaik bagi Si Kecil selanjutnya adalah dengan dihaluskan atau diblender. MPASI dengan cara ini biasanya diberikan untuk Si Kecil yang berusia 6 hingga 8 bulan. Pada usia tersebut, Si Kecil baru dikenalkan jenis makanan lain selain ASI.
Maka dari itu, diperlukan makanan yang sangat halus agar bisa diterima oleh Si Kecil. Namun, Moms diharapkan jangan terlalu buru-buru memberikan makanan tersebut untuk Si Kecil. Baiknya Moms memperkenalkan makanan yang dihaluskan ini tetap dengan cara perlahan-lahan.
Makanan yang dihaluskan atau diblender akan membuat Si Kecil sadar bisa mendapatkan makanan selain ASI. Sebagai langkah pertama, Moms bisa memberikan bubur yang terbuat dari pisang, apel, pepaya, dan ubi yang dihaluskan menggunakan blender.
Moms bisa memperkenalkan bubur buah tersebut sekitar satu sendok teh, kemudian ditingkatkan menjadi satu sendok makan sebanyak dua kali dalam sehari.
Ketika Si Kecil mulai dikenalkan dengan MPASI, biasanya pencernaan Si Kecil akan berubah. Si Kecil mungkin pipis atau poop lebih sering, tekstur kotoran lunak pun kemungkinan akan berubah menjadi lebih encer atau keras. Jangan khawatir karena ini semua adalah proses tubuh Si Kecil mengenali nutrisi baru. Namun, perubahan ini bila tidak diantisipasi dengan tepat, akan memicu ruam di bokong Si Kecil karena lebih lembap dari biasanya. Jadi, pilih popok yang tepat Moms. Pilih Merries tipe celana yang memiliki daya tampung banyak dan daya serap cepat sehingga popok bisa lekas kembali kering. Popok celana Merries juga memiliki pola bergelombang di permukaan popok, yang berfungsi tidak hanya memisahkan kotoran lunak agar tidak menumpuk di tengah, tidak bersentuhan dengan kulit bayi, dan memaksimalkan sirkulasi udara agar popok cepat kembali kering. Lapisan terluar popok Merries juga didesain agar bisa mengeluarkan uap lembap dari dalam popok. Si Kecil pun bisa semakin nyaman dan aman dalam proses tumbuh kembangnya.
Moms bisa cek artikel ini untuk tahu berbagai resep untuk Si Kecil lainnya. Jangan lupa follow Merries di Instagram dan Facebook untuk berbagai tips dan resep parenting lainnya.